Selasa, 8 Maret 2022 16:13:27 WIB

Permainan Tradisional Indonesia dan Tiongkok
Tiongkok

Angga Mardiansyah

banner

http://www.chinadaily.com.cn/sports/2017-08/02/content_30333834.htm

Bermain merupakan awal dari perkembangan kreativitas anak. Dalam permainan yang menyenangkan, anak dapat mengungkapkan imajinasinya dengan bebas. Dengan demikian, kegiatan bermain dapat dijadikan sarana dalam mengembangkan kreativitas anak.

Ada begitu banyak permainan anak di Indonesia. Secara garis besar, permainan dibedakan menjadi dua, yaitu permainan modern dan tradisional. Dewasa ini, lebih banyak anak bermain permainan modern karena mudahnya akses internet. Padahal, permainan tradisional juga tak kalah seru.

Setiap daerah memiliki permainan tradisional yang khas. Terkadang, ada permainan yang sama cara memainkannya namun namanya berbeda. Permainan tradisional saat ini jarang sekali dimainkan anak-anak.

Terlepas dari permainan modern, sebagai bangsa Indonesia, kita tidak boleh lupa tentang permainan  tradisional yang merupakan bagian dari kekayaan budaya bangsa. Adapun jenis permainan tradisional dapat disimak berikut ini.

1. Gatrik

Dalam buku Serunya Permainan Tradisional Anak Zaman Dulu oleh Andreas Supriyono dijelaskan, permainan tradisional gatrik adalah permainan yang menggunakan dua batang bambu.

Sebelumnya, dua batang bambu  diiris tipis dengan panjang yang berbeda. Bambu satu berukuran kurang lebih 30 sentimeter dan bambu yang lain berukuran kira-kira 15 sentimeter. Selain dua batang bambu, dalam permainan gatrik juga dibutuhkan dua buah batu bata. Batu bata ini digunakan sebagai penopang bambu yang berukuran lebih pendek.

Untuk bermain gatrik, kumpulkan teman-teman dengan jumlah genap, setidaknya 6 sampai 8 anak. Jumlah ini kemudian dibagi menjadi dua kelompok. Aturan bermain gatrik sangat mudah dan sederhana. Dua kelompok masing-masing memiliki tugas.

Kelompok 1 bertugas melempar bambu, sedangkan kelompok yang lain bertugas menangkap bambu. Jika bambu berhasil ditangkap oleh lawan main, itu artinya pemain bisa bertukar posisi. menang atau kalah dalam permainan gatrik, ditentukan dengan jumlah poin. Bagi kelompok yang memiliki banyak poin, itulah yang menang.

2. Egrang

Egrang adalah permainan tradisional yang awalnya populer di daerah Jawa Barat. Itulah sebabnya permainan ini menjadi permainan tradisional khas Jawa Barat (daerah Sunda). Karena seru dan menarik, permainan tradisional egrang kemudian banyak diminati oleh masyarakat dari daerah-daerah lain di Jawa.

 

Bermain egrang menggunakan sepasang bambu, lalu dibuat tumpuan sebagai alas kaki. Oleh sebab itu, anak-anak boleh meminta bantuan orang dewasa dulu untuk membuatnya. Bagian tersulit dalam permainan egrang adalah menjaga keseimbangan tubuh. Untuk itu, pemain egrang perlu berlatih dengan sabar dan tekun.

3. Bola Bekel

Bola bekel merupakan permainan tradisional yang tidak membutuhkan banyak energi tapi tetap menyenangkan. Cara memainkan bola bekel membutuhkan keahlian karena tidak semudah yang dibayangkan. Alat yang dibutuhkan dalam permainan ini adalah bola bekel (bola karet) dan biji bekel yang berjumlah 6.

Dalam permainan tradisional bola bekel, pemain memainkannya dengan cara memantulkan bola bekel dan mengambil biji  bekel satu per satu. Setelah habis, naik ke level berikutnya yaitu mengambil 2 biji sekaligus sampai habis dan seterusnya.

4. Layangan

Permainan tradisional ini populer di kalangan anak laki-laki. Layangan mempunyai nama lain, seperti layang-layang atau wau. Layangan merupakan lembaran tipis berkerangka yang diterbangkan oleh pemainnya ke udara di area yang lapang.

Untuk mengendalikan layangan, ada seutas benang yang dipegang pemain. Permainan permainan tradisional ini memanfaatkan kekuatan angin untuk menerbangkannya sehingga umumnya dimainkan saat musim kemarau, dimana angin berhembus cukup kencang.

Selain sebagai permainan anak-anak, layang-layang dipakai dalam acara ritual tertentu, biasanya berkaitan dengan budaya pertanian. Di beberapa daerah, layang-layang dipakai sebagai alat bantu memancing dan menjerat kelelawar. Permainan permainan tradisional layangan minimal dimainkan oleh dua orang dan semakin banyak, akan semakin seru.

5. Lompat Tali

Permainan tradisional lompat tali biasanya digemari oleh anak perempuan. Sebelum bermain lompat tali, siapkan karet gelang yang disambung satu per satu hingga menjadi panjang dan ujung karet masing-masing diikat.

Permainan permainan tradisional ini biasanya dimainkan lebih dari 2 orang karena untuk memegang tali dibutuhkan 2 orang. Namun, jika kekurangan pemain atau tali tidak ingin dipegang, tali bisa diikatkan ke tiang atau pohon.

Cara memainkan permainan tradisional ini dimulai dengan posisi tali paling rendah. Para pemain melompati tali tersebut. Jika sudah berhasil tali dinaikkan lebih tinggi hingga sejengkal diatas kepala. Jika tidak bisa melompati pada ketinggian diatas kepala maka pemain harus mengulang dari posisi paling rendah (mengulang dari awal).

6. Congklak

Congklak atau disebut juga dakon adalah permainan tradisional yang membutuhkan papan congklak dan kerikil atau biji-bijian. Papan congklak memiliki 16 lubang yang terdiri dari 2 lubang besar dan 14 lubang kecil. Permainan tradisional ini hanya bisa dimainkan oleh 2 orang dan membutuhkan 98 kerikil atau biji.

Sebelum bermain, tentukan siapa yang akan jalan duluan dengan suit. Orang yang menang akan mengambil semua biji pada satu lubang dan mengisi lubang papan satu persatu dari kiri ke kanan sampai biji habis dan ambil lagi biji dari tempat terakhir menaruh biji. Begitu seterusnya sampai ada yang memiliki jumlah biji terbanyak, dan dialah yang menang.

7. Petak Umpet

Petak umpet merupakan permainan tradisional yang sangat sederhana karena tidak menggunakan alat bantu. Petak umpet semakin seru jika dimainkan oleh banyak orang. Cara bermain petak umpet dimulai dengan salah seorang yang menutup mata dan yang lainnya bersembunyi.

Pemain yang “jaga” akan menghitung sampai jumlah bilangan tertentu untuk memberi kesempatan pemain lain agar bersembunyi. Setelah waktu habis, pemain yang “jaga” akan mencari teman-temannya yang bersembunyi hingga semuanya ditemukan.

Teman yang pertama kali ditemukan nantinya yang akan kebagian “jaga”. Jika semua sudah ditemukan, selanjutnya permainan pun berulang. Giliran yang “jaga” harus mencari teman yang sedang bersembunyi.

8. Engklek

Engklek adalah salah satu permainan tradisional anak Indonesia zaman dulu. Permainan ini banyak disukai anak-anak perempuan. Namun jangan salah, engklek juga sangat menyenangkan dimainkan bersama anak laki-laki.

Bermain engklek memang cukup mudah dan sederhana. Permainan tradisional ini membutuhkan jumlah pemain minimal dua orang. Sebelum permainan dimulai, denah petak untuk engklek dibutuhkan sebagai sarana bermain. Biasanya digunakan kapur pada jalan.

Petak dibuat dalam bentuk persegi yang dibagi menjadi beberapa bagian. Peraturannya adalah pemain menggunakan kaki untuk menapak pada setiap petak yang tersedia serta menyesuaikan bentuk petak.

Terkadang, pemain diharuskan menggunakan satu kaki ketika menginjak petak dan menggunakan dua kaki ketika menginjak petak-petak tertentu. Jika melanggar meskipun secara tidak sengaja, pemain akan didiskualifikasi.

Diskualifikasi juga berlaku jika pemain menginjak garis-garis petak. Dengan demikian, pemain akan bertukar posisi. Dalam permainan tradisional engklek, pemenang ditentukan oleh jumlah petak yang diperoleh pemain. Siapa yang mendapatkan petak terbanyak dan tercepat adalah pemenang.

9. Gobak Sodor

Permainan tradisional ini sangat seru dan membuat jantung berdegup kencang. Gobak sodor dimainkan oleh banyak orang. Semakin banyak, semakin seru. Dalam permainan ini, setiap kelompok harus menjaga benteng mereka masing-masing.

Sebelum permainan tradisional ini dimulai, buatlah garis membentuk kotak atau persegi. Bagi kotak tersebut menjadi dua bagian dengan garis vertikal dan bagi lagi dengan garis horizontal. Permainan dimulai dengan cara hompimpa atau suit lalu lihat siapa yang menang. Pemenang bisa memulai permainan duluan.

Setiap pemain juga harus cerdik dan mampu bekerja sama. Bermain permainan ini kamu harus bergerak cepat ya. Jika tidak, lawan akan menangkapmu. Tim akan mendapatkan poin jika berhasil sampai di garis finis atau keluar dari kotak. Siapa yang mendapatkan poin terbanyak akan menjadi pemenangnya.

10. Bentengan

Hampir mirip dengan gobak sodor, bentengan juga merupakan permainan tradisional dalam bentuk kelompok. Permainan ini sangat seru, karena membutuhkan ketangkasan, strategi, dan kerja sama tim.

Strategi dalam permainan tradisional bentengan adalah mengatur cara bagaimana para pemain berusaha meloloskan diri dari lawan. Selain itu, teman satu tim juga berusaha membebaskan temannya yang ditahan di benteng lawan.

Sebelum permainan tradisional ini dimulai, siapkan benda untuk dijadikan benteng. Jadi, setiap kelompok memiliki benteng yang wajib dipertahankan dari tim lawan. Kemudian, kedua tim membuat kesepakatan daerah kekuasaan.

Setiap orang yang memasuki daerah kekuasaan lawan akan dikejar dan menyentuh bagian tubuh kalian. Orang yang tersentuh akan dimasukkan ke dalam lingkaran sebagai tahanan. Lingkaran tersebut jaraknya sekitar 3 sampai 5 meter dari benteng pertahanan lawan.

Jika ada anggota tim yang ditahan, tugas anggota lain dalam tim yang sama adalah membebaskan teman mereka yang ditahan.

Caranya, dengan menyentuh bagian tubuh. Tentunya pemain juga harus menghindari kejaran tim lawan sehingga tidak tersentuh. Kalau tersentuh, makan akan ikut ditahan. Untuk mengetahui tim siapa yang menang, kedua tim menentukan jumlah skor sesuai dengan kesepakatan bersama. Berapa banyak tim lawan berhasil menyentuh benteng tim kalian, tim itulah yang berhak menjadi pemenang.

Itulah beberapa contoh permainan tradisional yang seru. Bermain bersama teman dalam permainan tradisional sangat menyenangkan sekaligus turut melestarikan budaya Indonesia

Sama hal nya dengan Tiongkok, Hiburan adalah fenomena budaya yang selalu ada di masyarakat Tiongkok dan asing kuno dan modern. Ada hubungan erat antara waktu luang dan hiburan, dan sulit untuk memiliki batas yang jelas.

Dilansir dari 品略  (Pǐn lüè) Ada banyak catatan dari aktivitas hiburan orang-orang kuno dalam materi sejarah dan karya seni Tiongkok. Faktanya, orang dahulu memiliki antusiasme yang tidak biasa untuk bermain dan bersenang-senang. Justru karena antusiasme inilah penemuan-penemuan yang berkaitan dengan permainan muncul satu demi satu. Banyak hiburan yang masih kita lakukan sekarang ini berasal dari kearifan nenek moyang bangsa Tiongkok, seperti berikut ini.

1. Opera

 (戏曲, xìqÇ”) adalah Opera tradisional Tiongkok kombinasi dari tarian, nyanyian, dan akting. Itu berasal dari Dinasti Zhao Akhir (319–351) dan memuncak pada Dinasti Ming (1368–1644) dan Dinasti Qing (1644–1911).

Di Tiongkok kuno opera adalah bentuk hiburan untuk pria dan wanita, tua dan muda, dan kaya dan miskin. Ada lima cabang opera tradisional Tiongkok, termasuk Opera Beijing, Yueju, Opera Huangmei, Pingju, dan Opera Yu.

2. Chuiwan

Chuiwan adalah salah satu permainan bola di Tiongkok kuno, yang lazim pada Dinasti Song (960-1279). Secara harfiah, "chui" berarti "memukul" sementara "wan" berarti "bola" dalam bahasa Mandarin.

Permainan yang mirip golf ini biasa dimainkan di lapangan besar, pemain dibagi menjadi dua kelompok, dengan masing-masing dua hingga sepuluh orang. Setiap orang memiliki tiga kesempatan untuk memukul bola ke dalam lubang dengan tongkat. Hanya ketika tiga pukulan ke dalam lubang tercapai, pemain menang.

3. Cuju

Berasal dari Negara-Negara Berperang (475–221 SM), cuju adalah permainan sepak bola Tiongkok kuno dengan sejarah panjang lebih dari 2.000 tahun. Bolanya terbuat dari kulit di bagian luar dan diisi dengan dedak padi di dalamnya.

Sebagai permainan yang menyenangkan dan santai, cuju digunakan di militer untuk melatih tentara. Aturannya mirip dengan sepak bola sekitar dua belas orang dalam setiap kelompok, tidak diperbolehkan menggunakan tangan, hanya kaki dan kepala yang bisa digunakan, dan bola harus diarahkan/ditendang ke gawang lawan.

4. Permainan papan

permainan papan adalah permainan strategi klasik Tiongkok. Ada banyak jenis permainan papan di Tiongkok kuno. Yang paling populer adalah catur Tiongkok è±¡æ£‹ (xiàngqí) dan 围棋 (wéiqí). Mereka berdua adalah permainan papan strategi untuk dua pemain.

Dimainkan di papan yang lebarnya sembilan baris dan panjangnya sepuluh baris, catur Tiongkok memiliki dua warna yaitu merah dan hitam. Masing-masing pihak memiliki jenderal, penasehat, gajah, kuda, kereta, meriam, dan tentara. Tujuannya adalah untuk menangkap jenderal musuh.

Papan standar memiliki kisi 19x19 dengan 361 salib, di mana batu putih atau hitam ditempatkan oleh dua pemain yang bergiliran. Tujuannya adalah untuk mengelilingi area total papan yang lebih besar daripada lawan.

5. Alat-alat musik

Musik memainkan peran penting dalam kehidupan sosial masyarakat di Tiongkok kuno. Jadi alat musik tradisional populer di Tiongkok kuno, tetapi terutama di kalangan kelas kaya karena mereka memiliki waktu luang untuk menikmati musik sementara orang miskin harus bekerja untuk mencari nafkah.

Guzheng adalah salah satu alat musik yang paling umum. Itu memiliki 16-25 senar dengan jembatan bergerak. Itu dimainkan dengan tangan memetik senar sementara tangan kiri ditekan untuk menghasilkan getaran dan mengubah nada.

Alat musik lainnya, seperti dizi, xiao, dan yangqin, juga populer di Tiongkok kuno.

6. Pertarungan Kriket

Sering diadakan di musim gugur, permainan adu kriket berasal dari Dinasti Tang (618–907) dan lazim di Dinasti Song (960–1279). Pertempuran diadakan di kaleng keramik. Pada saat yang sama, pemiliknya akan menggunakan batang rumput untuk merangsang mereka bertarung.

Secara umum, pertempuran akan berlangsung selama beberapa menit. Untuk beberapa yang lebih kuat, itu bisa bertahan lebih lama. Untuk menang dalam pertempuran seperti itu, pemilik lebih suka memilih jangkrik yang kuat dengan kepala dan kaki yang besar, dan warna yang bagus. Mereka akan memberi mereka makan dengan diet khusus untuk menjaga mereka dalam kondisi bertarung.

7. Layang-layang

Layang-layang ditemukan oleh seorang petani di Tiongkok kuno, pada Dinasti Zhou Timur (770–221BC). Awalnya, layang-layang digunakan untuk mengirim pesan di militer dan baru pada Dinasti Song (960-1279) layang-layang menjadi aktivitas luar ruangan favorit orang.

Kertas atau sutra adalah bahan utama untuk membuat layang-layang dengan bambu yang digunakan untuk membuat kerangkanya. Saat bermain, satu selebaran berdiri melawan arah angin dengan layang-layang dan selebaran lainnya berlari sambil memetik senar. Untuk menerbangkan layang-layang dengan sukses, angin diperlukan.

 

Komentar

Berita Lainnya