Sabtu, 16 Oktober 2021 5:38:3 WIB
Jokowi Sindir Keras BUMN: Sakit Disuntik PMN, Enak Sekali
Tiongkok
Dewi Kinar Lestari
Presiden Jokowi menyinggung soal BUMN yang selalu menerima suntikan dana saat kondisi keuangannya tak sehat. (Foto: Arsip Biro Pers Sekretariat Presiden)
Presiden Joko Widodo menyinggung sejumlah upaya proteksi atau pengamanan terhadap Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang kondisi keuangannya terlihat sakit. Ia tak ingin proteksi itu terus-menerus diberikan kepada perusahaan pelat merah.
Hal itu Jokowi sampaikan di hadapan sejumlah Direktur Utama BUMN dalam pengarahan di Kabupaten Manggarai Barat pada 14 Oktober 2021 sebagaimana diunggah ke akun YouTube Sekretariat Presiden pada Sabtu (16/10).
"Sehingga, kalau yang lalu-lalu BUMN-BUMN kan banyak terlalu keseringan kita proteksi. Sakit tambahi PMN (Penyertaan Modal Negara). Sakit, suntik PMN. Maaf, terlalu enak sekali," kata Jokowi sambil menggeleng-gelengkan kepala saat memberikan pengarahan.
Ia menilai bahwa pemberian modal negara itu mengurangi nilai-nilai yang ingin dibangun oleh negara terhadap perusahaan pelat merah yang berada di bawahnya. Misalnya, nilai kompetisi yang membuat BUMN tak berani untuk bersaing. Kemudian, mengambil resiko hingga nilai profesionalisme yang tak dijalankan.
Oleh sebab itu, Jokowi meminta agar perusahaan pelat merah tak lagi mendapat proteksi dana dari negara jika kondisi keuangannya sekarat. "Sudah lupakan pak Menteri. Lupakan proteksi-proteksi itu," ucap Jokowi kepada Menteri BUMN, Erick Thohir yang turut hadir dalam rapat tersebut.
Bersaing Global
Jokowi menegaskan bahwa visi negara terhadap BUMN jelas. Yakni, agar perusahaan pelat merah dapat mendunia dan bersaing dengan industri internasional.
Namun demikian, kata dia, pemberian modal-modal penyerta membuat upaya tersebut menjadi terlupakan. Mantan Gubernur DKI Jakarta ini meminta agar BUMN dapat beradaptasi terhadap dinamika global. Jika tidak, Jokowi mengancam akan menutup langsung perusahaan tak sehat.
Dunia, kata dia, saat ini tengah mengalami banyak perubahan. Mulai dari revolusi industri 4.0, disrupsi teknologi hingga situasi pandemi Covid-19.
"Kalau saudara-saudara tidak merespon dari ketidakpastian ini dengan adaptasi secepat-cepatnya, kalau pak Menteri sampaikan ke saya, 'Pak, ini ada perusahaan seperti ini, kondisinya BUMN'. Kalau saya langsung, 'tutup saja'. Nggak ada selamet-selametin kalau sudah begitu," cetus Jokowi.
Jokowi meminta agar Direktur Utama yang kini memimpin perusahaan pelat merah dapat melakukan manajemen perusahan dengan maksimal dan beradaptasi.
Ia bahkan meminta agar mereka mau menggandeng perusahaan-perusahaan asing untuk berpartner dalam bisnis. Kata Jokowi, tak ada negara yang tak mau berpartner dengan Indonesia.
"Perusahaan global mana yang paling baik, ajak (berpartner). Pasti mau, dengan kita itu sudah, kita sudah dinilai prospek ke depan 10-20 tahun yang akan datang ini kita akan menjadi ekonomi empat besar dunia kok. Siapa yang gak mau, mau semua," kata dia.
Sebagai catatan, pemerintah total sudah menyuntikkan modal hingga Rp106 triliun bagi perusahaan pelat merah dalam periode 2021 dan 2022. Ekonom, Faisal Basri sempat menyentil Erick Thohir terkait suntikan dana kepada BUMN tersebut.
Ia menilai seharusnya Erick fokus dalam menyelamatkan nyawa masyarakat di tengah pandemi Covid-19 saat ini dan bukan sibuk mengurusi suntikkan dana bagi BUMN.
Sejumlah suntikan PMN yang sudah diberikan ialah sebesar Rp33,9 triliun. Pertama, PT Waskita Karya (Persero) Tbk mendapat Rp7,9 triliun untuk penguatan permodalan dalam rangka restrukturisasi.
Kedua untuk PT Kereta Api Indonesia (Persero) sebesar Rp7 triliun sebagai dukungan menjalankan proyek strategis nasional (PSN) PT LRT Jakarta dan pemenuhan base equity Kereta Cepat Indo-China (KCIC).
Terakhir, PT Hutama Karya (Persero) mendapat tambahan modal untuk pembangunan jalan tol Trans Sumatera sebesar Rp19 triliun. Sementara, PMN 2022 akan ada sebesar Rp71,44 triliun terhadap 12 BUMN. Anggaran itu sudah disetujui Komisi VI DPR RI.
Komentar
Berita Lainnya
Xi Jinping: Biar Semua Orang Lansia Mempunyai Kehidupan Masa Tua Yang Berbahagia Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 14:14:40 WIB

Hasil Studi Ilmuwan Tiongkok, Minum Teh Setiap Hari Turunkan Risiko Diabetes Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 14:21:52 WIB

Tiongkok Produksi Kereta Api Hibrid yang BebasPolusi Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 14:26:6 WIB

Tiongkok Perkirakan Jual 68,5 Juta Tiket Kereta Selama Libur Hari Nasional Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 14:42:10 WIB

Tiongkok: Perlu Bersama Lindungi Fasilitas Infrastruktur Lintas Negara Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 14:48:4 WIB

Padi Hemat Air Bantu Petani Panen Melimpah di Tengah Kekeringan Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 14:51:7 WIB

Lanjutkan Balapan di Musim 2023, Zhou Guanyu Ingin Bawa Semangat dan Budaya Tiongkok Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 15:19:35 WIB

Tiongkok Larang Rokok Elektrik Rasa Buah dalam Peningkatan Regulasi Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 16:14:12 WIB

Tiongkok mendesak AS untuk mengakhiri kekerasan polisi terhadap orang kulit hitam Amerika selama sesi PBB Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 16:45:29 WIB

Setengah komunitas pedesaan di Tiongkok tercakup layanan perawatan lansia Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 16:49:6 WIB

Guangzhou: Gerbang maritim Tiongkok ke dunia sejak zaman kuno Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 17:10:22 WIB

Tiongkok kalahkan Slovenia dan AS di Kejuaraan Tenis Meja Beregu Dunia Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 17:20:34 WIB

Pemasangan Atap Beton Pertama Terowongan Jalan Raya Terpanjang di Provinsi Jiangsu Tiongkok Telah dimulai Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 17:25:54 WIB

Tiongkok ingin mengoptimalkan struktur ekonomi negara Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 17:30:30 WIB

Sinopec Tiongkok ingin hapus daftar ADS dari London Stock Exchange Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 17:50:46 WIB
