Kamis, 6 Juli 2023 14:3:55 WIB

Erick Thohir: Indonesia Bukan Siapa-siapa di Mata FIFA
Olahraga

Bagas Sumarlan - Radio Bharata Online

banner

Ketua Umum PSSI Erick Thohir mengatakan Indonesia bukan siapa-siapa di mata FIFA. (Dok. Pribadi)

Radio Bharata Online - Ketua Umum PSSI Erick Thohir menegaskan Indonesia tidak boleh merasa seperti anak emas karena bukan siapa-siapa di mata FIFA.
Hal itu ditegaskan Erick usai memantau seleksi pemain Timnas Indonesia U-17 untuk Piala Dunia U-17 2023 yang berlangsung di Stadion Madya, Jakarta, Kamis (6/7).

Pria yang juga menjabat Menteri BUMN ini mengingatkan bahwa Indonesia masih dalam pengawasan FIFA. Ini berkaitan dengan Tragedi Kanjuruhan yang menyebabkan 135 orang meninggal dunia dan batalnya Piala Dunia U-20 2023 berlangsung di Indonesia karena penolakan terhadap partisipasi Israel.

"Saya sudah berkali-kali bicara jangan ada persepsi, gini lho, kita ini kan sedang membangun sepak bola. Kalau mau membangun sepak bola nggak bisa sendiri-sendiri. Kita bekerja sama dengan Jepang, kita bekerja sama dengan Jerman. Sekarang kita bekerja sama dengan Garuda Select. Sama, membangun infrastruktur pun tidak bisa sendiri-sendiri. Ingat lho, kan ini satu kesatuan pemerintah," ujar Erick kepada awak media.

"Kalau kita sama swasta ini Garuda Select aja bisa bekerja sama, masa sesama kita yang cinta bola tidak mau bangun sama-sama. Sekarang, jangan ini menjadi seakan-akan program terpecah-pecah. Ingat, kita ini masih dalam proses pengawasan FIFA. Ingat [Tragedi] Kanjuruhan, ingat gagalnya [Piala Dunia] U-20. Ini kan semua sudah mulai, media juga menulis bahwa presiden Gianni [Infantino] follow Instagram, PSSI, negara lain enggak. Jangan-jangan jadi anak emas, gak boleh [seperti itu]. Kita bukan siapa-siapa di mata FIFA," ia melanjutkan.

Erick juga mengatakan FIFA mengapresiasi Indonesia karena blue print PSSI 'Garuda Mendunia' yang sempat dibawa saat bertemu FIFA untuk lobi-lobi sebelum pembatalan Piala Dunia U-20 2023 terjadi.

"Kita ini negara yang diapresiasi FIFA. Karena apa? Kesepakatan blue print yang waktu itu kita gak dihukum. Apa blue printnya? Garuda akan terbang tinggi di tahun 2045, itu ada langkah-langkahnya. Jadi gak bisa sepotong-sepotong," ucapnya, dikutip dari CNN Indonesia.com.

Indonesia kini menatap gelaran Piala Dunia U-17 2023 setelah ditunjuk oleh FIFA menggantikan Peru. Persiapan pun telah mulai dilakukan termasuk melakukan inspeksi stadion untuk melihat kesiapan venue yang akan diajukan ke FIFA termasuk Jakarta International Stadium (JIS).

 

Komentar

Berita Lainnya

Jokowi Sambut Presiden FIFA di Istana Merdeka Olahraga

Selasa, 18 Oktober 2022 13:40:25 WIB

banner