Beijing, Bharata Online - Berpedoman pada tujuan pencapaian puncak karbon dan netralitas karbon, Tiongkok bermaksud mengintensifkan upaya untuk memajukan transformasi hijau di industri-industri utama dan transisi rendah karbon dalam struktur energinya selama Rencana Lima Tahun ke-15 (2026–2030), ujar seorang pejabat senior pada hari Jumat (24/10).

Zheng Shanjie, Kepala Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional, menyampaikan pernyataan tersebut dalam konferensi pers di Beijing, menekankan bahwa langkah-langkah akan diambil di empat bidang.

"Pertama, kami akan mempercepat pembentukan dan penerapan sistem kendali ganda untuk volume dan intensitas emisi karbon. Tiongkok sebelumnya memiliki sistem kendali ganda untuk konsumsi energi dan kini beralih secara komprehensif ke sistem kendali ganda untuk emisi karbon. Hal ini menjadi prinsip panduan bagi transisi hijau yang komprehensif," ujar Zheng.

Zheng menambahkan, rekomendasi Partai Komunis Tiongkok (PKT) untuk Rencana Lima Tahun ke-15 mengusulkan implementasi sistem yang berkelanjutan, termasuk penilaian karbon lokal, pengendalian karbon industri, manajemen karbon perusahaan, evaluasi karbon proyek, dan jejak karbon produk, sekaligus membangun sistem insentif dan kendala yang komprehensif yang mencakup semua entitas terkait.

"Kedua, kami akan mempercepat transformasi hijau dan rendah karbon di sektor energi. Ini adalah kunci transisi hijau yang komprehensif. Kami akan mempercepat pengembangan sistem energi baru, memastikan bahwa pada akhir periode Rencana Lima Tahun ke-15, sebagian besar permintaan listrik baru akan dipenuhi oleh peningkatan pembangkitan energi bersih," kata Zheng.

Pejabat tersebut menguraikan tiga tugas utama, termasuk mengintensifkan pengembangan energi non-fosil, memajukan penggunaan energi fosil yang bersih dan efisien, dan mempercepat pengembangan sistem kelistrikan baru.

"Aspek ketiga adalah mempercepat transformasi hijau dan rendah karbon pada struktur industri, yang pada dasarnya akan meningkatkan kualitas ekonomi Tiongkok dengan menjadikan industri lebih hijau," tutur Zheng.

Di satu sisi, Tiongkok akan mempercepat pengembangan industri hijau dan rendah karbon. Menurut perkiraan, industri hijau dan rendah karbon di negara ini saat ini memiliki skala sekitar 11 triliun yuan, dengan potensi untuk berlipat ganda atau bahkan tumbuh lebih signifikan dalam lima tahun ke depan. Tujuan Tiongkok untuk membangun sekitar 100 kawasan industri nol karbon di tingkat nasional juga akan menciptakan peluang pengembangan yang sangat besar bagi industri hijau dan rendah karbon, ujarnya.

Di sisi lain, upaya akan dilakukan untuk memajukan konservasi energi dan pengurangan karbon di industri-industri utama, serta menerapkan inisiatif-inisiatif yang terarah di sektor-sektor seperti baja, logam non-ferrous, dan petrokimia. Tujuan Tiongkok adalah menghemat lebih dari 150 juta ton setara batu bara standar, yang akan mengurangi emisi karbon dioksida sekitar 400 juta ton, tambah Zheng.

"Keempat, kami akan mempercepat transformasi produksi dan gaya hidup yang hijau dan rendah karbon. Hal ini berkaitan erat dengan kita semua dan membentuk fondasi transformasi hijau yang komprehensif," ujarnya.

Di bidang produksi, Tiongkok akan memperdalam praktik produksi bersih, menerapkan peningkatan peralatan berskala besar, dan mengembangkan ekonomi sirkular secara aktif. Pada tahun 2030, Tiongkok menargetkan tingkat pemanfaatan tahunan sekitar 4,5 miliar ton untuk limbah padat curah. Tiongkok juga akan mempercepat renovasi bangunan dan fasilitas kota yang hemat energi, sekaligus meningkatkan proporsi kargo curah yang diangkut melalui kereta api dan jalur air, ujar Zheng.

Ia juga mengatakan, dalam kehidupan sehari-hari, Tiongkok akan menjalankan kampanye hijau dan rendah karbon untuk secara aktif mengadvokasi penghematan makanan, air, dan listrik, serta menerapkan pemilahan sampah rumah tangga. Upaya juga akan dilakukan untuk secara aktif mempromosikan gaya hidup dan produk hijau dan rendah karbon, guna membangun Tiongkok yang indah melalui kehidupan berkelanjutan.