Kamis, 15 Mei 2025 14:55:13 WIB

Presiden: Brasil Didorong oleh Pemotongan Tarif AS-Tiongkok untuk Cari Negosiasi Tarif yang Adil
Ekonomi

Eko Satrio Wibowo

banner

Luiz Inacio Lula da Silva, Presiden Brasil (CMG)

Beijing, Radio Bharata Online - Kesepakatan antara AS dan Tiongkok untuk saling mengurangi tarif tambahan telah mendorong Brasil untuk mempertahankan kedaulatannya dan bernegosiasi untuk tarif yang wajar, kata Presiden Brasil, Luiz Inacio Lula da Silva, selama kunjungan kenegaraannya baru-baru ini ke Tiongkok.

Setelah pertemuan tingkat tinggi selama dua hari mengenai urusan ekonomi dan perdagangan di Jenewa, Tiongkok dan Amerika Serikat pada hari Senin (12/5) mengumumkan serangkaian langkah modifikasi tarif yang ditujukan untuk meredakan ketegangan perdagangan antara dua ekonomi terbesar di dunia tersebut.

Selama konferensi pers pada hari Rabu (14/5) di Beijing, Lula menyuarakan apresiasinya terhadap pemotongan tarif AS-Tiongkok, dan berjanji untuk mengejar tarif yang wajar dengan AS melalui negosiasi dan cara lain.

"Sejak tahun 1980-an, globalisasi telah menjadi kata kunci, begitu pula perdagangan bebas. Tiba-tiba beberapa orang percaya bahwa mereka memiliki wewenang untuk mengenakan pajak pada semua orang dan segala sesuatu tanpa persetujuan seolah-olah mereka mengendalikan dunia. Namun, kenyataannya adalah bahwa dunia tidak berkewajiban untuk menerima tindakan tersebut," kata Lula.

"Baru-baru ini, kami melihat perubahan positif. AS dan Tiongkok telah mencapai kesepakatan, yang menghasilkan pajak yang lebih ringan dari sebelumnya. Ini menunjukkan pentingnya mempertahankan kedaulatan kami. Para pejabat Brasil tahu bahwa kami berharap untuk berunding dengan AS, dan saya mendesak mereka untuk menggunakan setiap istilah dalam kosakata kami yang terkait dengan 'negosiasi'. Namun, jika kami tidak dapat mencapai kesepakatan, kami akan mengambil tindakan timbal balik atau mengajukan banding ke WTO untuk memperjuangkan hak-hak kami. Dengan cara ini, kami akan membantu menciptakan dunia yang lebih seimbang dan memastikan perdagangan yang lebih adil di antara semua negara," ungkapnya.

Lula melakukan kunjungan kenegaraan ke Tiongkok pada 10-14 Mei 2025 atas undangan Presiden Tiongkok, Xi Jinping.

Komentar

Berita Lainnya

Krisis Ekonomi 1997 Kembali Bayangi Asia Ekonomi

Kamis, 6 Oktober 2022 13:29:54 WIB

banner