Kamis, 22 Mei 2025 16:13:48 WIB
Tiongkok Kecam Kebijakan Tarif AS di Pertemuan WTO
Ekonomi
Eko Satrio Wibowo

Markas besar WTO di Jenewa (CMG)
Jenewa, Radio Bharata Online - "Tarif timbal balik" yang diberlakukan AS kepada semua mitra dagangnya telah sangat merusak sistem perdagangan multilateral, berdampak pada ekonomi global, dan merugikan kepentingan negara-negara berkembang, demikian pernyataan pihak Tiongkok dalam pertemuan Dewan Umum kedua WTO pada tahun 2025 yang diadakan di Jenewa, Swiss dari hari Selasa (20/5) hingga Rabu (21/5).
Tiongkok meminta anggota WTO untuk menegakkan dan memperkuat nilai-nilai inti dan prinsip-prinsip fundamental organisasi tersebut guna secara efektif menentang unilateralisme dan proteksionisme, termasuk apa yang disebut tarif timbal balik AS.
Pada saat yang sama, Tiongkok mendesak anggota WTO untuk berkomitmen dalam bergerak maju dengan merestrukturisasi perdagangan global, membentuk kembali rantai industri dan pasokan melalui keterbukaan dan kerja sama, menurunkan hambatan perdagangan atas dasar saling menghormati dan saling menguntungkan, serta mengeksplorasi peluang pertumbuhan perdagangan baru.
Uni Eropa (UE) mengatakan bahwa tidak disarankan bagi Amerika Serikat untuk mencoba mengatasi ketidakseimbangan makroekonomi domestiknya melalui tarif. Semua anggota WTO telah terdampak oleh tindakan tarif sepihak AS. Ditambah dengan kurangnya transparansi dalam kebijakan tertentu, tindakan ini memperburuk risiko dalam perdagangan global, termasuk ketidakpastian yang meningkat, gangguan rantai pasokan, peningkatan biaya ekonomi, dan fragmentasi aturan perdagangan.
Perwakilan dari puluhan anggota WTO termasuk Inggris, Kanada, Australia, Jepang, Brasil, Indonesia, dan Malaysia, bersama-sama mengkritik tindakan tarif sepihak AS atas nama lebih dari 100 negara anggota.
Direktur Jenderal WTO, Ngozi Okonjo-Iweala, mendesak Amerika Serikat untuk terlibat dalam dialog yang konstruktif dengan semua pihak.
Komentar
Berita Lainnya
Investasi Banyak Masuk ke Jateng, Ganjar: Tingkat Layanan Kita Sangat Serius Ekonomi
Selasa, 4 Oktober 2022 18:8:39 WIB

Perdagangan Jerman mengalahkan ekspektasi pada Agustus , meski ekonomi melambat Ekonomi
Rabu, 5 Oktober 2022 18:2:24 WIB

Krisis Ekonomi 1997 Kembali Bayangi Asia Ekonomi
Kamis, 6 Oktober 2022 13:29:54 WIB

Pakar: Tren konsumsi sehat mencerminkan kepercayaan konsumen yang kuat Ekonomi
Jumat, 7 Oktober 2022 19:14:0 WIB

Perkiraan uang penjualan pembuat chip TSMC, persaingan melambat Ekonomi
Jumat, 7 Oktober 2022 19:44:54 WIB

Mentan-Menkeu G20 & Bank Dunia Kumpul di AS, Cari Solusi Atasi Krisis Pangan Ekonomi
Rabu, 12 Oktober 2022 9:9:53 WIB

Lebih dari Setengah Mobil Baru akan Menggunakan Listrik pada Tahun 2025 Ekonomi
Kamis, 13 Oktober 2022 21:21:32 WIB

Tibet Melihat Pertumbuhan Pengeluaran Konsumsi Tahunan Dua Digit Ekonomi
Kamis, 13 Oktober 2022 21:23:14 WIB

Gara-gara Hujan, Petani Risau Harga Cabai dan Beras Naik Ekonomi
Sabtu, 15 Oktober 2022 8:37:6 WIB

PLN: Infrastruktur Listrik Kereta Cepat Rampung Juni 2023 Ekonomi
Sabtu, 15 Oktober 2022 8:43:54 WIB

Antisipasi Resesi Gelap, Sandiaga Uno: Perkuat UMKM dan Kolaborai Ekonomi
Minggu, 16 Oktober 2022 18:8:23 WIB

Huawei akan mendirikan pusat layanan cloud Eropa pertama di Irlandia Ekonomi
Kamis, 20 Oktober 2022 10:1:4 WIB

14 Negara Tandatangani 100 Kerja Sama Dagang dengan Indonesia Ekonomi
Kamis, 20 Oktober 2022 15:36:8 WIB

Sri Mulyani Pede Ekonomi RI Tembus 5,5 Persen pada Kuartal III 2022 Ekonomi
Sabtu, 22 Oktober 2022 11:45:9 WIB
