Jumat, 25 Juli 2025 10:8:4 WIB
Sembilan Kota Di Tiongkok Terakreditasi Sebagai Kota Lahan Basah Internasional
Tiongkok
Endro

Musonda Mumba (kiri), sekretaris jenderal Konvensi Lahan Basah, menyerahkan sertifikat akreditasi kota lahan basah internasional kepada perwakilan dari Hangzhou, Provinsi Zhejiang, Tiongkok timur, di Air Terjun Victoria, Zimbabwe, pada 24 Juli 2025. (Xinhua/Tafara Mugwara)
ZHEJIANG, Radio Bharata Online - Pada hari Kamis dalam pembukaan Pertemuan ke-15 Konferensi Para Pihak Konvensi Ramsar tentang Lahan Basah (COP15) yang diselenggarakan di kota resor Air Terjun Victoria, Zimbabwe, sembilan kota di Tiongkok resmi ditetapkan terakreditasi sebagai kota lahan basah internasional.
Sembilan kota yang baru terakreditasi adalah Chongming di Shanghai, Dali di Provinsi Yunnan, Fuzhou di Provinsi Fujian, Hangzhou di Provinsi Zhejiang, Jiujiang di Provinsi Jiangxi, Lhasa di Daerah Otonomi Xizang, Suzhou di Provinsi Jiangsu, Wenzhou di Provinsi Zhejiang, dan Yueyang di Provinsi Hunan.
Johane Chenjekwa, Wali Kota Kasane di Botswana, memuji Tiongkok atas upayanya dalam mempromosikan konservasi lahan basah, dan menekankan bahwa Afrika dapat memperoleh manfaat dari kerja sama dengan Tiongkok dalam pengelolaan lahan basah.
Chenjekwa mengatakan Botswana akan belajar dari Tiongkok, dan mempersilahkan Tiongkok juga untuk belajar dari cara bekerja di Afrika. Menurutnya, ini adalah pengalaman yang luar biasa untuk berbaur bersama.
Chenjekwa menambahkan bahwa seiring dunia menghadapi tantangan bersama terkait degradasi lahan basah, upaya bersama dengan Tiongkok dapat membantu mengatasi dampaknya.
Dalam sambutan pembukaannya, Jay Aldous, Wakil Sekjen Konvensi Lahan Basah, mencatat bahwa meskipun urbanisasi membawa kemajuan pembangunan yang nyata, perlu dipastikan bahwa hal tersebut tidak mengganggu pelestarian lahan basah.
Jay mengatakan, ekspansi perkotaan yang tidak terencana atau dikelola dengan buruk, telah menjadi perhatian global karena berkontribusi terhadap degradasi lahan basah, hilangnya keanekaragaman hayati, terganggunya keseimbangan ekologi, meningkatnya emisi gas rumah kaca, memburuknya polusi udara dan air, serta memperparah dampak perubahan iklim. (Global Times)
Komentar
Berita Lainnya
Produsen kereta api Tiongkok, CRRC Changke Co., Ltd. membuat generasi baru kereta antarkota hibrida di Tiongkok pada Minggu (2/10). Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 14:26:6 WIB

Wakil Duta Besar Tiongkok untuk PBB Geng Shuang pada hari Jumat 30 September lalu mengatakan Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 14:48:4 WIB

Petani di wilayah Changfeng Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 14:51:7 WIB

Pembalap Formula 1 asal Tiongkok Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 15:19:35 WIB

Tiongkok mendesak AS untuk mengakhiri kekerasan polisi terhadap orang kulit hitam Amerika selama sesi PBB Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 16:45:29 WIB

Pemasangan Atap Beton Pertama Terowongan Jalan Raya Terpanjang di Provinsi Jiangsu Tiongkok Telah dimulai Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 17:25:54 WIB

Tiongkok ingin mengoptimalkan struktur ekonomi negara Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 17:30:30 WIB
