Rabu, 7 Mei 2025 11:26:20 WIB

Selama tur budaya satu hari di Beijing

Sosial Budaya

Eko Satrio Wibowo

Beijing, Radio Bharata Online - Selama tur budaya satu hari di Beijing, pelajar Rusia Slava Klishauskaite menjelajahi tradisi, kuliner, dan sejarah setempat - sebuah pengalaman yang memperdalam pemahamannya tentang budaya Tiongkok dan memperkuat harapannya untuk hubungan Tiongkok-Rusia yang lebih erat.

Klishauskaite, yang belajar di Universitas Peking yang bergengsi, memilih tiga pengalaman ikonik untuk terhubung dengan semangat kota, yakni mencicipi Bebek Peking yang autentik, berjalan melalui hutong bersejarah, dan mengagumi bunga musim semi.

Perhentian pertamanya adalah Taman Haidian, destinasi yang kurang dikenal yang terletak di dalam Distrik Haidian Beijing, rumah bagi universitas-universitas terkemuka dan perusahaan-perusahaan teknologi besar. Meskipun bukan objek wisata utama, taman tersebut memiliki tempat khusus di hati Klishauskaite.

"Ada tradisi 'shanghua' di Tiongkok, yang berarti menghargai bunga. Untuk tradisi ini, orang-orang pergi ke taman untuk menikmati bunga-bunga untuk merayakan musim semi yang indah. Hal yang saya sukai dari Beijing adalah bahwa terlepas dari musim apa pun, bahkan di musim dingin, Anda dapat menemukan beberapa bunga yang indah," kata Klishauskaite.

Kemudian, ia menjelajahi hutong-hutong di dekat Baitasi (Kuil Dagoba Putih), labirin gang-gang kuno yang melestarikan warisan budaya Beijing sekaligus menjadi rumah bagi komunitas modern yang dinamis.

"Saya sangat suka berjalan-jalan di hutong karena di sini sangat tenang. Dan gaya hidup di sana juga berbeda. Sebenarnya, tinggal di hutong adalah impian saya. Dan ketika Anda berjalan-jalan di sini, Anda tidak akan pernah tahu apa yang akan Anda temui, karena ada banyak kedai kopi, galeri, beberapa pusat seni. Ada juga beberapa distrik tradisional lama seperti ini di Rusia," ungkapnya.

Untuk mengakhiri hari, ia menikmati makan malam tradisional Beijing yang menyajikan hidangan khas kota itu.

"Sebagai seseorang yang telah tinggal di Beijing selama tujuh tahun, ini bukan pertama kalinya saya mencoba Bebek Peking, tetapi bagaimanapun, saya menyukainya. Rasanya seperti gulungan bebek kecil yang memadukan rasa manis dan asin," ujar  pelajar Rusia itu.

Merenungkan hari itu, Klishauskaite juga berbicara tentang persahabatan lama antara Tiongkok dan Rusia, dan harapannya untuk masa depan.

"Setelah pengalaman hari ini, saya belajar lebih banyak tentang Beijing dan budaya Tiongkok. Persahabatan antara Tiongkok dan Rusia memiliki sejarah panjang. Masyarakat kedua negara telah membangun fondasi yang kuat sepanjang sejarah. Kedua belah pihak terlibat dalam kerja sama yang komprehensif di berbagai bidang seperti perdagangan, teknologi, energi, dan budaya. Saya berharap di masa depan, kedua negara akan lebih banyak bekerja sama di berbagai bidang," jelas Klishauskaite.

Perjalanannya merupakan bagian dari serial video CGTN yang mengundang siswa "Gen Z" Tiongkok dan Rusia, yang lahir sekitar pergantian abad, untuk saling mengeksplorasi budaya masing-masing.

Serial video tersebut diluncurkan untuk memperingati 80 tahun kemenangan Perang Perlawanan Rakyat Tiongkok terhadap Agresi Jepang, Perang Patriotik Raya, dan Perang Anti-Fasis Dunia.

Komentar