Rabu, 1 Desember 2021 3:30:54 WIB

Industri Kesehatan Digital Diminta Manfaatkan Momentum G20
Tiongkok

Agsan

banner

Foto: Dok. Kominfo

Jakarta - Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate mengajak pelaku industri layanan kesehatan digital atau e-health untuk berkolaborasi dan memanfaatkan momentum Presidensi G20 Indonesia tahun 2022. Johnny menyatakan e-health berkontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi digital RI.
\r\n"Terlebih saat pandemi, layanan digital kesehatan telah membuka akses masyarakat semakin inklusif. Oleh karena itu, saya mengajak seluruh mitra sektor kesehatan untuk memperkuat kolaborasi dan sinergi," ujar Johnny dalam keterangan tertulis, Rabu (1/12/2021). Hal itu dia ungkapkan dalam Forum Ekonomi Digital III yang berlangsung secara Hybrid dari Jakarta kemarin.
\r\n
\r\nIa menjabarkan di tahun 2021, valuasi sektor ekonomi digital diperkirakan akan mencapai sekitar US$ 70 Miliar atau Rp 1.000 triliun. Sampai dengan tahun 2025, sektor ini diproyeksikan tumbuh sampai dengan US$ 146 Miliar atau Rp 2.100 Triliun.
\r\n
\r\n"Sangat besar, termasuk di dalamnya electronic health. Sehingga kita perlu melakukan pertemuan untuk mendapat masukan dari industri, agar kebijakan yang diambil itu memang berpihak pada pengembangan industri termasuk industri e-health dalam rangka peningkatan pelayanan pada masyarakat," tutur Johnny.
\r\n
\r\nIa menerangkan melalui pertemuan Forum Ekonomi Digital, pelaku industri dapat menjalin komunikasi dan koordinasi dengan pemerintah.
\r\n"Jadi sudah tiga kali kita lakukan pertemuan seperti sekarang dan kali ini khusus terkait digital health dalam rangka menjadikannya sebagai platform komunikasi dan koordinasi antara pemerintah dengan pelaku industri e-health atau digital health," imbuh Johnny.
\r\n
\r\n"Kita dapat mengidentifikasi titik-titik blindspot-nya dalam semangat yang lebih bersinergi, berkolaborasi lintas pemangku kepentingan dengan Kementerian Kesehatan, dengan berbagai asosiasi kesehatan, pemimpin-pemimpin puncak di e-health yang hadir hari ini maupun yang tidak hadir," imbuhnya.
\r\nJohnny menambahkan ada tiga peluang yang bisa dimanfaatkan pelaku industri e-health Tanah Air dalam penyelenggaraan Presidensi G20 Indonesia tahun depan.
\r\n
\r\n"Pertama adalah memberikan rekomendasi dan masukan terkait isu electronic health yang dibahas pada Digital Economy Working Group G20 Tahun 2022," jelasnya. Kedua, lanjut Johnny, pelaku industri dapat berkolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan dalam membangun prinsip-prinsip bersama skala global tentang praktik teknologi kesehatan. "Ketiga, mengeksplorasi secara aktif dalam menjalin kerjasama business to business antarnegara G20. Keempat, menyediakan kustomisasi layanan isu e-health pada masing-masing yang disesuaikan dengan kebutuhan peserta dari negara-negara G20 lainnya," lanjut Johnny.
\r\nJohnny menyatakan sesuai dengan amanat Undang-Undang Kesehatan, isu layanan kesehatan nasional berkaitan dengan tindakan kuratif, preventif, promotif, rehabilitatif, dan pelayanan medis. Menurutnya, hal-hal tersebut bisa dilakukan dengan memanfaatkan infrastruktur digital.
\r\n
\r\nIa menegaskan salah satu aspek penting dalam e-health berkaitan dengan pemerataan jangkauan ke seluruh wilayah Indonesia. Sejalan dengan penggelaran teknologi informasi dan komunikasi (TIK), Johnny meyakini layanan e-health akan tumbuh pesat.
\r\n"Dalam hal ini pelayanan kepada masyarakat. Ini sejalan dengan arahan Presiden, di samping membangun infrastruktur yang luas. Kita juga mengisi hilirisasi (downstream)-nya untuk dimanfaatkan," kata Johnny.
\r\n
\r\nIa mengulas pada akhir tahun 2020 lalu, Indonesia masih memiliki sekitar 3.126 fasilitas layanan kesehatan yang belum memiliki akses internet. Namun, pada akhir tahun, pemerintah memberikan solusi penyediaan internet memanfaatkan satelit.
\r\n
\r\n"Dengan tersedianya infrastruktur TIK, maka seluruh perangkat aplikasinya seperti PeduliLindungi, PCare, maupun SiLacak dan aplikasi lainnya dari Kementerian Kesehatan, semuanya bisa kita layani dengan baik mulai dari data masyarakatnya, tracking dan tracing-nya, hingga pada vaksinasi," papar Johnny.
\r\n
\r\nJohnny menyatakan pandemi COVID-19 merupakan hal yang baru bagi seluruh pemerintahan di dunia. Namun, dengan ketersediaan infrastruktur dan layanan digital, menurutnya Pemerintah Indonesia mampu untuk menangani COVID-19.
\r\n
\r\n"Terbukti, sampai saat ini kerjasama yang kuat dengan kegotongroyongan antara pemerintah dan masyarakat, Indonesia berhasil menekan laju penyebaran COVID-19. Sehingga, kita dari evaluasi sudah landai dibandingkan wilayah yang lain,"
\r\n
\r\n https://news.detik.com/berita/d-5835101/industri-kesehatan-digital-diminta-manfaatkan-momentum-g20.
\r\n
\r\n 

Komentar

Berita Lainnya