Jumat, 27 Agustus 2021 2:36:32 WIB
Kebaya Encim, Akulturasi Budaya Betawi-Tionghoa-Belanda
Sosial Budaya
Agsan
Model mengenakan kebaya encim
Bolong.id - Kebaya, salah satu pakaian tradisional bagi perempuan Indonesia, memiliki beberapa model yang berbeda dan salah satunya adalah kebaya encim. Dan ternyata kebaya ini merupakan hasil dari akulturasi budaya Betawi, Tionghoa, dan Belanda.
Kebaya encim adalah sebuah pakaian tradisional Betawi yang sudah ada sejak kurang lebih 500 tahun lalu. Namun dengan seiring perkembangan zaman dan budaya, kebaya encim pun dipengaruhi oleh budaya Tionghoa dan Belanda pada abad ke-19.
Menurut antropolog Dyah Wara, sebutan asli kebaya encim adalah kebaya nyonya. Sebutan “nyonya” merujuk pada nyonya-nyonya besar dari kalangan atas lokal maupun Belanda yang biasa mengenakan pakaian ini. Awalnya, harga pakaian ini pun juga cukup mahal dan hanya dikenakan pada acara-acara penting. Dan seringkali berwarna putih.
Kemudian, perempuan Tionghoa berperan dalam memassalkan penggunaan kebaya nyonya sehingga harganya pun menjadi lebih terjangkau. Nama kebaya nyonya pun perlahan-lahan berubah menjadi kebaya encim. Menurut Dyah, kata “encim” berasal dari bahasa Hokkian, suku Tionghoa yang paling dominan di Batavia pada saat itu.
Kreasi ulang pun dilakukan oleh perempuan Tionghoa dalam segi warna dan motif kebaya. Karena orang Tionghoa percaya bahwa warna putih melambangkan duka, mereka pun menggantinya dengan warna merah dan emas yang melambangkan keberuntungan dan kejayaan. Motif burung Phoenix dan burung merak pun juga seringkali ditambahkan untuk menghias kebaya encim. (*)
https://bolong.id/lp/0821/kebaya-encim-akulturasi-budaya-betawi-tionghoa-belanda
Komentar
Berita Lainnya
Impian Ren Zhe menggabungkan budaya melalui karyanya Sosial Budaya
Selasa, 4 Oktober 2022 17:3:36 WIB
TING BAATAR Delegasi yang mengabdikan diri untuk membantu orang Sosial Budaya
Rabu, 5 Oktober 2022 17:36:8 WIB
Kanal Besar Menyaksikan Perubahan Hangzhou dari Pusat Industri Menjadi Permata Budaya Sosial Budaya
Rabu, 5 Oktober 2022 20:44:15 WIB
Demam Bersepeda Perkotaan Mencerminkan Pembangunan Yang direncanakan, Beralih ke Gaya Hidup Hijau Sosial Budaya
Rabu, 5 Oktober 2022 21:3:58 WIB
Bali memperingati Maulid Nabi 1444 H dengan menampilkan Tari Rodat Sosial Budaya
Sabtu, 8 Oktober 2022 13:18:8 WIB
Pelestarian Lingkungan Sungai Yangtze Sosial Budaya
Sabtu, 8 Oktober 2022 16:4:14 WIB
Meningkatnya Populasi panda penangkaran global Sosial Budaya
Rabu, 12 Oktober 2022 22:28:3 WIB
80 Persen kapas di Petik oleh Mesin Pemanen di Xinjiang Sosial Budaya
Rabu, 12 Oktober 2022 22:32:41 WIB
Musik Tradisional di Kota Es Harbin Daya Tarik Wisata Global Sosial Budaya
Selasa, 18 Oktober 2022 22:53:38 WIB
Transformasi Bekas Kompleks Industri di Liaoning Menjadi Taman Budaya Sosial Budaya
Rabu, 19 Oktober 2022 10:28:48 WIB
Hong Kong Freespace Jazz Fest hadir kembali, menampilkan Jill Vidal, Eugene Pao dan Ted Lo Sosial Budaya
Senin, 24 Oktober 2022 18:0:34 WIB
Perlindungan Digital Pada Situs Gua Berusia 1600 tahun Di Kota Zhangye Sosial Budaya
Jumat, 28 Oktober 2022 12:8:17 WIB
Situs Warisan Budaya, Memperkokoh Kepercayaan Bangsa Sosial Budaya
Minggu, 30 Oktober 2022 8:21:51 WIB
Hari Kota Sedunia dirayakan di Shanghai Sosial Budaya
Minggu, 30 Oktober 2022 15:32:5 WIB
Wang Yaping: Impian Terbesarku adalah Kembali Terbang ke Luar Angkasa Sosial Budaya
Jumat, 4 November 2022 18:6:41 WIB