Jumat, 8 November 2024 16:12:15 WIB
Mereka menekankan pentingnya peradaban klasik sebagai warisan bersama
Sosial Budaya
Eko Satrio Wibowo

Tim Whitmarsh, Profesor Bahasa Yunani di Universitas Cambridge, dan Anggota Trinity College, Cambridge (CMG)
Beijing, Radio Bharata Online - Para cendekiawan dan pakar yang berpartisipasi dari Tiongkok dan luar negeri memuji Konferensi Klasik Dunia perdana yang sedang berlangsung, dengan mengatakan bahwa acara tersebut menyediakan platform bagi para peneliti untuk bertukar ide dan membangun konsensus tentang topik-topik yang terkait dengan peradaban klasik.
Konferensi Klasik Dunia pertama diadakan di Beijing dari Rabu (6/11) hingga Jum'at (8/11), menyatukan 485 cendekiawan dan pakar dari lebih dari 30 negara dan wilayah untuk mengeksplorasi kearifan abadi dari peradaban masa lalu.
"Salah satu hal terpenting yang dapat kita harapkan dari ini adalah dialog antara Barat dan Timur, antara cendekiawan Eropa dan lainnya serta cendekiawan Tiongkok. Maksud saya, sangat jelas bahwa kedua disiplin intelektual ini memiliki banyak kesamaan. Keduanya membahas tentang budaya literasi kuno yang masih memiliki pengaruh pada masa kini," kata Tim Whitmarsh, Profesor Bahasa Yunani di Universitas Cambridge, dan Anggota Trinity College, Cambridge.
"Saya pikir ini justru membuka jalan bagi kolaborasi dengan para spesialis dalam budaya Tiongkok, baik dari Eropa Barat maupun dari Tiongkok sendiri. Jadi, ada langkah-langkah yang bergerak ke arah yang benar untuk kolaborasi dan keterbukaan," kata Michael Trapp, Profesor Emeritus Klasik dari Fakultas Seni dan Humaniora di King's College London.
Para pakar Tiongkok dan asing menekankan pentingnya peradaban klasik sebagai warisan bersama, seraya menambahkan bahwa hal itu dapat menginformasikan perkembangan peradaban Tiongkok modern.
"Pada tahap saat ini, peradaban Tiongkok membutuhkan studi dan pemahaman yang lebih mendalam tentang peradaban klasik. Sambil mengeksplorasi akar klasik Barat, kita harus menggunakan banyak metode studi klasik dunia untuk menafsirkan ulang karya klasik Tiongkok, membentuk perbandingan dan interpretasi bersama antara peradaban Tiongkok dan Barat. Saya pikir banyak pemikiran kreatif akan muncul secara bertahap dalam proses ini," kata Wu Fei, Profesor dari Departemen Filsafat dan Studi Agama di Universitas Peking.
Acara ini bertujuan untuk mendorong pertukaran antarbudaya, memberikan solusi untuk tantangan global, dan menginspirasi kemajuan manusia sambil menyelaraskan dengan Prakarsa Peradaban Global.
Komentar
Berita Lainnya
Dengan sejarah lebih dari 2 Sosial Budaya
Rabu, 5 Oktober 2022 20:44:15 WIB

Popularitas bersepeda di Tiongkok telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir Sosial Budaya
Rabu, 5 Oktober 2022 21:3:58 WIB

Umat Islam menampilkan Tari Rodat saat pawai memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW 1444 H di Kampung Islam Kepaon Sosial Budaya
Sabtu, 8 Oktober 2022 13:18:8 WIB

Pada tahun 2021 proporsi baiknya kualitas air perairan sungai Yangtze 97 Sosial Budaya
Sabtu, 8 Oktober 2022 16:4:14 WIB

Jumlah panda raksasa yang ditangkap di seluruh dunia telah mencapai 673 hampir dua kali lipat jumlah dari satu dekade lalu Sosial Budaya
Rabu, 12 Oktober 2022 22:28:3 WIB

roduksi kapas di Xinjiang mencapai 5 Sosial Budaya
Rabu, 12 Oktober 2022 22:32:41 WIB

Alunan biola Sosial Budaya
Selasa, 18 Oktober 2022 22:53:38 WIB

Meliputi area seluas 180 Sosial Budaya
Rabu, 19 Oktober 2022 10:28:48 WIB

Dalam edisi keempatnya Sosial Budaya
Senin, 24 Oktober 2022 18:0:34 WIB

Proyek digitalisasi Gua Kuil Mati yang menelan investasi sebesar 3 Sosial Budaya
Jumat, 28 Oktober 2022 12:8:17 WIB

Pemerintah Kota Shanghai Bekerjasama Dengan PBB Menggelar Berbagai Acara Untuk Merayakan Hari Kota Sedunia Sosial Budaya
Minggu, 30 Oktober 2022 15:32:5 WIB
