Jumat, 7 Februari 2025 10:17:52 WIB
Sebelumnya
International
Antara

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Guo Jiakun. Foto : CCTV
BEIJING, Radio Bharata Online - Pemerintah Tiongkok kembali menegaskan penolakannya terhadap usulan Presiden AS Donald Trump, agar warga Palestina dipindahkan dari Jalur Gaza.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Guo Jiakun mengatakan, pemerintahnya meyakini bahwa prinsip "rakyat Palestina memerintah Palestina" harus ditegakkan dalam pemerintahan pasca konflik di Gaza.
Dalam konferensi pers rutin di Beijing pada Kamis (6/2), Guo mengatakan, Tiongkok menentang pemindahan paksa penduduk Gaza.
Sebelumnya, Trump pada Selasa mengatakan bahwa AS akan mengambil alih wilayah kantong Palestina itu, setelah penduduknya dipindahkan ke tempat lain.
Dia juga mengatakan akan mengembangkan ekonomi Gaza, dan menjadikannya "Riviera di Timur Tengah", merujuk pada kota pantai yang indah.
Jubir Guo mengatakan, Gaza adalah milik rakyat Palestina. Maka wilayah itu adalah bagian tak terpisahkan dari wilayah Palestina, bukan alat penawaran demi keuntungan politis.
Dia menambahkan bahwa masyarakat internasional, khususnya negara-negara besar, harus bergandengan tangan untuk menjadikan Gaza lebih baik, dengan memberikan bantuan kemanusiaan dan membantu rekonstruksi secepatnya.
Tiongkok dengan tegas mendukung hak-hak nasional yang sah rakyat Palestina, dan siap bekerja sama untuk mewujudkan Solusi Dua Negara, yang mengarah pada pembentukan negara Palestina merdeka, yang memiliki kedaulatan penuh berdasarkan Perjanjian Perbatasan 1967, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.
Sejumlah negara juga telah menyampaikan penolakan mereka terhadap usulan Trump itu.
Raja Abdullah dari Yordania, yang dijadwalkan akan bertemu Trump di Washington pekan depan, mengatakan dirinya menolak segala upaya untuk mencaplok wilayah dan menggusur warga Palestina.
Mesir mengatakan akan mendukung rencana pemulihan Gaza, tanpa warga Palestina meninggalkan wilayah itu.
Menteri Luar Negeri Jerman, Annalena Baerbock menyebut, pengusiran warga Palestina dari Gaza bertentangan dengan hukum internasional, dan akan menyebabkan penderitaan dan permusuhan baru.
Kementerian Luar Negeri Prancis mengatakan bahwa masa depan Gaza tidak boleh dikendalikan oleh negara ketiga, tetapi oleh "Negara Palestina masa depan, di bawah naungan Otoritas Palestina."
Perdana Menteri Inggris Keir Starmer mengatakan, penduduk Gaza harus diizinkan untuk membangun kembali tempat tinggal mereka. (Antara)
Komentar
Berita Lainnya
Peng Liyuan menyerukan upaya global untuk mendorong pendidikan bagi anak perempuan dan perempuan ke arah yang lebih adil lebih inklusif dan lebih berkualitas dan kontribusi untuk mempromosikan pembangunan berkelanjutan global dan membangun komunitas dengan masa depan bersama untuk manusia International
Rabu, 12 Oktober 2022 8:34:27 WIB

Presiden RI Joko Widodo memuji gaya kepemimpinan Presiden Tiongkok International
Senin, 17 Oktober 2022 13:29:21 WIB

Forum Pangan Dunia ke-2 yang dibuka di Roma International
Selasa, 18 Oktober 2022 23:8:41 WIB

Giorgia Meloni International
Sabtu, 22 Oktober 2022 11:57:58 WIB

Sebuah insiden kebakaran terjadi di Gunung Kilimanjaro di Tanzania International
Minggu, 23 Oktober 2022 15:24:53 WIB

Serangan udara oleh militer Myanmar menewaskan lebih dari 60 orang International
Selasa, 25 Oktober 2022 10:2:29 WIB
