Kashgar, Radio Bharata Online - Warga dari berbagai lapisan masyarakat di seluruh Tiongkok mengatakan mereka terinspirasi oleh pidato Presiden Tiongkok, Xi Jinping, yang disampaikan pada peringatan Hari Kemenangan pekan lalu di Beijing.

Pidato tersebut menyatakan bahwa mereka akan menimba kekuatan dari sejarah, meneruskan semangat agung Perang Perlawanan, dan mengabdikan diri untuk modernisasi Tiongkok, sembari menulis babak baru dalam memperkuat negara dan meremajakan bangsa.

Xi menyampaikan pidatonya tepat sebelum dimulainya parade militer besar-besaran yang digelar di Lapangan Tiananmen pada pagi hari tanggal 3 September 2025 untuk memperingati 80 tahun kemenangan Tiongkok dalam Perang Dunia II.

Dalam pidatonya, Xi, yang juga Sekretaris Jenderal Komite Sentral Partai Komunis Tiongkok dan Ketua Komisi Militer Pusat, mengulas perjalanan gemilang Perang Perlawanan Rakyat Tiongkok Melawan Agresi Jepang (1931-1945) dan dengan khidmat mendeklarasikan pendirian teguh rakyat Tiongkok untuk "mengenang sejarah, menghormati para martir, menghargai perdamaian, dan menciptakan masa depan yang lebih baik".

Ucapannya yang inspiratif menyentuh hati masyarakat di seluruh Tiongkok, dengan banyak yang merasa bangga atas pertumbuhan negara tersebut dalam beberapa dekade terakhir dan menyatakan tekad mereka untuk melanjutkan perjalanan pembangunan.

"Kami sangat yakin bahwa tanah air yang kuat adalah sumber kepercayaan diri terbesar kami. Seiring dengan peningkatan infrastruktur perkotaan dan kemudahan transportasi selama bertahun-tahun, rasa bahagia, kepuasan, dan keamanan kami pun meningkat pesat. Semua ini tak terpisahkan dari kepemimpinan Partai dan perhatian Sekretaris Jenderal. Kita harus mengingat instruksi Sekretaris Jenderal dan bekerja sama dengan masyarakat dari semua kelompok etnis untuk menjadikan Xinjiang lebih indah," kata Zumretgul Ablet, Kepala Komunitas Lokal di Kota Kashgar, Daerah Otonomi Uighur Xinjiang, Tiongkok Barat Laut.

Peringatan Hari Kemenangan sangat mengharukan bagi Yang Huafeng, seorang veteran berusia 92 tahun yang kehilangan kedua orang tuanya akibat penjajahan Jepang. Ia mengaku bangga dengan bagaimana tanah airnya bangkit dari kehancuran Perang Dunia II menjadi bangsa yang percaya diri.

"Negara kita telah tumbuh lebih kuat. Kita tidak akan pernah menginvasi negara mana pun, dan kita juga tidak akan membiarkan negara mana pun menginvasi Tiongkok. Saya merasakan kebesaran Partai Komunis Tiongkok. Hanya ketika negara kita berkembang lebih baik dan lebih cepat, rakyat kita akan hidup lebih bahagia," ujar Yang.

Pidato Xi juga telah menginspirasi rakyat Tiongkok untuk terus meneruskan semangat agung Perang Perlawanan di era baru, dan memenuhi tugas serta tanggung jawab mereka di bidang masing-masing.

"Pidato penting Sekretaris Jenderal telah memenuhi kami dengan keyakinan dan memotivasi kami untuk terus maju. Di jalur inovasi sains-teknologi dan penerapan pencapaian ilmiah dan teknologi, kita harus bergulat dengan masalah-masalah sulit, dan mengintegrasikan inovasi ke dalam setiap lini produksi, setiap peralatan, dan setiap baris kode. Kita akan menggunakan lebih banyak hasil penelitian ilmiah berkualitas tinggi untuk terus meningkatkan "Buatan Tiongkok" ke tingkat yang lebih tinggi," ungkap Wu Yan, Peneliti di Platform Berbasis Inovasi Qin Chuang Yuan yang diluncurkan oleh Provinsi Shaanxi, Tiongkok Barat Laut.

"Pertempuran berdarah yang diperjuangkan para martir revolusioner kitalah yang telah membawa perdamaian bagi kita hari ini. Saya akan mengingat instruksi Sekretaris Jenderal Xi Jinping, meneruskan semangat agung Perang Perlawanan, melestarikan warisan revolusioner kita, menghidupkan kembali masa muda saya, dan bersinar di era baru," ujar Xie Qiming, Relawan Muda dari Kota Baishan di Provinsi Jilin, Tiongkok Timur Laut.

Jepang secara resmi menyerah pada 2 September 1945, dengan menandatangani Instrumen Penyerahan Diri, dan Tiongkok menetapkan 3 September sebagai Hari Kemenangannya atas Jepang.