Selasa, 28 Desember 2021 4:51:36 WIB
Anjing di Masa Tiongkok Kuno
Sosial Budaya
Agsan
Anjing pug dan Pekingese
Beijing, Bolong.id - Guan Zhong, kanselir negara Qi (770 – 476 SM) menulis: Keluarga dapat memperkaya negara dengan memelihara enam hewan peliharaan (å…ç•œ), yaitu kuda, lembu, domba, ayam, babi, dan anjing.
\r\n\r\nSampai kini, para petani Tiongkok masih sering menempelkan karakter enam hewan peliharaan di atas kandang mereka sebagai berkah Festival Musim Semi.
\r\n\r\nAnjing juga merupakan hewan ke-11 dari 12 zodiak Tiongkok. Menurut legenda, dalam perlombaan yang diselenggarakan oleh Kaisar Langit untuk menentukan urutan hewan zodiak, anjing berlari berdampingan dengan temannya, ayam jantan.
\r\n\r\nNamun, ketika mereka mencapai garis finis, ayam jantan itu mengepakkan sayapnya dan memenangkan perlombaan. Sejak saat itu, anjing dan ayam menjadi musuh, sehingga banyak idiom berkonotasi negatif yang melibatkan anjing dan ayam jantan.
\r\n\r\nDalam mitos lain yang tercatat dalam Kitab Han Akhir, catatan sejarah Tiongkok abad kelima, seorang kaisar kuno bernama Di Ku menawarkan putrinya untuk dinikahkan dengan siapa pun yang dapat membunuh jenderal musuhnya.
\r\n\r\nPanhu (ç›˜ç“ ), "dewa anjing" dengan bulu dalam lima warna, muncul dan menggigit kepala sang jenderal. Sampai mati.
\r\n\r\nKaisar menepati janjinya, dan Panhu serta sang putri dikatakan sebagai nenek moyang dari beberapa minoritas di selatan. Panhu juga dikisahkan mampu berubah menjadi manusia jika ia tinggal di bawah lonceng emas raksasa selama tujuh hari.
\r\n\r\nSelain mitologi, bukti DNA membuat beberapa ilmuwan percaya bahwa anjing pertama kali dijinakkan di selatan Sungai Yangtze, 16.300 tahun yang lalu. Tetapi sisa-sisa anjing paling awal ditemukan di Tiongkok utara—provinsi Hebei, berasal dari 10.000 tahun yang lalu, menurut arkeolog Yuan Jing di Chinese Academy of Social Sciences. Penemuan sisa tulang anjing di dekat pemukiman menunjukkan bahwa anjing menjaga desa serta membantu pemburu.
\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n
Potret wanita China bersama dengan anjing pug dan pekingese - Image from Cambridge University Press
\r\n\r\nDilansir dari The World of Chinese, fakta gelap tentang anjing di zaman kuno adalah bahwa mereka juga berfungsi sebagai sumber makanan. Dalam banyak peninggalan dinasti Shang (1600 SM – 1046 SM), fragmen tulang tulang anjing ditemukan bersama tulang lembu dan hewan peliharaan lainnya.
\r\n\r\nNamun, selama dinasti Sui (581 – 618) dan Tang (618 – 907), budaya Dataran Tengah dipengaruhi oleh pengembara dari utara, yang menghargai anjing; pada masa ini juga periode munculnya ajaran Buddha dan vegetarian. Daging anjing mulai menghilang dari meja makan kaisar dan bangsawan, dan memakan anjing dianggap sebagai tindakan yang vulgar.
\r\n\r\nDi sisi lain, sebagai teman dan sahabat setia, anjing telah memenangkan hati para kaisar dan rakyat jelata. Kaisar Wu dari Han, dari abad kedua SM, menempatkan anjing-anjingnya di sebuah istana di taman kekaisaran, yang dikenal sebagai Dog Terrance Palace. Kaisar Ling dari
\r\n\r\nAnjing juga pelayan yang setia, seperti dalam buku dongeng abad ke-50, The Accounts of Marvels (述异记), yang mengisahkan tentang Lu Ji, seorang penulis dan pejabat di abad ketiga, bekerja di ibu kota jauh dari keluarganya.
\r\n\r\nUntuk waktu yang lama, dia tidak menerima berita apa pun dari rumah dan merasa khawatir. Dia bercanda bertanya kepada anjingnya, yang bernama Telinga Kuning, apakah anjing itu bisa membawa pesan darinya kepada keluarganya.
\r\n\r\nTelinga Kuning kemudian mengibaskan ekornya dan tampak sangat senang menurutinya. Lu kemudian menulis surat, memasukkannya ke dalam wadah bambu, dan mengikatkannya ke leher anjing itu. Telinga Kuning melakukan perjalanan siang dan malam, menyampaikan pesan, dan bahkan membawa balasan.
\r\n\r\nItu adalah perjalanan panjang yang akan menghabiskan waktu 50 hari di sana dan kembali, tetapi Telinga Kuning hanya membutuhkan waktu 20 hari. Karena kisah ajaib ini, "Telinga Kuning menyampaikan pesan" atau é»„è€³ä¼ ä¹¦, menjadi sinonim untuk mengirim surat ke rumah.
\r\n\r\n\r\n\r\nLukisan anjing dari abad ke-17 - Image from The World of Chinese
\r\n\r\nAnjing menjadi lebih populer sebagai hewan peliharaan di Dinasti Ming (1368 – 1644) dan Qing (1616 – 1911), dengan beberapa keturunan Tiongkok yang terkenal berkembang pada periode ini, seperti Shar Pei dan pug. Anjing pemburu adalah favorit kaisar Manchu yang berasal dari budaya nomaden. Kaisar Yongzheng, yang dikenal dengan ketekunannya, sebenarnya meluangkan waktu di sela-sela kesibukannya untuk mendesain pakaian, tempat tidur, dan topi untuk anjing kesayangannya.
\r\n\r\nKetika para penguasa Manchu menetap dalam gaya hidup yang damai dan mewah, ras favorit istana menjadi anjing Peking yang lebih kecil, juga dikenal sebagai "anjing singa" atau 京巴儿 (jÄ«ng bÄ 'er). Ibu Suri Cixi memelihara belasan anjing kecil, dan favoritnya adalah Naga Laut dan Black Jade, keduanya adalah anjing Peking.
\r\n\r\nhttps://bolong.id/mn/1221/anjing-di-masa-china-kuno
Komentar
Berita Lainnya
Impian Ren Zhe menggabungkan budaya melalui karyanya Sosial Budaya
Selasa, 4 Oktober 2022 17:3:36 WIB
TING BAATAR Delegasi yang mengabdikan diri untuk membantu orang Sosial Budaya
Rabu, 5 Oktober 2022 17:36:8 WIB
Kanal Besar Menyaksikan Perubahan Hangzhou dari Pusat Industri Menjadi Permata Budaya Sosial Budaya
Rabu, 5 Oktober 2022 20:44:15 WIB
Demam Bersepeda Perkotaan Mencerminkan Pembangunan Yang direncanakan, Beralih ke Gaya Hidup Hijau Sosial Budaya
Rabu, 5 Oktober 2022 21:3:58 WIB
Bali memperingati Maulid Nabi 1444 H dengan menampilkan Tari Rodat Sosial Budaya
Sabtu, 8 Oktober 2022 13:18:8 WIB
Pelestarian Lingkungan Sungai Yangtze Sosial Budaya
Sabtu, 8 Oktober 2022 16:4:14 WIB
Meningkatnya Populasi panda penangkaran global Sosial Budaya
Rabu, 12 Oktober 2022 22:28:3 WIB
80 Persen kapas di Petik oleh Mesin Pemanen di Xinjiang Sosial Budaya
Rabu, 12 Oktober 2022 22:32:41 WIB
Musik Tradisional di Kota Es Harbin Daya Tarik Wisata Global Sosial Budaya
Selasa, 18 Oktober 2022 22:53:38 WIB
Transformasi Bekas Kompleks Industri di Liaoning Menjadi Taman Budaya Sosial Budaya
Rabu, 19 Oktober 2022 10:28:48 WIB
Hong Kong Freespace Jazz Fest hadir kembali, menampilkan Jill Vidal, Eugene Pao dan Ted Lo Sosial Budaya
Senin, 24 Oktober 2022 18:0:34 WIB
Perlindungan Digital Pada Situs Gua Berusia 1600 tahun Di Kota Zhangye Sosial Budaya
Jumat, 28 Oktober 2022 12:8:17 WIB
Situs Warisan Budaya, Memperkokoh Kepercayaan Bangsa Sosial Budaya
Minggu, 30 Oktober 2022 8:21:51 WIB
Hari Kota Sedunia dirayakan di Shanghai Sosial Budaya
Minggu, 30 Oktober 2022 15:32:5 WIB
Wang Yaping: Impian Terbesarku adalah Kembali Terbang ke Luar Angkasa Sosial Budaya
Jumat, 4 November 2022 18:6:41 WIB