Rabu, 3 April 2024 14:41:48 WIB

Anak-anak dengan autisme

Tiongkok

Eko Satrio Wibowo

Shanghai, Radio Bharata Online - Tiongkok telah melatih kelompok anjing pendamping pertamanya untuk memberikan pendampingan dan bantuan kepada anak-anak penyandang autisme, menjelang Hari Kesadaran Autisme Sedunia yang ke-17.

Autisme, juga dikenal sebagai gangguan spektrum autisme (autism spectrum disorder/ASD), adalah gangguan perkembangan saraf yang ditandai dengan tantangan dalam komunikasi dan adanya pola perilaku yang terbatas dan berulang.

Anak-anak dengan autisme, yang dikenal sebagai "anak-anak bintang", sering kali menarik diri ke dalam dunianya sendiri, sehingga komunikasi menjadi sebuah tantangan. Tapi, penelitian telah menunjukkan dampak positif yang dapat diberikan oleh hewan, terutama anjing, terhadap anak-anak dengan ASD, yaitu memfasilitasi interaksi sosial dan kesejahteraan emosional yang lebih baik.

Dalam sebuah inisiatif perintis di Shanghai, tiga anjing Labrador retriever bernama Halley, Harley, dan Erie berada dalam tahap akhir dari program pelatihan sepuluh hari yang dirancang untuk memastikan mereka dapat menjalin ikatan yang efektif dengan enam keluarga dari berbagai negara. Di akhir periode ini, tiga dari keluarga tersebut akan menyambut anjing-anjing tersebut di rumah mereka. Anjing-anjing ini berfungsi sebagai penghubung yang sangat penting, menghubungkan anak-anak dengan autisme dengan dunia yang lebih luas dan menawarkan dukungan emosional, interaksi sosial yang lebih baik, dan rasa aman.

Salah satu kisahnya adalah tentang Wenxin yang berusia lima tahun, yang didiagnosis dengan autisme pada usia dua tahun. Ibunya mengingat perilaku Wenxin yang berulang-ulang dan spesifik, menyoroti tantangan yang dihadapi oleh mereka yang memiliki ASD.

"Dia terus berputar tanpa merasa pusing. Dia telah mengulangi perilaku stereotip sejak saat itu. Ketika dia makan sesuatu seperti kue, dia harus merobeknya menjadi potongan-potongan kecil, atau dia lebih suka tidak makan sama sekali," kata ibu Wenxin.

Ibu Wenxin juga menyinggung tentang perjalanan emosional yang dialami oleh banyak orang tua yang memiliki anak dengan autisme, mulai dari penyangkalan dan keputusasaan hingga keprihatinan yang mendalam terhadap masa depan anak mereka.

"Ketakutan terbesar saya adalah membayangkan apa yang akan terjadi padanya jika saya tidak ada. Ini bukan hanya kekhawatiran saya, ini adalah ketakutan yang menghantui seluruh keluarga saya," katanya.

Dengan tidak adanya obat yang diketahui atau pengobatan yang efektif untuk ASD, fokusnya adalah memperbaiki gejala-gejala melalui program pendidikan yang konsisten dan intervensi perilaku. Mengintegrasikan anjing pendamping ke dalam kehidupan anak-anak dengan ASD telah muncul sebagai metode yang ampuh untuk memfasilitasi perkembangan sosial dan emosional mereka.

"Anjing pendamping dengan mudah terhubung dengan anak-anak ini. Selama interaksi, orang dewasa sering kali memiliki ekspektasi, yang berarti jika anak gagal memenuhinya, mungkin ada emosi atau umpan balik. Namun, anjing pendamping menawarkan cinta tanpa syarat tanpa tuntutan apa pun, sehingga mendorong anak-anak untuk membuka diri terhadap cinta. Dengan demikian, anjing menjadi guru yang istimewa bagi anak-anak ini," kata Chen Qiang, pemimpin program kesejahteraan masyarakat yang menyediakan anjing pendamping ASD.

Komentar