Rabu, 1 September 2021 4:52:47 WIB
Sejarah Kota Fuzhou, Permata di Selatan Tiongkok
Sosial Budaya
Agsan
Jembatan Shantong, Distrik Sejarah Shangxiahang, Fuzhou - Image from China Daily
Fuzhou, Bolong.id - Fuzhou, ibu kota provinsi Fujian tenggara, mungkin jarang hadir dalam rencana perjalanan orang-orang yang ingin berlibur ke Tiongkok. Namun, tempat ini sebenarnya layak mendapat tempat di peta para pelancong karena merupakan permata bagi penjelajah, penggemar budaya, dan pecinta kuliner. Fuzhou juga menawarkan wisata Tiongkok yang otentik di luar jalur wisata.
Dilansir dari ChinaDaily, terletak di tepi Sungai Min dan tepat di seberang Taiwan di Laut Tiongkok Timur, Fuzhou merupakan ibu kota Tiongkok selatan. Di sebelah jalan-jalan lokal yang ramai di pusat kota, Anda dapat menikmati pemandangan laut, pegunungan, dan situs bersejarah, sekaligus kuliner nikmat dan kehidupan malam Tiongkok. Fuzhou pun juga dikenal sebagai “Kota Beringin” karena banyaknya pohon beringin yang ditanam di sana sejak Dinasti Song (960-1279), menjadikannya kota yang sangat cocok bagi Anda yang ingin melarikan diri dari hiruk pikuk kehidupan kota.
Arsitektur bersejarah di pusat kota Fuzhou, dari atas Wushan - Image from China Daily
Kota Fuzhou paling tidak sudah berdiri sejak 5.000 SM dan secara resmi didirikan sebagai kota di Dinasti Han pada 202 SM. Lokasinya di dekat pantai Laut Tiongkok Timur dan kedekatannya dengan Taiwan menjadikan kota di Sungai Min ini sebagai pusat perdagangan dan budaya yang penting selama berabad-abad. Bahkan, dikatakan Marco Polo dilaporkan telah mengunjunginya.
Pada zaman Dinasti Tang (618-907), kota ini secara resmi berganti nama menjadi Fuzhou, yang berarti "kota dengan keberuntungan", pada tahun 725. Dinasti Tang adalah waktu yang makmur untuk kota. Dengan berkembangnya budaya dan agama Buddha, dan banyak pendatang baru yang datang ke daerah tersebut. Sejak saat itu, perdagangan teh, sutra, dan porselen juga menjadi makin marak. Melalui jalur perdagangan maritim, komoditas tersebut dikirim ke Afrika, Asia, dan Eropa.
Fuzhou menjadi lebih makmur secara budaya selama Dinasti Song. Di kala itu, Kuil Hualin didirikan pada tahun 964 dan menjadi salah satu bangunan kayu tertua di Tiongkok. Filsuf Konfusianisme terkenal Zhu Xi (1130-1200) dan penyair Xin Qiji (1140-1207) juga menjadikan Fuzhou rumah mereka saat itu.
Selama Dinasti Ming (1368-1644) Fuzhou menjadi salah satu titik awal pelayaran laut penjelajah terkenal Zheng He (1371-1433/35), yang berlayar dari sini ke Asia Tenggara dan sampai ke pantai Afrika. He terkenal karena membangun hubungan maritim dan menjadi titik berangkat inisiatif OBOR yang dicanangkan Tiongkok saat ini. Di era ini, Fuzhou juga merupakan pusat utama perdagangan dengan Filipina dan Kerajaan Ryukyu (Okinawa) saat itu.
Pada akhir Dinasti Qing (1644-1912), Fuzhou dijadikan salah satu dari lima pelabuhan perjanjian untuk berdagang secara terbuka dengan barat pada tahun 1842. Fuzhou juga tempat kelahiran Lin Zexu (1785-1850), yang, dalam tindakannya melawan eksploitasi asing, terkenal membuang jutaan pon opium dari pedagang Barat ke laut pada tahun 1839. Pada abad ke-20, kota ini sangat terpengaruh oleh invasi Jepang sampai kekalahan mereka pada tahun 1945. Fuzhou pun kemudian berada di garis depan konflik dengan Kuomintang dan sering menjadi sasaran serangan dari Taiwan seperti pada pengeboman pada tahun 1955.
Sebuah gang di Sanfang Qixiang - Image from China Daily
Di bawah kebijakan reformasi dan keterbukaan sejak akhir 1970-an, Fuzhou kini telah menjadi salah satu kota yang paling cepat berkembang di Tiongkok. Fuzhou kembali makmur dengan menjadi pusat utama industri, teknologi tinggi, dan manufaktur. Fuzhou sekarang menjadi rumah bagi sejumlah perusahaan domestik dan internasional serta zona pengembangan ekonomi, seperti Zona Pengembangan Ekonomi & Teknis Fuzhou, Zona Perdagangan Bebas Fuzhou, Taman Teknologi Tinggi Fuzhou, dan Area Investasi Pedagang Fuzhou Taiwan.
Pada tahun 2015, Fuzhou berhasil menduduki peringkat ke-10 sebagai wilayah metropolitan dengan pertumbuhan tercepat di dunia menurut Brookings Institution. Dalam beberapa tahun terakhir, Fuzhou telah berusaha untuk menjadi pusat strategis Jalur Sutra Maritim Abad ke-21 dan telah menjadi anggota pendiri Aliansi Kota Jalur Sutra Maritim-Benua dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNMCSR).
Komentar
Berita Lainnya
Impian Ren Zhe menggabungkan budaya melalui karyanya Sosial Budaya
Selasa, 4 Oktober 2022 17:3:36 WIB
TING BAATAR Delegasi yang mengabdikan diri untuk membantu orang Sosial Budaya
Rabu, 5 Oktober 2022 17:36:8 WIB
Kanal Besar Menyaksikan Perubahan Hangzhou dari Pusat Industri Menjadi Permata Budaya Sosial Budaya
Rabu, 5 Oktober 2022 20:44:15 WIB
Demam Bersepeda Perkotaan Mencerminkan Pembangunan Yang direncanakan, Beralih ke Gaya Hidup Hijau Sosial Budaya
Rabu, 5 Oktober 2022 21:3:58 WIB
Bali memperingati Maulid Nabi 1444 H dengan menampilkan Tari Rodat Sosial Budaya
Sabtu, 8 Oktober 2022 13:18:8 WIB
Pelestarian Lingkungan Sungai Yangtze Sosial Budaya
Sabtu, 8 Oktober 2022 16:4:14 WIB
Meningkatnya Populasi panda penangkaran global Sosial Budaya
Rabu, 12 Oktober 2022 22:28:3 WIB
80 Persen kapas di Petik oleh Mesin Pemanen di Xinjiang Sosial Budaya
Rabu, 12 Oktober 2022 22:32:41 WIB
Musik Tradisional di Kota Es Harbin Daya Tarik Wisata Global Sosial Budaya
Selasa, 18 Oktober 2022 22:53:38 WIB
Transformasi Bekas Kompleks Industri di Liaoning Menjadi Taman Budaya Sosial Budaya
Rabu, 19 Oktober 2022 10:28:48 WIB
Hong Kong Freespace Jazz Fest hadir kembali, menampilkan Jill Vidal, Eugene Pao dan Ted Lo Sosial Budaya
Senin, 24 Oktober 2022 18:0:34 WIB
Perlindungan Digital Pada Situs Gua Berusia 1600 tahun Di Kota Zhangye Sosial Budaya
Jumat, 28 Oktober 2022 12:8:17 WIB
Situs Warisan Budaya, Memperkokoh Kepercayaan Bangsa Sosial Budaya
Minggu, 30 Oktober 2022 8:21:51 WIB
Hari Kota Sedunia dirayakan di Shanghai Sosial Budaya
Minggu, 30 Oktober 2022 15:32:5 WIB
Wang Yaping: Impian Terbesarku adalah Kembali Terbang ke Luar Angkasa Sosial Budaya
Jumat, 4 November 2022 18:6:41 WIB