Rabu, 24 November 2021 4:39:48 WIB
Lira Turki Anjlok, Oposisi sampai Warga Desak Erdogan Mundur
Sosial Budaya
Angga Mardiansyah
Oposisi menyalahkan Presiden Turki Erdogan atas inflasi nilai mata uang lira yang terus memburuk. (Foto: AFP/ADEM ALTAN)
Kelompok oposisi pemerintah Turki menyalahkan Presiden Recep Tayyip Erdogan atas penurunan nilai mata uang lira yang anjlok hingga 15 persen terhadap dolar Amerika Serikat.
\r\n\r\nPolitikus oposisi di parlemen Turki menganggap inflasi ini menggiring Turki menghadapi "malapetaka" paling gelap dalam sejarah.
\r\n\r\n"Belum ada bencana seperti ini dalam sejarah Republik Turki," kata pemimpin oposisi dari Partai Rakyat Republik, Kemal Kilicdaroglu pada Selasa (23/11).
\r\n\r\nKilicdaroglu menyalahkan Erdogan, yang telah memimpin Turki sejak 2003, sebagai penyebab nilai lira yang terus terperosok.
\r\n\r\n"Pada titik ini, Anda (Erdogan) adalah masalah keamanan nasional mendasar bagi Republik Turki," katanya seperti dikutip Reuters.
\r\n\r\nMantan perdana menteri Turki, Ahmet Davutoglu, eks sekutu Erdogan, menganggap kebijakan ekonomi sang presiden merupakan bentuk "pengkhianatan dan bukan soal ketidaktahuan."
\r\n\r\nSejauh ini,Erdogan telah memangkas suku bunga bank sentral yang ia yakini dapat menggenjot ekspor, investasi, dan lapangan pekerjaan. Di sisi lain, sebagian ekonom menilai penurunan suku bunga adalah kebijakan yang 'sembrono'. Warga Turki mengatakan bahwa penurunan Lira telah menjungkirbalikkan anggaran rumah tangga dan rencana pada masa depan.
\r\n\r\nKilicdaroglu, Davutoglu dan beberapa pemimpin oposisi lainnya telah mengumumkan pertemuan darurat guna membahas masalah inflasi lira yang terbesar kedua selama sejarah.
\r\n\r\nPer Selasa (23/11), nilai tukar lira terhadap dolar AS terus merosot hingga 15 persen.
\r\n\r\nInflasi menyebabkan sejumlah harga barang dan komoditas mulai naik, membuat warga Turki mempertimbangkan kembali pengeluaran bulanan hingga rencana liburan.
\r\n\r\nSejumlah pedagang di sebuah mal di pusat Ibu Kota Ankara mengatakan terus memantau pergerakan nilai lira. Saat ini, nilai lira terhadap dolar AS melemah menjadi 13,45. Setahun lalu, 1 dolar AS masih sama dengan 8 lira.
\r\n\r\n"Saya jadi tidak dapat bekerja tanpa mengikuti pergerakan dolar. Saya rasa tidak ada satu hari pun saya tidak memperhatikan anggaran saya, dan perhitungannya berubah 100 kali lipat saat saya mendapatkan gaji bulan depan. Tidak ada yang tersisa, termasuk kertas toilet, yang saya beli tanpa berpikir dengan hati-hati," ucap seorang pekerja biro iklan di Ankara, Selin.
\r\n\r\nNetizen Turki turut mengutarakan keluh kesah mereka terhadap inflasi yang terus memburuk di media sosial.
\r\n\r\nTopik "kami sedang tenggelam" hingga "pemerintah mundur" menjadi trending di Twitter Turki.
\r\n\r\nDi tenggara kota Diyarbakir, seorang pemilik toko membakar uang palsu di jalan sebagai simbol protes.
\r\n\r\n"Kami tidak bisa tidur, kami tidak tahu tentang masa depan kami," ucapnya.
\r\n\r\nBeberapa orang yang berbicara kepada Reuters mengatakan bahwa begitu mereka menerima gaji, mereka langsung menukarnya dengan mata uang asing.
\r\n\r\n"Saya telah meminta uang muka gaji bulanan saya hanya untuk mengubahnya menjadi dolar sehingga saya dapat mempertahankan nilai dalam penghasilan saya," kata Emirhan Metin yang berprofesi sebagai pengacara di Istanbul.
\r\n\r\n"Hampir tidak mungkin untuk fokus atau membicarakan hal lain pada saat ini," paparnya menambahkan.
\r\n\r\nHaluk, editor film lepas berusia 36 tahun, mengatakan dia sering dibayar dengan jeda enam hingga delapan bulan.
\r\n\r\n"Jadi kontrak yang saya tandatangani bulan lalu bernilai 20% lebih sedikit hari ini. Siapa yang tahu berapa nilainya ketika saya dibayar enam bulan ke depan?" papar Haluk.
\r\n\r\nDoruk Akpek, CEO sebuah startup di Turki, mengatakan dia mencoba menyimpan tabungannya dalam dolar dan mata uang kripto, tetapi menambahkan situasinya kini lebih sulit bagi mereka yang hanya memiliki lira.
\r\n\r\n"Ada juga ketidakbahagiaan psikologis, Anda melihat negara runtuh di depan mata Anda. Itu berdampak pada moral dan motivasi orang," kata Akpek.cnnindonesia
Komentar
Berita Lainnya
Impian Ren Zhe menggabungkan budaya melalui karyanya Sosial Budaya
Selasa, 4 Oktober 2022 17:3:36 WIB
TING BAATAR Delegasi yang mengabdikan diri untuk membantu orang Sosial Budaya
Rabu, 5 Oktober 2022 17:36:8 WIB
Kanal Besar Menyaksikan Perubahan Hangzhou dari Pusat Industri Menjadi Permata Budaya Sosial Budaya
Rabu, 5 Oktober 2022 20:44:15 WIB
Demam Bersepeda Perkotaan Mencerminkan Pembangunan Yang direncanakan, Beralih ke Gaya Hidup Hijau Sosial Budaya
Rabu, 5 Oktober 2022 21:3:58 WIB
Bali memperingati Maulid Nabi 1444 H dengan menampilkan Tari Rodat Sosial Budaya
Sabtu, 8 Oktober 2022 13:18:8 WIB
Pelestarian Lingkungan Sungai Yangtze Sosial Budaya
Sabtu, 8 Oktober 2022 16:4:14 WIB
Meningkatnya Populasi panda penangkaran global Sosial Budaya
Rabu, 12 Oktober 2022 22:28:3 WIB
80 Persen kapas di Petik oleh Mesin Pemanen di Xinjiang Sosial Budaya
Rabu, 12 Oktober 2022 22:32:41 WIB
Musik Tradisional di Kota Es Harbin Daya Tarik Wisata Global Sosial Budaya
Selasa, 18 Oktober 2022 22:53:38 WIB
Transformasi Bekas Kompleks Industri di Liaoning Menjadi Taman Budaya Sosial Budaya
Rabu, 19 Oktober 2022 10:28:48 WIB
Hong Kong Freespace Jazz Fest hadir kembali, menampilkan Jill Vidal, Eugene Pao dan Ted Lo Sosial Budaya
Senin, 24 Oktober 2022 18:0:34 WIB
Perlindungan Digital Pada Situs Gua Berusia 1600 tahun Di Kota Zhangye Sosial Budaya
Jumat, 28 Oktober 2022 12:8:17 WIB
Situs Warisan Budaya, Memperkokoh Kepercayaan Bangsa Sosial Budaya
Minggu, 30 Oktober 2022 8:21:51 WIB
Hari Kota Sedunia dirayakan di Shanghai Sosial Budaya
Minggu, 30 Oktober 2022 15:32:5 WIB
Wang Yaping: Impian Terbesarku adalah Kembali Terbang ke Luar Angkasa Sosial Budaya
Jumat, 4 November 2022 18:6:41 WIB