Sabtu, 2 Januari 2021 3:55:34 WIB
JAKARTAÂ - Epidemiolog Griffith University Australia
Tiongkok
Versiana Eiffel
Ilustrasi (Foto: Shutterstock)
JAKARTA - Epidemiolog Griffith University Australia, Dicky Budiman menilai kebijakan pemerintah yang mewajibkan untuk masyarakat menyertakan surat keterangan bebas Covid-19 melalui pemeriksaan rapid test antigen tidak terlalu berjalan efektif. Agar penanganan Covid-19 berjalan efektif di tengah massa libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) ini segala sesuatunya harus dilakukan secara konsisten dan berkomitnen.
\r\n\r\nBahkan, bagi para warga yang telah melaksanakan libur panjang, seharusnya diwajibkan melakukan karantina mandiri terlebih dulu sebelum melanjutkan aktivitasnya.
\r\n\r\n\r\n\r\n
"Walaupun ada kebijakan pemeriksaan rapid test antigen ya, kalau itu tidak dilakukan dengan konsisten dan komitmennya jelas, ya tidak efektif juga. Itu harus disertai karantina. Contoh pada saat ini yang pulang mudik, atau yang berlibur ini mereka harus dipastikan tujuh hari setidaknya diam di rumah," katanya ketika dihubungi, Sabtu (2/1/2021).
\r\n\r\n\r\n\r\n
Bahkan, perusahaan-perusahaan seharusnya menerapkan sistem bekerja dari rumah atau work from home. Batas waktunya, sambung Dicky, tidak ditentukan sampai dinilai pandemi Covid-19 sudah terkendali.
\r\n\r\n"Nah, WFH itu juga harus dilakukan. WFH ini kondisi yang harus dilakukan setidaknya sampai situasi pandemi terkendali, yang saat ini masih tidak terkendali," tuturnya.
\r\n\r\nDia pun menjelaskan, niat pemerintah untuk mengendalikan pandemi Covid-19 nampaknya belum bersinergi secara efektif. Salah satunya, kata dia, terbukti dari adanya pemberian diskon-diskon yang berkaitan dengan pariwisata.
\r\n\r\n"Terjadinya masyarakat berlibur atau keramaian ini menunjukkan strateginya belum bersinergi antara kemauan untuk mengendalikan dengan apa yang dilakukan regulasinya. Malah ada diskon kan dan sebagainya," ucapnya.
\r\n\r\n\r\n\r\n
Dicky mengatakan, tingginya angka positivity rate di Indonesia jauh dari standar aman yang ditetapkan WHO memastikan bahwa pandemi Covid-19 belum bisa terkendali. Per Jumat 1 Januari 2021, angka positivity rate Indonesia mencapai 15,8 persen.
\r\n\r\n"Positivity rate kalau itu lebih dari 10 persen artinya situasi pandemi tidak terkendali. Kalau lebih dari 20 persen, artinya selain penyebaran tidak terkendali juga sudah terjadi outbreak besar," ungkapnya.
\r\n\r\nSekadar informasi, pemerintah mewajibkan rapid test antigen bagi pelaku perjalanan selama Natal dan Tahun Baru 2021. Bagi mereka yang menyiapkan perjalanan harus ingat masa berlaku rapid test antigen yang hanya tiga hari, begitu juga PCR test cuma tujuh hari.
\r\n\r\n\r\n\r\n
Sumber : https://nasional.okezone.com/read/2021/01/02/337/2337523/epidemiolog-sarankan-wisatawan-karantina-mandiri-usai-liburan-panjang
Komentar
Berita Lainnya
Produsen kereta api Tiongkok, CRRC Changke Co., Ltd. membuat generasi baru kereta antarkota hibrida di Tiongkok pada Minggu (2/10). Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 14:26:6 WIB

Wakil Duta Besar Tiongkok untuk PBB Geng Shuang pada hari Jumat 30 September lalu mengatakan Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 14:48:4 WIB

Petani di wilayah Changfeng Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 14:51:7 WIB

Pembalap Formula 1 asal Tiongkok Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 15:19:35 WIB

Tiongkok mendesak AS untuk mengakhiri kekerasan polisi terhadap orang kulit hitam Amerika selama sesi PBB Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 16:45:29 WIB

Pemasangan Atap Beton Pertama Terowongan Jalan Raya Terpanjang di Provinsi Jiangsu Tiongkok Telah dimulai Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 17:25:54 WIB

Tiongkok ingin mengoptimalkan struktur ekonomi negara Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 17:30:30 WIB
