Beijing, Radio Bharata Online - Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, telah menekankan pentingnya persatuan di antara negara-negara Selatan Global dalam menghadapi tantangan politik dan ekonomi yang dihadapi negara-negara di seluruh dunia.
Pekan lalu, Anwar bertemu dengan jaringan Televisi Global Tiongkok (CGTN) untuk wawancara di sela-sela KTT Organisasi Kerja Sama Shanghai atau Shanghai Cooperation Organization (SCO) di Tianjin, Tiongkok utara, dan peringatan 80 tahun kemenangan Perang Perlawanan Rakyat Tiongkok melawan Agresi Jepang dan Perang Anti-Fasis Dunia.
Menanggapi pertanyaan tentang menghadapi unilateralisme dan kebijakan tarif AS, Anwar menggarisbawahi upaya untuk membangun persatuan di Selatan Global melalui badan-badan multilateral.
"Solusinya adalah membangun pemahaman Global Selatan agar mampu menyelesaikan sebagian masalah sendiri dan tidak bergantung pada negara adidaya mana pun. Jadi, kita punya Inisiatif ASEAN, kita punya Inisiatif Tiongkok, kita punya BRICS, dan kita punya SCO. Saya pikir, inilah saatnya kita berkata, lihat, kita bisa sedikit mengurangi dan menyelesaikan beberapa isu kontroversial yang memengaruhi kita, tidak hanya dalam hal politik global, tetapi juga dalam hal ekonomi, untuk melindungi kepentingan ekonomi negara-negara ini," ujarnya.
Amerika Serikat menaikkan tarifnya terhadap Malaysia menjadi 25 persen pada bulan Juli tahun ini, kemudian mengurangi pungutan menjadi 19 persen pada bulan Agustus 2025.
Menurut pernyataan Gedung Putih, tarif yang lebih rendah akan berlaku untuk barang yang dimasukkan untuk konsumsi, atau ditarik dari gudang untuk konsumsi, pada atau setelah tujuh hari setelah tanggal perintah.
Namun, tarif baru itu tidak akan berlaku bagi barang yang dimuat ke kapal dan sudah dalam perjalanan dengan moda transportasi terakhir sebelum waktu tersebut, dengan syarat barang tersebut dimasukkan untuk dikonsumsi atau ditarik dari gudang untuk dikonsumsi sebelum 5 Oktober 2025.