Minggu, 19 Desember 2021 4:50:20 WIB
Korban Tewas Topan Rai Filipina Bertambah Jadi 75 Orang
Sosial Budaya
Angga Mardiansyah
Ilustrasi. Korban tewas akibat Topan Rai yang melanda Filipina bertambah menjadi 75 orang. (AFP/BOBBIE ALOTA)
Korban tewas akibat Topan Rai yang menerjang Filipina sejak Kamis (16/12) lalu bertambah menjadi 75 orang. Informasi ini disampaikan oleh Gubernur Bohol, Arthur Yap melalui laman Facebook resminya.
Teranyar, Bohol melaporkan sebanyak 49 korban tewas. Dengan penambahan tersebut, total korban tewas bertambah menjadi 75 orang.
Sementara 10 orang lainnya dinyatakan masih hilang dan 13 lain mengalami cedera.
"Komunikasi masih terputus. Hanya 21 Wali Kota dari 48 yang menghubungi kami," kata Yap, seperti dikutip dari AFP.
Menurut Yap, hal tersebut menimbulkan kekhawatiran akan kemungkinan pertambahan jumlah korban tewas.
Lebih dari 300 ribu orang meninggalkan rumah dan resor tepi pantai mereka saat Topan Rai, atau yang disebut warga lokal Odette, melanda wilayah selatan dan tengah kepulauan Filipina.
Badai dengan kecepatan angin mencapai 195 kilometer per jam itu memutus komunikasi dan listrik di banyak daerah, memorak-porandakan atap pemukiman, dan merobohkan tiang listrik beton.
Ilustrasi. Hingga saat ini, Topan Rai yang menerjang Filipina menewaskan 75 orang di antaranya. (AP/Jay Labra)
Yap mengatakan, ribuan personel militer, polisi, penjaga pantai, dan pemadam kebakaran dikerahkan untuk membantu upaya pencarian dan penyelamatan di daerah-daerah yang terkena dampak paling parah.
Selain itu, sebuah kapal Angkatan Laut Filipina yang membawa barang dan bantuan lainnya akan berangkat ke Bohol pada hari Senin (20/12) besok.
Adapun daerah dengan kerusakan paling parah akibat Topan Rai berada di pulau Siargao, Dinagat, dan Mindanao.
Foto udara yang dibagikan oleh militer menunjukkan kerusakan parah di Siargao. Wilayah yang banyak dikunjungi peselancar dan turis menjelang Natal itu tampak porak poranda dengan puing-puing bangunan yang berserakan.
Sementara itu, Gubernur Dinagat, Arlene Bag-ao mengatakan, kerusakan pulau itu tidak lebih buruk dibanding saat Topan Super Haiyan menerjang wilayah tersebut pada 2013 silam.
Haiyan, yang disebut Yolanda di Filipina, adalah topan paling mematikan yang pernah tercatat di negara itu, menyebabkan lebih dari 7.300 orang tewas atau hilang.cnnindonesia
Komentar
Berita Lainnya
Impian Ren Zhe menggabungkan budaya melalui karyanya Sosial Budaya
Selasa, 4 Oktober 2022 17:3:36 WIB
TING BAATAR Delegasi yang mengabdikan diri untuk membantu orang Sosial Budaya
Rabu, 5 Oktober 2022 17:36:8 WIB
Kanal Besar Menyaksikan Perubahan Hangzhou dari Pusat Industri Menjadi Permata Budaya Sosial Budaya
Rabu, 5 Oktober 2022 20:44:15 WIB
Demam Bersepeda Perkotaan Mencerminkan Pembangunan Yang direncanakan, Beralih ke Gaya Hidup Hijau Sosial Budaya
Rabu, 5 Oktober 2022 21:3:58 WIB
Bali memperingati Maulid Nabi 1444 H dengan menampilkan Tari Rodat Sosial Budaya
Sabtu, 8 Oktober 2022 13:18:8 WIB
Pelestarian Lingkungan Sungai Yangtze Sosial Budaya
Sabtu, 8 Oktober 2022 16:4:14 WIB
Meningkatnya Populasi panda penangkaran global Sosial Budaya
Rabu, 12 Oktober 2022 22:28:3 WIB
80 Persen kapas di Petik oleh Mesin Pemanen di Xinjiang Sosial Budaya
Rabu, 12 Oktober 2022 22:32:41 WIB
Musik Tradisional di Kota Es Harbin Daya Tarik Wisata Global Sosial Budaya
Selasa, 18 Oktober 2022 22:53:38 WIB
Transformasi Bekas Kompleks Industri di Liaoning Menjadi Taman Budaya Sosial Budaya
Rabu, 19 Oktober 2022 10:28:48 WIB
Hong Kong Freespace Jazz Fest hadir kembali, menampilkan Jill Vidal, Eugene Pao dan Ted Lo Sosial Budaya
Senin, 24 Oktober 2022 18:0:34 WIB
Perlindungan Digital Pada Situs Gua Berusia 1600 tahun Di Kota Zhangye Sosial Budaya
Jumat, 28 Oktober 2022 12:8:17 WIB
Situs Warisan Budaya, Memperkokoh Kepercayaan Bangsa Sosial Budaya
Minggu, 30 Oktober 2022 8:21:51 WIB
Hari Kota Sedunia dirayakan di Shanghai Sosial Budaya
Minggu, 30 Oktober 2022 15:32:5 WIB
Wang Yaping: Impian Terbesarku adalah Kembali Terbang ke Luar Angkasa Sosial Budaya
Jumat, 4 November 2022 18:6:41 WIB