Rabu, 21 Agustus 2024 11:44:1 WIB

Tren ini dengan cepat mendapatkan popularitas
Sosial Budaya

Endro

banner

Foto Karya Yunier, memperlihatkan seorang gadis berwajah cantik, dalam balutan qipao biru , sedang duduk di ambang pintu sebuah tempat pangkas rambut kuno, dan tampak termenung.

BEIJING, Radio Bharata Online - Di tengah diskusi yang sedang berlangsung tentang "kota, bukan kota," sebuah frasa viral yang menggambarkan semangat urban Tiongkok, sebuah tren baru, telah menarik perhatian banyak kota dan daerah yang lebih kecil.

Kemunculan "Sastra kota kecil" telah memicu gairah dalam seni fotografi. Di ​​jalan-jalan yang remang-remang dan kuno, bangunan-bangunan yang lapuk, dan dengan orang-orang muda Tiongkok yang mengenakan pakaian vintage, sebuah upaya dilakukan untuk menyampaikan emosi kesepian melalui mata, dan bahasa tubuh mereka yang ekspresif, disertai dengan untaian kalimat yang menjelaskan, seperti "tidak bisa melarikan diri, tidak bisa melihat tembus."

Di balik layar, banyak fotografer dan model dari daerah perkotaan menjelajah ke kota-kota kecil dan daerah-daerah di seluruh Tiongkok, hanya untuk menangkap esensi dari nuansa era lampau.

Kalau sastra dan film sering menggambarkan kota kecil tradisional Tiongkok sebagai kehancuran dan vitalitas yang baru lahir, maka tren sastra kota kecil saat ini, telah mendapat kritik karena penggambarannya yang suram terhadap realitas. 

Meskipun demikian, tren ini dengan cepat mendapatkan popularitas, dengan jutaan penayangan dan pembagian di platform seperti Sina Weibo dan Douyin.

Ini hanyalah beberapa persepsi yang muncul, seiring daya tarik sastra kota kecil yang terus memikat penonton di seluruh negeri.

Blogger fotografi, Jewey Li, pelopor tren sastra kota kecil, tidak pernah menyangka kalau foto-fotonya dan foto para muridnya akan memicu diskusi yang begitu luas di media sosial.  Salah satu karya sastra kota kecil yang paling interaktif di Douyin adalah foto murid Li yang bernama Yunier (nama samaran), yang memperlihatkan seorang gadis berwajah cantik, dalam balutan qipao biru, sedang duduk di ambang pintu sebuah tempat pangkas rambut kuno, dan tampak termenung.  Foto bergaya "sastra kota kecil" karya Yunier tersebut memperoleh lebih dari 2,32 juta like dan lebih dari 416.000 share. Dengan mengeklik bagian komentar, orang-orang dapat menemukan berbagai alur cerita dalam "cerita mikro" yang dibuat oleh netizen.

Melalui kekuatan penceritaan visual, foto-foto ini telah menginspirasi netizen, dan menjembatani kesenjangan antara fotografi dan sastra. (Global Times)

Komentar

Berita Lainnya

Dengan sejarah lebih dari 2 Sosial Budaya

Rabu, 5 Oktober 2022 20:44:15 WIB

banner
roduksi kapas di Xinjiang mencapai 5 Sosial Budaya

Rabu, 12 Oktober 2022 22:32:41 WIB

banner
Alunan biola Sosial Budaya

Selasa, 18 Oktober 2022 22:53:38 WIB

banner
Meliputi area seluas 180 Sosial Budaya

Rabu, 19 Oktober 2022 10:28:48 WIB

banner
Dalam edisi keempatnya Sosial Budaya

Senin, 24 Oktober 2022 18:0:34 WIB

banner