Kamis, 25 Mei 2023 8:55:35 WIB
Kasus penipuan yang melibatkan personel agama palsu
Sosial Budaya
Endro

Foto bagian luar Katedral Maria Dikandung Tanpa Noda Keuskupan Agung Beijing yang diambil pada 2 Juli 2021. Foto: CFP
BEIJING, Radio Bharata Online – Tiongkok pada hari Selasa (23/5) telah memperkenalkan sistem identifikasi online, untuk mengetahui informasi para rohaniwan dari beberapa agama yang diakui di negara itu, yaitu Islam, Katolik, dan Kristen. Langkah ditujukan untuk mempromosikan keterbukaan dalam urusan agama, serta identifikasi dan manajemen para rohaniwan.
Memasuki situs web Asosiasi Islam Tiongkok, Gereja Katolik Tiongkok, Dewan Kristen Tiongkok dan Biro Urusan Agama Negara Tiongkok, masyarakat dapat mengetahui informasi para rohaniwan yang resmi teridentifikasi, dan terdaftar sesuai dengan hukum, melalui sistem setelah memasukkan dua pesan yang diperlukan.
Salah satunya adalah nama pendeta di kartu identitas atau gelar keagamaan. Pesan kedua adalah nomor KTP pendeta atau kota tempat dia berada.
Jika orang tersebut adalah benar pendeta yang diidentifikasi dan terdaftar sesuai dengan hukum, maka informasi pendeta tersebut termasuk nama, jenis kelamin, foto, gelar agama, sekte agama, identitas pendeta, dan nomor KTP pendeta akan ditampilkan. Jika tidak, sistem akan menunjukkan bahwa informasi orang tersebut tidak ditemukan.
Sistem pencarian informasi serupa untuk pendeta Buddha dan Tao, juga telah diluncurkan pada bulan Februari, dengan tujuan untuk mengatur manajemen personil klerus, dan memerangi kasus penipuan yang terkait dengan personil agama palsu.
Seperti dilansir Global Times, Kantor berita Xinhua melaporkan, Kasus penipuan yang melibatkan personel agama palsu, telah terjadi dari waktu ke waktu selama beberapa tahun terakhir, yang secara serius mencoreng citra kelompok agama, mengganggu ketertiban sosial dan publik, menyebabkan kerugian ekonomi dan properti, serta menciptakan dampak sosial yang sangat buruk.
Pada tahun 2021, Wang Xingfu di Jinan, Provinsi Shandong, Tiongkok Timur, dijatuhi hukuman 25 tahun penjara setelah dia secara ilegal mengumpulkan hampir 200 juta yuan ($29,11 juta), dan memperkosa atau mencabuli beberapa murid perempuan, dengan cara memalsukan identitas sebagai Buddha Hidup dari agama Buddha Tibet. (Global Times)
Komentar
Berita Lainnya
Dengan sejarah lebih dari 2 Sosial Budaya
Rabu, 5 Oktober 2022 20:44:15 WIB

Popularitas bersepeda di Tiongkok telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir Sosial Budaya
Rabu, 5 Oktober 2022 21:3:58 WIB

Umat Islam menampilkan Tari Rodat saat pawai memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW 1444 H di Kampung Islam Kepaon Sosial Budaya
Sabtu, 8 Oktober 2022 13:18:8 WIB

Pada tahun 2021 proporsi baiknya kualitas air perairan sungai Yangtze 97 Sosial Budaya
Sabtu, 8 Oktober 2022 16:4:14 WIB

Jumlah panda raksasa yang ditangkap di seluruh dunia telah mencapai 673 hampir dua kali lipat jumlah dari satu dekade lalu Sosial Budaya
Rabu, 12 Oktober 2022 22:28:3 WIB

roduksi kapas di Xinjiang mencapai 5 Sosial Budaya
Rabu, 12 Oktober 2022 22:32:41 WIB

Alunan biola Sosial Budaya
Selasa, 18 Oktober 2022 22:53:38 WIB

Meliputi area seluas 180 Sosial Budaya
Rabu, 19 Oktober 2022 10:28:48 WIB

Dalam edisi keempatnya Sosial Budaya
Senin, 24 Oktober 2022 18:0:34 WIB

Proyek digitalisasi Gua Kuil Mati yang menelan investasi sebesar 3 Sosial Budaya
Jumat, 28 Oktober 2022 12:8:17 WIB

Pemerintah Kota Shanghai Bekerjasama Dengan PBB Menggelar Berbagai Acara Untuk Merayakan Hari Kota Sedunia Sosial Budaya
Minggu, 30 Oktober 2022 15:32:5 WIB
