Beijing, Radio Bharata Online - Otorisasi paten Tiongkok di industri inti ekonomi digital mencapai 500.000 pada tahun 2024, tumbuh 23,1 persen dibandingkan tahun sebelumnya, melampaui dunia, ungkap seorang pejabat dari Administrasi Kekayaan Intelektual Nasional Tiongkok dalam Konferensi Tahunan Kekayaan Intelektual Tiongkok atau China Intellectual Property Annual Conference (CIPAC) ke-14 pada hari Kamis (11/9).
CIPAC ke-14 diselenggarakan dari Kamis (11/9) hingga Jumat (12/9) di Beijing, dengan fokus pada inovasi kekayaan intelektual digital.
Bertema "HKI di Era Digital", konferensi dua hari itu akan menghadirkan lebih dari 30 acara bagi para inovator, akademisi, dan penyedia layanan HKI global.
Berbicara pada upacara pembukaan konferensi, Shen Changyu, Kepala Administrasi Kekayaan Intelektual Nasional Tiongkok, mengatakan Tiongkok kini telah menjadi pemegang paten kecerdasan buatan terbesar di dunia, dengan sekitar 60 persen paten AI global.
Sementara itu, jumlah otorisasi paten luar negeri di industri inti ekonomi digital Tiongkok telah meningkat dari 21.000 pada tahun 2016 menjadi 52.000 pada tahun 2024. Shen mengatakan jumlah perusahaan asing yang mengajukan paten penemuan di industri inti ekonomi digital Tiongkok juga terus meningkat.
"Pada akhir tahun 2024, 95 negara dan wilayah memegang total 407.000 paten penemuan yang sah di industri inti ekonomi digital Tiongkok, yang mencakup 43,7 persen dari total paten penemuan yang sah yang dimiliki oleh entitas asing di Tiongkok. Hal ini sepenuhnya menunjukkan keyakinan kuat perusahaan asing terhadap perkembangan ekonomi digital Tiongkok di masa depan," ujar Shen.
Diresmikan pada tahun 2010, CIPAC tahunan diselenggarakan oleh Intellectual Property Publishing House Co., Ltd., di bawah Administrasi Kekayaan Intelektual Nasional Tiongkok, regulator kekayaan intelektual tertinggi di negara tersebut.