Selasa, 22 April 2025 10:39:25 WIB

Tiongkok Menjadi Pemimpin Energi Bersih Global
Tiongkok

Endro

banner

Ladang angin di samping Pegunungan Tianshan, Urumqi, Daerah Otonomi Uighur Xinjiang, Tiongkok barat laut, 24 Juni 2024. /VCG

BEIJING, Radio Bharata Online - Dunia memperingati Hari Bumi ke-55, yang secara resmi ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai Hari Bumi Internasional, pada tanggal 22 April 2025. Tema tahun ini, "Kekuatan Kita, Planet Kita," menyoroti kebutuhan mendesak untuk mengubah sistem energi global, guna mengatasi perubahan iklim.

Sebagai negara berkembang terbesar di dunia, dan pemimpin dalam energi terbarukan, Tiongkok telah membuat langkah besar dalam mengurangi emisi 

Menurut data dari Badan Energi Nasional, pada akhir tahun 2024, kapasitas terpasang tenaga surya di Tiongkok mencapai sekitar 890 gigawatt, dan tenaga angin mencapai 520 gigawatt.

Angka-angka ini menunjukkan, bahwa Tiongkok telah mencapai target 2030, lebih cepat enam tahun dari jadwal, dengan gabungan 1.200 GW tenaga surya dan angin.

Dibandingkan dengan bahan bakar fosil, energi bersih seperti surya dan angin menawarkan keuntungan yang jelas: keduanya berlimpah, tidak menimbulkan polusi, dan membantu mengurangi ketergantungan pada energi impor.

Di Tiongkok, kedua jenis energi tersebut kini menunjukkan tingkat pemanfaatan yang tinggi, dengan angka di atas 95 persen di sebagian besar wilayah, yang menjamin efisiensi.

Kontribusi Tiongkok melampaui batas wilayahnya. Pada bulan Agustus 2024, China Energy Engineering Group telah menandatangani kesepakatan senilai $972 juta dengan mitra Saudi, untuk membangun pembangkit listrik tenaga surya berkapasitas 2 GW.

Proyek ini merupakan bagian dari transisi energi hijau Arab Saudi, dan melibatkan upaya bersama dengan dana kekayaan negara, dan konstruksi diharapkan selesai dalam waktu 31 bulan.

Pada Forum KTT Kerja Sama Tiongkok-Afrika 2024, Tiongkok mengumumkan rencana untuk melaksanakan 30 proyek energi bersih di seluruh Afrika, untuk mendukung pembangunan hijau di benua itu.

Selain itu, Tiongkok juga berkomitmen untuk memberikan dukungan finansial sebesar 360 miliar yuan (sekitar $50 miliar) kepada negara-negara Afrika, dalam tiga tahun ke depan. (CGTN)

Komentar

Berita Lainnya