Jumat, 16 Mei 2025 14:58:5 WIB

Chongqing di Tiongkok Berinovasi dalam Drainase Perkotaan dengan Model 'Kota Spons'
Tiongkok

Eko Satrio Wibowo

banner

Tang Chuandong, Perancang Perencanaan dari Cabang Barat Akademi Perencanaan dan Desain Perkotaan Tiongkok (CMG)

Chongqing, Radio Bharata Online - Distrik Bishan di Kota Chongqing, barat daya Tiongkok, menetapkan tolok ukur baru dalam drainase perkotaan melalui model "kota spons" yang inovatif.

Distrik Bishan dipilih pada bulan Februari 2017 sebagai percontohan untuk adaptasi iklim, dan telah berkembang menjadi kota spons.

Dengan memanfaatkan batu bata permeabel, tanah dapat menyerap air secara lebih efektif sehingga meningkatkan infiltrasi alami. Selain itu, taman hujan berfungsi sebagai reservoir alami, sementara atap sekolah telah diubah menjadi ruang hijau yang rimbun.

Secara keseluruhan, pendekatan inovatif ini tidak hanya membantu mengurangi banjir perkotaan, tetapi juga berkontribusi untuk meningkatkan iklim mikro setempat -- model pembangunan perkotaan ekologis yang patut dicontoh.

"Apa itu 'kota spons'? Ini adalah konsep pembangunan perkotaan yang memperlakukan kota seperti spons raksasa -- menyerap air saat hujan dan melepaskannya saat dibutuhkan. Sistem ini sangat fleksibel," kata Tang Chuandong, Perancang Perencanaan dari Cabang Barat Akademi Perencanaan dan Desain Perkotaan Tiongkok.

Selama beberapa tahun terakhir, Distrik Bishan telah mengembangkan sistem spons mini.

"Bangunan yang kokoh dan tanah yang keras tidak mudah beradaptasi dengan perubahan iklim. Karena alasan itu, kami memasukkan area cekung ke dalam desain taman industri untuk menciptakan taman hujan -- sistem spons ekologi mini," ujar Tang.

Saat hujan, air dikumpulkan di taman-taman itu dan disaring melalui lapisan vegetasi, tanah, dan pasir sebelum disimpan dalam tangki bawah tanah. Beberapa sistem spons kecil di bawah bangunan besar membantu menyebarkan, mengelola, dan menyimpan air hujan dengan lebih efektif. Selain itu, inisiatif kota spons Distrik Bishan telah membuat tanah lebih mudah menyerap air.

"Kami telah memasang batu bata yang dapat menyerap air dengan porositas tertentu. Ini memungkinkan air hujan meresap ke dalam tanah sehingga mengurangi penumpukan air permukaan," jelas Tang.

Tang juga menyoroti manfaat ekologis dari mengubah atap sekolah menjadi ruang hijau yang rimbun.

"Atap biasanya hanya beton polos. Namun, saat membangun kota spons, seperti di sekolah ini, selain tanaman hijau di sekitar kita, kita juga menghijaukan atap. Area yang paling banyak terpapar sinar matahari adalah atap kita, bukan? Kita mengubah atap menjadi sistem spons hijau dengan meletakkan tanah, menyebarkan benih, dan menanam rumput. Ini seperti memberi atap 'jaket hijau'. Bukankah terasa lebih sejuk?" katanya.

"Jangan remehkan atap hijau kecil. Seperti kata pepatah Tiongkok, 'Tidak ada perbuatan baik yang terlalu kecil untuk dilakukan'. Satu atap mungkin memiliki dampak yang terbatas, tetapi jika banyak bangunan, atau seluruh kota, mengadopsi atap hijau, dampaknya terhadap pengaturan iklim perkotaan bisa sangat besar," tegas Tang.

Komentar

Berita Lainnya