Sabtu, 19 November 2022 11:16:53 WIB
Xi Jinping Diyakini Mampu menjadi Juru Damai Rusia dan Ukraina
Indonesia
Angga Mardiansyah - Radio Bharata Online
Presiden Prancis Emmanuel Macron percaya Tiongkok lewat Presiden Xi Jinping dapat membantu mendorong Rusia untuk menghentikan perang di Ukraina. (Reuters)
JAKARTA, Radio Bharata Online - Setelah pertemuan G20 di Bali yang hanya dihadiri oleh 19 kepala negara minus Presiden Rusia, sebuah deklarasi para pemimpin dunia sepakat untuk mengakhiri perang Rusia dan Ukraina. Memang, Presiden Tiongkok Xi Jinping keberatan dengan istilah perang. Namun, Xi Jinping diyakini dapat menjadi mediator bagi kedua negara.
Pendapat itu diungkapkan Presiden Prancis Emmanuel Macron. Ia percaya Tiongkok dapat membantu mendorong Rusia untuk menghentikan perang di Ukraina.
“Tiongkok dapat memainkan peran mediasi,” kata Macron.
Dalam hal ini Macron mengatakan Xi Jinping dapat memainkan peran mediasi yang mencegah dimulainya kembali pertempuran darat berskala besar di Ukraina.
“Saya yakin Tiongkok dapat memainkan peran mediasi yang lebih penting dalam beberapa bulan mendatang, khususnya untuk mencegah kembalinya serangan darat yang lebih kuat,” kata Macron seperti dikutip xnews.id.
“Sebagian besar anggota G20 mengutuk keras perang di Ukraina dan menuntut penarikan penuh dan tanpa syarat,” tegas Macron.
Seperti diketahui, Tiongkok dan India sama-sama menahan diri dari kritik langsung terhadap invasi Rusia ke Ukraina. “G20 tidak berpaling dari perang di Ukraina. Sekalipun Vladimir Putin tidak datang, pesan yang dikirimkan kepadanya sangat jelas, sebagian besar mengutuk perang di Ukraina. Itu adalah fakta,” ungkap Macron.
Macron menambahkan bahwa di balik layar KTT G20 telah terjadi konsensus yang berkembang. “Ada ruang konvergensi, termasuk dengan ekonomi utama Tiongkok dan India, untuk mendorong Rusia menahan diri,” jelas Macron.
G20 telah menyatukan Senegal, Rwanda, Afrika Selatan, Argentina, dan Meksiko untuk menciptakan konvergensi dan memiliki pesan yang jelas untuk mengakhiri perang Rusia-Ukraina. Perang harus diakhiri dengan negosiasi.
Komentar
Berita Lainnya
Inflasi September 2022 1,17 Persen, Tertinggi Sejak Desember 2014 Indonesia
Selasa, 4 Oktober 2022 14:34:54 WIB
HUT ke-77 TNI, Jokowi Beri Tanda Kehormatan Bagi Tiga Prajurit TNI Indonesia
Rabu, 5 Oktober 2022 10:4:36 WIB
Naik-Turun Bus TransJakarta Wajib Tempel Kartu, Saldo Minimum Rp5.000 Indonesia
Rabu, 5 Oktober 2022 10:12:43 WIB
BMKG Minta Warga Waspada Gelombang 2,5 Meter di Empat Wilayah Laut NTT Indonesia
Rabu, 5 Oktober 2022 10:33:18 WIB
Presiden Ingatkan TNI untuk Selalu Siap Hadapi Tantangan Geopolitik Global Indonesia
Rabu, 5 Oktober 2022 14:31:19 WIB
Mesir Gelar Kegiatan Interaktif Belajar Bahasa Mandarin Indonesia
Rabu, 5 Oktober 2022 15:20:17 WIB
Memperkuat Ketahanan Pangan Nasional Indonesia
Rabu, 5 Oktober 2022 17:33:33 WIB
Pertemuan P20 di Buka Indonesia
Kamis, 6 Oktober 2022 14:20:55 WIB
Seluruh Biaya Perawatan Korban Kanjuruhan DItanggung Pemkab Malang Indonesia
Kamis, 6 Oktober 2022 14:48:18 WIB
Direktur PT Liga Indonesia Baru Jadi Tersangka Tragedi Kanjuruhan Indonesia
Jumat, 7 Oktober 2022 10:59:49 WIB
Kronologi Tragedi Kanjuruhan, 11 Tembakan Gas Air Mata Dilepaskan Indonesia
Jumat, 7 Oktober 2022 11:9:42 WIB
Jokowi Minta Dewan Direksi BPJS Ketenagakerjaan Kelola Dana dengan Hati-Hati Indonesia
Jumat, 7 Oktober 2022 14:43:21 WIB
Sekjen PBB Prihatin Atas Insiden Penembakan di Thailand Indonesia
Jumat, 7 Oktober 2022 15:55:21 WIB
Kirab Kebangsaan Merah Putih di Kota Pekalongan Indonesia
Jumat, 7 Oktober 2022 16:3:8 WIB
Mahfud Md Tidak Mempermasalahkan Media Asing Investigasi Tragedi Kanjuruhan Indonesia
Sabtu, 8 Oktober 2022 8:53:51 WIB