Jumat, 5 November 2021 0:15:49 WIB
Rotasi Bumi Melambat Secara Misterius
Sosial Budaya
Agsan
Hari Terasa Panjang, Rotasi Bumi Melambat Secara Misterius. Foto: NOAA
Awal tahun lalu, para ilmuwan mencatat Bumi mulai berputar sedikit lebih cepat di sekitar porosnya. Namun baru-baru ini Bumi mengurangi kecepatan rotasinya.
Melambatnya rotasi Bumi membuat perhitungan satu hari di Bumi bertambah. Diperkirakan perlambatan ini membuat perhitungan waktu dunia harus bertambah satu detik di tahun mendatang.
Rata-rata, planet ini menyelesaikan rotasi penuh di sekitar poros pusatnya setiap 86.400 detik atau 24 jam. Tapi rotasi Bumi itu disebut tak sempurna, lantaran banyak variasi sepanjang waktu tergantung pada pergerakan inti, lautan dan atmosfer.
Dalam praktiknya, setiap putaran dapat bervariasi dalam waktu sepersekian detik, yang seiring waktu dapat menambah detik penuh. Saat ini, para ilmuwan melacak waktu dengan bantuan jam atom, yang menetapkan standar untuk Waktu Terkoordinasi Universal (UTC).
Jam ultra-akurat ini mengukur waktu dengan mengamati pergerakan elektron dalam atom yang didinginkan hingga nol mutlak (−273.15C). Jika ada perbedaan antara waktu yang ditentukan oleh jam atom dan putaran Bumi, para ilmuwan dapat menambah atau mengurangi "detik kabisat" untuk menjelaskan perbedaannya.
Detik kabisat adalah penyisipan satu detik ke dalam kalender. Satu detik disisipkan dengan maksud agar standar waktu yang disiarkan kepada masyarakat umum dipertahankan supaya selalu dekat dengan nilai waktu rata-rata Matahari.
"Sejak sistem detik kabisat diperkenalkan pada tahun 1972, rotasi bumi umumnya agak lambat dan sejauh ini, ada 27 detik kabisat, dan semuanya positif. Dengan kata lain, mereka semua telah menambahkan satu detik ekstra ke jam kita, memungkinkan Bumi untuk mengejar ketinggalan," ujar ahli astrofisika Graham Jones, dikutip dari Live Science, Sabtu (30/10/2021).
Data yang dikumpulkan oleh National Institute of Standards and Technology (NIST), satu detik kabisat ditambahkan ke jam pada Malam Tahun Baru 2016.
Rata-rata, para ilmuwan telah menambahkan lompatan kedua ke jam setiap 18 bulan atau lebih. Ketika putaran Bumi berlangsung lebih cepat pada tahun 2020, para ilmuwan merenungkan kemungkinan menambahkan detik kabisat negatif untuk membuat perbedaan.
Hari terpendek tahun itu, tercatat pada 19 Juli 2020 ketika planet ini menyelesaikan satu hari penuh selama 1.4602 milidetik lebih cepat dari rata-rata 86.400 detik.
Bumi semakin melambat
Menurut sebuah laporan di Time and Date, planet kita melambat di tahun ini setelah rata-rata panjang hari bertambah pada 1 Juli dan 30 September sebesar 0,05 milidetik, lebih banyak daripada tahun 2020.
Bumi, akibatnya, berputar lebih lambat dibandingkan paruh pertama tahun 2021, meskipun kecepatannya masih di atas rata-rata. Berdasarkan tingkat putaran saat ini, para ilmuwan mungkin perlu memperkenalkan detik kabisat negatif dalam waktu sekitar 10 tahun.
Namun, kondisi ini juga bisa berubah tanpa pemberitahuan jika Bumi tiba-tiba mempercepat atau memperlambat rotasinya tanpa peringatan. Fenomena aneh itu membuat para ilmuwan sulit untuk mencoba memodelkan perilaku ini di masa depan.
"Kami telah mencoba pemodelan internal untuk dua tahun ke depan atau lebih. Tapi kami kesulitan memprediksi untuk jangka waktu lebih dari enam bulan atau satu tahun ke depan," kata Nick Stamatakos dari US Naval Observatory.
Para ilmuwan tidak yakin apa yang menyebabkan perubahan jangka panjang pada rotasi Bumi ini. Kadang-kadang, ini dipicu oleh gempa Bumi yang kuat karena dapat menyebabkan massa Bumi diatur ulang.
Para ilmuwan juga percaya, hilangnya es di Greenland telah berkontribusi pada perlambatan Bumi sebagai akibat dari lelehan air yang menjauh dari kutub planet.
https://inet.detik.com/science/d-5788888/waduh-rotasi-bumi-melambat-secara-misterius.
Komentar
Berita Lainnya
Impian Ren Zhe menggabungkan budaya melalui karyanya Sosial Budaya
Selasa, 4 Oktober 2022 17:3:36 WIB
TING BAATAR Delegasi yang mengabdikan diri untuk membantu orang Sosial Budaya
Rabu, 5 Oktober 2022 17:36:8 WIB
Kanal Besar Menyaksikan Perubahan Hangzhou dari Pusat Industri Menjadi Permata Budaya Sosial Budaya
Rabu, 5 Oktober 2022 20:44:15 WIB
Demam Bersepeda Perkotaan Mencerminkan Pembangunan Yang direncanakan, Beralih ke Gaya Hidup Hijau Sosial Budaya
Rabu, 5 Oktober 2022 21:3:58 WIB
Bali memperingati Maulid Nabi 1444 H dengan menampilkan Tari Rodat Sosial Budaya
Sabtu, 8 Oktober 2022 13:18:8 WIB
Pelestarian Lingkungan Sungai Yangtze Sosial Budaya
Sabtu, 8 Oktober 2022 16:4:14 WIB
Meningkatnya Populasi panda penangkaran global Sosial Budaya
Rabu, 12 Oktober 2022 22:28:3 WIB
80 Persen kapas di Petik oleh Mesin Pemanen di Xinjiang Sosial Budaya
Rabu, 12 Oktober 2022 22:32:41 WIB
Musik Tradisional di Kota Es Harbin Daya Tarik Wisata Global Sosial Budaya
Selasa, 18 Oktober 2022 22:53:38 WIB
Transformasi Bekas Kompleks Industri di Liaoning Menjadi Taman Budaya Sosial Budaya
Rabu, 19 Oktober 2022 10:28:48 WIB
Hong Kong Freespace Jazz Fest hadir kembali, menampilkan Jill Vidal, Eugene Pao dan Ted Lo Sosial Budaya
Senin, 24 Oktober 2022 18:0:34 WIB
Perlindungan Digital Pada Situs Gua Berusia 1600 tahun Di Kota Zhangye Sosial Budaya
Jumat, 28 Oktober 2022 12:8:17 WIB
Situs Warisan Budaya, Memperkokoh Kepercayaan Bangsa Sosial Budaya
Minggu, 30 Oktober 2022 8:21:51 WIB
Hari Kota Sedunia dirayakan di Shanghai Sosial Budaya
Minggu, 30 Oktober 2022 15:32:5 WIB
Wang Yaping: Impian Terbesarku adalah Kembali Terbang ke Luar Angkasa Sosial Budaya
Jumat, 4 November 2022 18:6:41 WIB