Senin, 14 April 2025 16:50:45 WIB

Tiongkok Desak AS Selesaikan Perbedaan Dagang melalui Dialog yang Setara
Ekonomi

Eko Satrio Wibowo

banner

Wang Lingjun, Wakil Kepala Administrasi Umum Bea Cukai Tiongkok (CMG)

Beijing, Radio Bharata Online - Tiongkok mendesak Amerika Serikat untuk menyelesaikan perbedaan perdagangan melalui dialog yang setara, kata seorang pejabat Administrasi Umum Bea Cukai atau General Administration of Customs (GAC) negara itu pada hari Senin (14/4).

Pada konferensi pers di Beijing, Wang Lingjun, Wakil Kepala GAC, menanggapi pertanyaan terkait ketegangan perdagangan yang sedang berlangsung antara kedua negara.

Ia mengatakan perdagangan Tiongkok-AS terus tumbuh dalam tiga bulan pertama tahun ini meskipun ada tantangan yang ditimbulkan oleh kebijakan tarif AS, dengan volume impor dan ekspor meningkat empat persen hingga mencapai 1,11 triliun yuan (sekitar 2.524 triliun rupiah).

Wang mengaitkan pertumbuhan tersebut dengan dinamika internal yang kuat yang mendorong perdagangan antara kedua negara, dengan mencatat bahwa hubungan ekonomi mereka dibangun atas dasar saling menguntungkan dan dibentuk oleh prinsip-prinsip hukum ekonomi yang melekat.

Namun, ia juga menekankan bahwa penyalahgunaan tarif AS terhadap mitra dagangnya dengan berbagai dalih pasti akan memberikan dampak negatif pada perdagangan global, termasuk perdagangan antara Tiongkok dan Amerika Serikat.

"Apa yang disebut 'tarif timbal balik' Amerika Serikat menumbangkan tatanan ekonomi dan perdagangan internasional yang ada, dan menempatkan kepentingan AS di atas kepentingan publik masyarakat internasional. Ini adalah tindakan intimidasi tarif yang khas, yang secara serius melanggar aturan Organisasi Perdagangan Dunia, sangat merusak sistem perdagangan multilateral berbasis aturan, dan berdampak besar pada stabilitas tatanan ekonomi global," kata Wang.

"Apa yang telah dilakukan pemerintah AS telah menimbulkan pertentangan luas di seluruh dunia. Tiongkok telah dengan tegas mengambil tindakan balasan dan akan terus bekerja dengan semua pihak untuk menentang intimidasi tarif dan hegemoni AS, serta bersama-sama membela sistem perdagangan multilateral dan globalisasi ekonomi. Kami mendesak AS untuk segera memperbaiki kesalahannya dan menyelesaikan perbedaan perdagangan melalui dialog yang setara, sesuai dengan prinsip saling menghormati," tegas Wang.

Komentar

Berita Lainnya

Krisis Ekonomi 1997 Kembali Bayangi Asia Ekonomi

Kamis, 6 Oktober 2022 13:29:54 WIB

banner