Sabtu, 25 November 2023 10:36:48 WIB
Bangunan ini dipenuhi oleh aneka ragam hias simbolik penuh makna yang menggambarkan prinsip Yin dan Yang serta harapan hidup penuh kebajikan dan kesejahteraan
Sosial Budaya
Merdeka.com - AP Wira

Kelenteng Cu An Kiong, salah satu kelenteng di Lasem /foto visitjawatengah
LASEM, Radio Bharata Online - Kelenteng Cu An Kiong, salah satu kelenteng di Lasem menjadi yang tertua di antara ketiga kelenteng di sana. Bahkan tak hanya di Lasem, konon bangunan itu menjadi kelenteng tertua di Pulau Jawa.
Kabarnya Kelenteng Cu An Kiong sendiri telah berdiri pada abad ke-15. Pada waktu itu, Kelenteng Cu An Kiong dibangun orang-orang Tionghoa menggunakan kayu jati yang banyak tersedia didaerah itu.
Bahkan tiang penyangga kelenteng itu merupakan dua buah kayu jati yang belum pernah diganti hingga sekarang. Sejak selesai dibangun, pemukiman di sekitar kelenteng bertambah ramai dan menjadi Kota Lasem seperti sekarang ini.
Walau begitu, sejarah tentang pembangunan kelenteng ini masih simpang siur. Hal ini dikarenakan orang-orang Tionghoa yang membangun kelenteng ini sebagian besar masih buta huruf sehingga sangat sedikit catatan tertulis mengenai berdirinya kelenteng.
Selain itu, pada masa penjajahan Belanda, kelenteng ini pernah dijarah sehingga banyak catatan sejarah yang hilang. Namun di balik semua itu, Kelenteng Cu An Kiong memiliki pesona kemegahannya sendiri.
Tertua di Jawa
Berada di Jalan Dasun No. 19, Desa Soditan, Lasem, Kelenteng Cu An Kiong merupakan kelenteng tertua di Lasem dan konon menjadi yang tertua pulau di Pulau Jawa. Nama “Cu An Kiong” memiliki makna Istana Ketentraman Welas Asih dan ruang utamanya berisi altar Tian Shang Sheng Mu.
Pada salah satu pintu kelenteng ini, terdapat dua buah daun pintu yang masing-masing terdapat gambar dua tokoh Tionghoa Lasem yang mengajarkan batik pada penduduk, yaitu Bi Nang Un dan istrinya, Na Li Ni.
Kelenteng Cu An Kiong memiliki bentuk bangunan khas daerah Tiongkok bagian selatan. Bangunan itu memiliki bentuk persegi empat dengan atap berbentuk ekor walet.
Selain itu, bangunan ini juga dipenuhi oleh aneka ragam hias simbolik penuh makna yang menggambarkan prinsip Yin dan Yang serta harapan hidup penuh kebajikan dan kesejahteraan. Selain itu terdapat pula mural dewa-dewa dan mural monokrom yang memiliki 100 panel kisah terciptanya dewa-dewi.
Pernah Dipugar
Pada 1838, kelenteng ini pernah mengalami pemugaran besar-besaran. Hal ini dikarenakan bangunan ini sering mengalami kebanjiran mengingat lokasinya yang berada di tepi Sungai Lasem.
Menurut cerita penduduk setempat, Laksamana Cheng Ho pernah mendarat di depan Kelenteng Cu An Kiong mengingat Sungai Lasem dulunya menjadi sarana lalu lintas kapal yang dermaganya kini sudah tak bersisa keberadaannya [Merdeka.com]
Komentar
Berita Lainnya
Dengan sejarah lebih dari 2 Sosial Budaya
Rabu, 5 Oktober 2022 20:44:15 WIB

Popularitas bersepeda di Tiongkok telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir Sosial Budaya
Rabu, 5 Oktober 2022 21:3:58 WIB

Umat Islam menampilkan Tari Rodat saat pawai memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW 1444 H di Kampung Islam Kepaon Sosial Budaya
Sabtu, 8 Oktober 2022 13:18:8 WIB

Pada tahun 2021 proporsi baiknya kualitas air perairan sungai Yangtze 97 Sosial Budaya
Sabtu, 8 Oktober 2022 16:4:14 WIB

Jumlah panda raksasa yang ditangkap di seluruh dunia telah mencapai 673 hampir dua kali lipat jumlah dari satu dekade lalu Sosial Budaya
Rabu, 12 Oktober 2022 22:28:3 WIB

roduksi kapas di Xinjiang mencapai 5 Sosial Budaya
Rabu, 12 Oktober 2022 22:32:41 WIB

Alunan biola Sosial Budaya
Selasa, 18 Oktober 2022 22:53:38 WIB

Meliputi area seluas 180 Sosial Budaya
Rabu, 19 Oktober 2022 10:28:48 WIB

Dalam edisi keempatnya Sosial Budaya
Senin, 24 Oktober 2022 18:0:34 WIB

Proyek digitalisasi Gua Kuil Mati yang menelan investasi sebesar 3 Sosial Budaya
Jumat, 28 Oktober 2022 12:8:17 WIB

Pemerintah Kota Shanghai Bekerjasama Dengan PBB Menggelar Berbagai Acara Untuk Merayakan Hari Kota Sedunia Sosial Budaya
Minggu, 30 Oktober 2022 15:32:5 WIB
