Kamis, 29 September 2022 7:21:20 WIB
Kenali Wajah Asli AS sebagai Imperium Kebohongan Sejati
Sosial Budaya
Angga Mardiansyah
Ilustrasi. (CCTV)
Menurut sebuah laporan yang dirilis Universitas Stanford AS pada bulan lalu, selama lima tahun terakhir ini, AS total membuka seratus akun fiktif untuk menyebarluaskan kabar palsu di media sosial untuk mempropagandakan pikiran Barat dan memfitnah negara lain, termasuk Tiongkok, Rusia dan Iran.
AS memang sejak dulu pandai merekayasa informasi palsu untuk mendistorsi opini umum. Senator AS Rand Paul pernah berkata, “Kau tahukah siapa penyebar informasi palsu yang terbesar di dunia? Itulah pemerintah AS.” Dari kata-kata Rand Paul tersebut terungkaplah intrik AS yang nekat melakukan ‘perang informasi palsu’ melalui jaringan internet.
Membuat hoaks atau kabar palsu adalah salah satu ikhtiar utama yang digunakan pemerintah AS untuk menggulingkan pemerintahan negara lain. Kegiatan ‘Musim Semi Arab’ yang terjadi sebelum dan sesudah 2011 adalah salah satu contohnya. Pada waktu itu, AS melancarkan ‘Liga Arab Siber’ untuk menyebarluaskan informasi palsu dan menghasut ‘Revolusi Warna’.
Dengan menyebarkan kabar palsu, AS telah meraup keuntungan demi kepentingan dirinya. Di kawasan Asia Tengah, AS terus menghasut konflik Rusia-Ukraina melalui akun-akun fiktif, dan sementara itu, tak lupa memuliakan dirinya seperti ‘penyelamat’ dunia.
Selain itu, AS terus melemparkan tanggung jawab dan memfitnah musuh imajinernya melalui penyebaran kabar palsu. Misalnya pada 2020 ketika pandemi COVID melonjak di dunia, sebanyak ribuan akun media sosial yang berkaitan dengan Partai Republik dan kekuatan kanan AS telah menyebarkan banyak komentar yang mencoreng nama baik Tiongkok, pada hal, banyak akun itu adalah akun fiktif. Tindakan-tindakan tidak terpuji tersebut telah mendapat kecaman keras masyarakat internasional setelah duduk perkaranya terungkap.
Kini AS sudah berjalan semakin jauh di jalur merekayasa informasi palsu, dengan maksudnya membuat dunia semakin kacau. AS sebagai ‘imperium kebohongan’ sudah lama terkenal di dunia, dan reputasinya jauh sebelumnya sudah berantakan.
Pewarta : CRI
Komentar
Berita Lainnya
Dengan sejarah lebih dari 2 Sosial Budaya
Rabu, 5 Oktober 2022 20:44:15 WIB

Popularitas bersepeda di Tiongkok telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir Sosial Budaya
Rabu, 5 Oktober 2022 21:3:58 WIB

Umat Islam menampilkan Tari Rodat saat pawai memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW 1444 H di Kampung Islam Kepaon Sosial Budaya
Sabtu, 8 Oktober 2022 13:18:8 WIB

Pada tahun 2021 proporsi baiknya kualitas air perairan sungai Yangtze 97 Sosial Budaya
Sabtu, 8 Oktober 2022 16:4:14 WIB

Jumlah panda raksasa yang ditangkap di seluruh dunia telah mencapai 673 hampir dua kali lipat jumlah dari satu dekade lalu Sosial Budaya
Rabu, 12 Oktober 2022 22:28:3 WIB

roduksi kapas di Xinjiang mencapai 5 Sosial Budaya
Rabu, 12 Oktober 2022 22:32:41 WIB

Alunan biola Sosial Budaya
Selasa, 18 Oktober 2022 22:53:38 WIB

Meliputi area seluas 180 Sosial Budaya
Rabu, 19 Oktober 2022 10:28:48 WIB

Dalam edisi keempatnya Sosial Budaya
Senin, 24 Oktober 2022 18:0:34 WIB

Proyek digitalisasi Gua Kuil Mati yang menelan investasi sebesar 3 Sosial Budaya
Jumat, 28 Oktober 2022 12:8:17 WIB

Pemerintah Kota Shanghai Bekerjasama Dengan PBB Menggelar Berbagai Acara Untuk Merayakan Hari Kota Sedunia Sosial Budaya
Minggu, 30 Oktober 2022 15:32:5 WIB
