Kamis, 10 April 2025 10:13:49 WIB

Perdagangan Luar Negeri Tiongkok Mampu Hadapi Risiko dan Tantangan
Ekonomi

Eko Satrio Wibowo

banner

Xiao Lu, seorang pejabat Kementerian Perdagangan Tiongkok (CMG)

Beijing, Radio Bharata Online - Perdagangan luar negeri Tiongkok memiliki keyakinan dan kapasitas untuk mengatasi berbagai risiko dan tantangan, kata Xiao Lu, seorang pejabat Kementerian Perdagangan Tiongkok, pada hari Rabu (9/4).

Dalam sebuah konferensi pers, Xiao mengatakan bahwa ekonomi dunia saat ini tengah menghadapi ketidakpastian yang signifikan, khususnya di sektor perdagangan, dengan stabilitas produksi dan rantai pasokan terancam.

Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) telah memperingatkan bahwa "perang dagang" yang lebih luas dapat menyebabkan peningkatan hambatan perdagangan. Akibatnya, OECD telah merevisi proyeksinya untuk pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2025 turun sebesar 0,2 poin persentase menjadi 3,1 persen. Sebaliknya, OECD telah menaikkan perkiraan pertumbuhannya untuk Tiongkok sebesar 0,1 poin persentase.

Penyesuaian tersebut mencerminkan keyakinan masyarakat internasional terhadap ekonomi Tiongkok dan meningkatnya optimisme tentang prospek pembangunan Tiongkok.

"Kita dapat melihat bahwa potensi pasar Tiongkok yang besar terus berkembang, dan langkah-langkah yang bertujuan untuk menstabilkan ekonomi dan perdagangan luar negeri sedang dilaksanakan secara bertahap. Tren mendasar pembangunan ekonomi jangka panjang yang sehat tetap tidak berubah. Perdagangan luar negeri Tiongkok memiliki keyakinan dan kemampuan untuk mengatasi semua jenis risiko dan tantangan," kata Xiao.

Pada tahun 2024, impor dan ekspor barang Tiongkok mencapai 43 triliun yuan (sekitar 98 ribu triliun rupiah). Tiongkok telah menjadi mitra dagang utama bagi lebih dari 150 negara dan kawasan dan telah menandatangani 23 perjanjian perdagangan bebas dengan 30 negara dan kawasan.

"Tiongkok akan terus mempraktikkan multilateralisme sejati, dengan tegas menjaga tatanan perdagangan global, dan berkolaborasi dengan lebih banyak mitra dagang untuk mencapai hasil yang saling menguntungkan, dengan demikian menyuntikkan stabilitas yang lebih besar ke dalam pertumbuhan perdagangan global," ujar Xiao.

Komentar

Berita Lainnya

Krisis Ekonomi 1997 Kembali Bayangi Asia Ekonomi

Kamis, 6 Oktober 2022 13:29:54 WIB

banner