Selasa, 10 Juni 2025 16:33:38 WIB

Para Pemimpin Muda Rasakan Pembangunan Hijau di Sektor Energi Tiongkok
Tiongkok

Eko Satrio Wibowo

banner

Azarine Putri, Analis Riset Energi Indonesia (CMG)

Dongying, Radio Bharata Online - Empat belas orang muda dari delapan negara berpartisipasi dalam perjalanan yang memamerkan revolusi energi hijau Tiongkok dari tanggal 4 hingga 8 Juni 2025, mengunjungi berbagai proyek yang menyoroti komitmen Tiongkok terhadap netralitas karbon dan pembangunan berkelanjutan.

World Youth Energy Tour 2025, yang diselenggarakan bersama oleh China International Communications Group dan CHN Energy Investment Corporation, menyambut para pemimpin muda di seluruh dunia untuk terlibat dengan perusahaan energi Tiongkok dan merasakan langsung pembangunan hijau Tiongkok.

Para pemuda tersebut mengunjungi proyek fotovoltaik lepas pantai pertama Tiongkok dengan daya sejuta kilowatt yang terletak di daerah lepas pantai Kota Dongying, Provinsi Shandong di Tiongkok timur, menyaksikan eksplorasi sumber daya laut Tiongkok dengan cara yang ramah lingkungan.

Proyek tersebut saat ini merupakan proyek fotovoltaik lepas pantai laut terbuka terbesar yang beroperasi di Tiongkok, meliputi area seluas sekitar 1.223 hektar.

Berbeda dengan ladang fotovoltaik berbasis daratan tradisional dengan panel surya biasanya dirakit di lokasi, ladang fotovoltaik lepas pantai memerlukan pendekatan yang unik.

"Saya benar-benar terkejut bahwa kita dapat memasangnya (PV) di daerah lepas pantai," kata Azarine Putri, seorang analis riset energi Indonesia.

Para pemuda juga mengunjungi Stasiun Pembangkit Listrik Tenaga Air Pubugou di Provinsi Sichuan, barat daya Tiongkok, dengan mereka terkesan dengan kemampuan teknik dan rekayasanya.

Stasiun tersebut merupakan proyek utama yang dibangun dalam periode Rencana Lima Tahun ke-10 Tiongkok (2001-2005) dan proyek penting dari upaya negara itu untuk mengembangkan wilayah barat.

Dioperasikan pada tahun 2010, stasiun tersebut memiliki kapasitas terpasang sebesar 600 megawatt dengan kapasitas pembangkitan listrik tahunan rata-rata sebesar 14,79 miliar kilowatt-jam.

"Saya melihat persyaratan, perencanaan teknik, dan keterampilan teknis yang pada dasarnya diperlukan untuk melaksanakan proyek semacam itu, dan saya benar-benar kagum," kata Steven Bihinda, seorang pakar energi dan keuangan iklim Rwanda.

Komentar

Berita Lainnya