Sabtu, 20 Januari 2024 10:48:17 WIB

Teknologi transplantasi organ Tiongkok memaksimalkan potensi organ donor
Teknologi

AP Wira

banner

Transplantasi organ bebas iskemia diterapkan dalam operasi yang dilakukan di Rumah Sakit Afiliasi Pertama Universitas Sun Yat-sen di Guangzhou, ibu kota Provinsi Guangdong, Tiongkok selatan, 12 Desember 2023. / Xinhua

BEIJING, Radio Bharata Online - Teknik transplantasi organ yang diadopsi oleh sebuah rumah sakit Tiongkok telah mendapat perhatian luas karena potensinya untuk memecahkan masalah cedera iskemik organ donor dalam operasi transplantasi organ.

Transplantasi organ bebas iskemia (IFOT), merupakan teknik yang dipelopori oleh Profesor He Xiaoshun di Rumah Sakit Afiliasi Pertama Universitas Sun Yat-sen di Guangzhou, ibu kota Provinsi Guangdong, Tiongkok selatan, diterapkan dalam operasi yang dilakukan Desember lalu.Para pakar transplantasi organ dari Jerman, Amerika Serikat, dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bertemu di rumah sakit untuk mengamati operasi transplantasi hati.

Sebagaimana diketahui, dalam transplantasi organ tradisional, organ donor disebarkan dengan cepat untuk mendapatkannya, diawetkan dengan es, diangkut dan kemudian ditanamkan ke pasien. Selama proses tersebut, suplai darah ke organ benar-benar terputus, menyebabkan kerusakan iskemik yang tidak dapat dihindari dan mengurangi kualitas organ.

Tim ini sendiri  telah berdedikasi untuk memecahkan masalah cedera iskemik organ donor dalam operasi transplantasi organ tradisional selama bertahun-tahun. Pada tahun 2016, tim mengembangkan "perangkat perfusi normotermik multi-organ", yang dapat mensimulasikan tubuh manusia untuk menyediakan darah dan nutrisi bagi organ donor. Ini, untuk pertama kalinya, membuat multi-organ ex vivo tetap "segar" untuk waktu yang lama.

Dengan bantuan perangkat ini, tim He berhasil melakukan transplantasi hati, ginjal, dan jantung bebas iskemia pertama di seluruh dunia masing-masing pada tahun 2017, 2019, dan 2021.

Dibandingkan dengan transplantasi tradisional, teknologi baru ini telah mengurangi komplikasi pasca operasi secara signifikan dan meningkatkan pemanfaatan organ. Hasil penelitian yang relevan juga diterbitkan dalam jurnal medis internasional dan konferensi akademik, yang menarik perhatian luas di bidang ini.

Bjorn Nashan, mantan presiden German Transplantation Society, yang mengamati operasi tersebut mengatakan, "Mereka telah menunjukkan teknologinya aman dan dapat memecahkan masalah yang kita hadapi," 

Optimis dengan masa depan transplantasi organ di Tiongkok, Nashan kemudian  pindah ke Tiongkok pada tahun 2017 untuk bekerja sebagai direktur pusat transplantasi organ di sebuah rumah sakit. Nashan mengatakan dia berharap bisa bekerja sama dengan tim Tiongkok untuk membawa teknologi tersebut ke Jerman dan negara lain di masa depan.

Sementara itu Efstratios Chatzixiros, penasihat transplantasi organ, jaringan dan sel di WHO menyebut, "Inovasi dan teknik pembedahan ini  telah meningkatkan kemungkinan penggunaan lebih banyak organ, terutama yang tidak dalam kondisi baik dan yang mungkin ditolak, sehingga memaksimalkan potensi organ donor,"  [CGTN]

Komentar

Berita Lainnya

Prioritas Agenda Kerja Sama Tiongkok-ASEAN Teknologi

Selasa, 3 November 2020 9:58:24 WIB

banner
CMG Siap Beritakan CIIE ke-3 Teknologi

Rabu, 4 November 2020 1:22:22 WIB

banner
Han Zheng Hadiri Upacara Pembukaan CIIE Ke-3 Teknologi

Jumat, 6 November 2020 1:14:28 WIB

banner
Tiongkok Gelar Harbolnas Terbesar di Dunia Teknologi

Selasa, 10 November 2020 19:55:39 WIB

banner