Beijing, Radio Bharata Online - Australia telah meningkatkan keterlibatan ekonominya dengan Tiongkok, memimpin delegasi 59 perusahaan yang memecahkan rekor ke Pameran Perdagangan Jasa Internasional Tiongkok atau China International Fair for Trade in Services (CIFTIS) di Beijing.

CIFTIS 2025 resmi dibuka di Beijing pada hari Rabu (10/9) dengan tema, "Rangkul Teknologi Cerdas, Berdayakan Perdagangan Jasa".

Sebagai negara tamu kehormatan, Australia menyoroti sektor-sektor yang berkembang pesat seperti pendidikan, keuangan, dan pariwisata. John Madew, Komisaris Senior Perdagangan dan Investasi di Komisi Perdagangan dan Investasi Australia (Austrade), mengatakan sektor jasa berkembang lebih cepat daripada rata-rata dan memiliki potensi signifikan yang belum dimanfaatkan dalam hubungan perdagangan Tiongkok-Australia.

"Tiongkok adalah mitra dagang nomor satu Australia di dunia dan telah demikian selama lebih dari 15 tahun. Tahun lalu, nilainya mencapai sekitar 310 miliar dolar AS dalam perdagangan barang dan jasa dua arah. Jadi, itu sangat signifikan bagi Australia. Dan jika kita melihat perdagangannya, mengapa begitu signifikan? Kami pikir komplementaritas antara kedua ekonomi kita, manfaat bersama yang jelas yang kita peroleh dari hubungan perdagangan, dan hubungan antarmasyarakat yang telah terjalin antara Australia dan Tiongkok, yang menjadikannya hubungan perdagangan yang begitu kuat," jelas Madew dalam sebuah wawancara dengan China Global Television Network (CGTN).

Ia mengaitkan kekuatan hubungan tersebut dengan komplementaritas ekonomi, saling menguntungkan, dan hubungan antarmasyarakat yang semakin erat.

"Jasa merupakan bagian yang sangat penting dari hubungan perdagangan dan salah satu yang benar-benar tumbuh lebih cepat daripada rata-rata. Jadi, kami melihat hal-hal seperti pendidikan, jasa keuangan, pariwisata, sebagai perdagangan jasa. Jadi, perdagangan jasa mencapai sekitar 17 miliar dolar AS (sekitar 280 triliun rupiah) per tahun. Tapi seperti yang saya katakan, masih banyak ruang untuk berkembang di sana," ujarnya.

Pada CIFTIS tahun ini, rekor jumlah perjanjian ditandatangani antara Tiongkok dan Australia. Di antaranya adalah kemitraan yang melibatkan CPA Australia dan Universitas Adelaide, serta perusahaan teknologi Canva, unicorn kedua Australia, yang berkolaborasi dengan sekolah-sekolah Tiongkok.

Madew juga menyatakan optimismenya tentang peran CIFTIS dalam menyatukan perusahaan-perusahaan dari sektor jasa di berbagai negara.

"Namun, saya pikir hal yang menarik untuk dipikirkan ketika kita membahas berbagai perjanjian ini adalah bahwa ini merupakan titik awal, bukan titik akhir. Jadi, hal yang hebat tentang sesuatu seperti CIFTIS adalah ia menjadi platform bagi perusahaan untuk mulai berdiskusi atau membuat perjanjian," ujarnya.

CIFTIS 2025 adalah salah satu platform perdagangan jasa terbesar di dunia, yang menarik hampir 2.000 peserta pameran ke Beijing. Di antara mereka terdapat hampir 500 perusahaan Fortune Global 500 dan para pemimpin industri termasuk Walmart, AstraZeneca, dan KPMG.

Para peserta berasal dari 26 dari 30 negara dan kawasan teratas dunia dalam perdagangan jasa, yang menggarisbawahi pengaruh internasional pameran tersebut yang semakin berkembang.