KUALA LUMPUR, Radio Bharata Online - Di tengah pertemuan para pemimpin Tiongkok dan ASEAN minggu ini, rencana peningkatan Kawasan Perdagangan Bebas Tiongkok-ASEAN menjadi sorotan.
Sebelumnya, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Guo Jiakun, pada hari Rabu mengatakan, tahun ini kedua pihak akan secara resmi menandatangani Protokol Peningkatan Kawasan Perdagangan Bebas Tiongkok-ASEAN 3.0, yang akan memperkuat integrasi ekonomi regional dan perdagangan global.
Sebagai mitra dagang terbesar satu sama lain selama lima tahun berturut-turut, Tiongkok dan ASEAN telah meraih berbagai pencapaian, di tengah meningkatnya ketidakpastian eksternal.
Berdiri di titik awal yang baru, kawasan ini memperluas kolaborasi di bidang infrastruktur, transisi digital dan hijau, fasilitasi perdagangan, dan pertukaran antar masyarakat, yang membuka jalan bagi integrasi regional yang lebih mendalam.
Pada bulan Agustus 2024, penerbangan perdana yang membawa durian segar, mendarat di Bandara Internasional Xinzheng di Zhengzhou, Tiongkok.
Zhang Jianhao, sekretaris jenderal Federasi Pengembangan Industri Durian Internasional Malaysia, kepada Xinhua mengatakan, durian Musang King yang matang secara alami, sekarang dapat mencapai konsumen Tiongkok dalam waktu 36 jam setelah panen, sesuatu yang sebelumnya tak pernah terbayangkan.
Selain perdagangan, kerja sama ekonomi Tiongkok-ASEAN juga telah meluas ke integrasi rantai industri dan pasokan yang lebih mendalam. Sebagai produsen mobil Tiongkok pertama yang berinvestasi dan mendirikan pabrik di Indonesia, SAIC-GM-Wuling (SGMW) telah membantu 17 perusahaan Tiongkok dalam rantai pasokan otomotif, untuk merambah ekonomi terbesar ASEAN, mengembangkan lebih dari 100 pemasok lokal dalam tujuh tahun terakhir.
Humprey Arnaldo Russell, kepala Pusat Penelitian ASEAN-Tiongkok di Universitas Indonesia optimis, dalam 10 hingga 20 tahun ke depan Indonesia dapat berkolaborasi dengan Tiongkok, untuk memproduksi kendaraan listrik secara lokal.
Menurut Russel, dari pengalaman Tiongkok, masih banyak lagi yang dapat dipelajari ASEAN, terutama di bidang teknologi dan energi hijau, seraya menambahkan bahwa Tiongkok telah memainkan peran penting dalam pertumbuhan ekonomi ASEAN, dan pembangunan berkelanjutannya akan tetap menjadi mesin penggerak yang kuat bagi kawasan ini. (The State Council)