Sabtu, 18 Maret 2023 11:15:11 WIB
Mengantisipasi Risiko Global, Tiongkok Memangkas Rasio Cadangan
Ekonomi
Endro
FOTO FILE: Markas Besar Bank Rakyat Tiongkok (PBOC), bank sentral, di Beijing, Tiongkok 28 September 2018. REUTERS/Jason Lee/File Foto
SHANGHAI, Radio Bharata Online - Bank sentral Tiongkok membuat langkah "tepat waktu," dengan memompa likuiditas ke dalam sistem perbankan, untuk menanggapi tekanan yang meningkat di industri perbankan domestik, dan meningkatnya risiko di luar negeri.
Sebuah surat kabar milik negara pada hari Sabtu melaporkan, Bank sentral pada hari Jumat mengurangi jumlah uang tunai yang harus dimiliki bank sebagai cadangan, untuk pertama kalinya tahun ini untuk mendukung pemulihan yang baru. Pemotongan rasio cadangan terjadi lebih awal dari yang diantisipasi pasar keuangan.
The Economic Daily dalam artikel halaman depan mengatakan, bahwa langkah Bank Rakyat Tiongkok, akan meredakan ketegangan setelah meningkatnya permintaan dana secara signifikan, di tengah pemulihan ekonomi. Rilis awal likuiditas juga akan membantu mempersiapkan tahap selanjutnya dari ekspansi permintaan.
Surat kabar itu menyebutkan, saat ini risiko di industri perbankan luar negeri meningkat, dan lingkungan eksternal menjadi semakin rumit.
Dengan biaya pembayaran utang industri perbankan domestik di bawah tekanan, dan marjin bunga bersih terus menyempit ke posisi terendah dalam sejarah, bank sentral mengambil langkah tepat waktu untuk menurunkan rasio persyaratan cadangan, untuk melepaskan likuiditas jangka panjang ke sistem keuangan.
Kepada Global Times, para ahli mengatakan bahwa pemotongan itu merupakan tanggung jawab pemerintah Tiongkok kepada dunia, karena tidak mengikuti AS dalam menaikkan suku bunga, tetapi tetap berpegang pada kebijakan moneter independen.
Para pemimpin Tiongkok telah berjanji untuk meningkatkan dukungan bagi ekonomi, yang secara bertahap pulih dari kemerosotan yang disebabkan pandemi COVID-19.
Sementara Pasar global minggu ini telah terpukul oleh jatuhnya pemberi pinjaman AS, Silicon Valley Bank dan Signature Bank. (CNA)
Komentar
Berita Lainnya
Investasi Banyak Masuk ke Jateng, Ganjar: Tingkat Layanan Kita Sangat Serius Ekonomi
Selasa, 4 Oktober 2022 18:8:39 WIB
Perdagangan Jerman mengalahkan ekspektasi pada Agustus , meski ekonomi melambat Ekonomi
Rabu, 5 Oktober 2022 18:2:24 WIB
Krisis Ekonomi 1997 Kembali Bayangi Asia Ekonomi
Kamis, 6 Oktober 2022 13:29:54 WIB
Pakar: Tren konsumsi sehat mencerminkan kepercayaan konsumen yang kuat Ekonomi
Jumat, 7 Oktober 2022 19:14:0 WIB
Perkiraan uang penjualan pembuat chip TSMC, persaingan melambat Ekonomi
Jumat, 7 Oktober 2022 19:44:54 WIB
Mentan-Menkeu G20 & Bank Dunia Kumpul di AS, Cari Solusi Atasi Krisis Pangan Ekonomi
Rabu, 12 Oktober 2022 9:9:53 WIB
Lebih dari Setengah Mobil Baru akan Menggunakan Listrik pada Tahun 2025 Ekonomi
Kamis, 13 Oktober 2022 21:21:32 WIB
Tibet Melihat Pertumbuhan Pengeluaran Konsumsi Tahunan Dua Digit Ekonomi
Kamis, 13 Oktober 2022 21:23:14 WIB
Gara-gara Hujan, Petani Risau Harga Cabai dan Beras Naik Ekonomi
Sabtu, 15 Oktober 2022 8:37:6 WIB
PLN: Infrastruktur Listrik Kereta Cepat Rampung Juni 2023 Ekonomi
Sabtu, 15 Oktober 2022 8:43:54 WIB
Antisipasi Resesi Gelap, Sandiaga Uno: Perkuat UMKM dan Kolaborai Ekonomi
Minggu, 16 Oktober 2022 18:8:23 WIB
Huawei akan mendirikan pusat layanan cloud Eropa pertama di Irlandia Ekonomi
Kamis, 20 Oktober 2022 10:1:4 WIB
14 Negara Tandatangani 100 Kerja Sama Dagang dengan Indonesia Ekonomi
Kamis, 20 Oktober 2022 15:36:8 WIB
Sri Mulyani Pede Ekonomi RI Tembus 5,5 Persen pada Kuartal III 2022 Ekonomi
Sabtu, 22 Oktober 2022 11:45:9 WIB