Bharata Online - Tiongkok telah berhasil menyelesaikan operasi kerja sama bawah laut pertama di dunia yang melibatkan kapal selam berawak dan wahana kendali jarak jauh (ROV) dalam ekspedisi ilmiah Samudra Arktik ke-15. Ekspedisi yang berakhir pada Jumat lalu ini menjadi yang terbesar bagi Tiongkok hingga saat ini.

Ekspedisi ini diselenggarakan oleh Kementerian Sumber Daya Alam Tiongkok dan dilakukan bersama oleh empat kapal riset, yaitu Xuelong 2, Jidi, Shenhai-1, dan Tansuo-3. Selama ekspedisi, kapal selam berawak Jiaolong, yang dibawa oleh kapal riset ilmiah Shenhai-1 (Laut Dalam No. 1), melakukan operasi kerja sama bawah laut dengan sebuah ROV.

“Sebagai kapal selam berawak, Jiaolong biasanya beroperasi sendiri. Namun kali ini, kami memperluas kemampuannya dengan bekerja sama dengan sebuah ROV. Kami menghadapi tantangan dalam hal komunikasi, penentuan posisi, dan koordinasi—yang merupakan isu-isu kunci untuk keberhasilan operasi bawah laut bersama,” kata Fu Wentao, kepala pilot penyelaman Arktik pertama Jiaolong.

Pada 14 Agustus, Jiaolong dan ROV menyelesaikan penyelaman tersinkronisasi pertama mereka, menguji sistem pemosisian dan komunikasi bawah air. Keesokan harinya, mereka melaksanakan misi gabungan kedua. ROV merekam video ketika Jiaolong mengambil sampel kehidupan bawah laut dan sedimen di dasar laut, sementara Jiaolong menyerahkan batu dan penanda operasi kepada ROV. Kedua perangkat juga merekam rekaman satu sama lain saat beroperasi di kedalaman laut.

"Operasi kolaboratif antara kapal selam berawak dan ROV dapat menghasilkan hasil yang lebih besar daripada gabungan keduanya. Pendekatan ini mengatasi keterbatasan kapasitas pengambilan sampel kendaraan berawak di bawah air dan menunjukkan bagaimana kecerdasan manusia dan presisi robot dapat dipadukan. Ini adalah evolusi alami dan penting dalam eksplorasi laut dalam,” ujar Li Dewei, Wakil Direktur Pusat Teknologi Rekayasa Laut Dalam di Pusat Laut Dalam Nasional Tiongkok.