Beijing, Bharata Online - Seorang juru bicara militer Tiongkok mengecam pemimpin Taiwan, Lai Ching-te, karena menolak mengakui pemulihan Taiwan dan berupaya meningkatkan pembelian senjata dari Amerika Serikat.

Zhang Xiaogang, Juru Bicara Kementerian Pertahanan Nasional Tiongkok, menyampaikan pernyataan tersebut dalam jumpa pers rutin pada hari Kamis (30/10).

"Lai Ching-te dan orang-orangnya telah menempatkan diri mereka dalam posisi yang bertentangan dengan sejarah, dengan rakyat di kedua sisi Selat Taiwan, dengan konsensus internasional. Upaya mereka untuk memisahkan diri dan menolak reunifikasi melalui peningkatan kekuatan militer adalah sia-sia. Mereka akan tersapu oleh gelombang sejarah dan menghadapi hukuman yang paling berat," ujarnya.

Menanggapi laporan bahwa Amerika Serikat dan Taiwan baru-baru ini mengadakan apa yang disebut pertemuan industri pertahanan untuk membahas pengembangan dan produksi senjata bersama, serta penjualan senjata AS ke pulau itu, Zhang mengatakan bahwa otoritas Partai Progresif Demokratik (DPP) sedang menjilat Amerika Serikat dan mengorbankan kepentingan Taiwan demi keuntungan DPP sendiri.

"Berapa pun senjata yang dibeli otoritas DPP, keseimbangan kekuatan militer lintas Selat akan tetap tidak berubah, dan upaya pemisahan diri akan tetap menjadi tujuan yang sia-sia. Amerika Serikat harus sepenuhnya mengakui sensitivitas tinggi dan konsekuensi serius dari penjualan senjata ke Taiwan, dan menghormati komitmennya untuk tidak mendukung separatis Taiwan," ujarnya.

Zhang pun menambahkan bahwa Tentara Pembebasan Rakyat berjanji untuk menghancurkan upaya separatis dan campur tangan eksternal dengan kapasitas yang lebih besar dan cara yang lebih andal, dengan teguh menjaga kedaulatan nasional dan integritas wilayah.