Shenyang, Radio Bharata Online - Sejumlah relik pribadi milik Relawan Rakyat Tiongkok atau Chinese People's Volunteers (CPV) yang gugur dalam Perang Melawan Agresi AS dan Membantu Korea (1950-1953) kini dipajang di aula peringatan pemakaman martir di Shenyang, Provinsi Liaoning, Tiongkok timur laut, mencerminkan rasa hormat bangsa yang mendalam dan abadi kepada mereka.

Sejak 2014, jenazah 981 martir telah dipulangkan ke pihak Tiongkok dari Republik Korea dalam 11 gelombang. Selain jenazah para pahlawan, lebih dari 10.000 relik pribadi juga telah dipulangkan.

Relik-relik ini, mulai dari peralatan militer hingga kebutuhan sehari-hari, menawarkan gambaran yang hidup dan sangat mengharukan tentang kehidupan para prajurit muda yang tak pernah kembali. Relik-relik itu juga menjadi saksi abadi atas keberanian, pengorbanan, dan semangat pantang menyerah para martir CPV.

Di aula peringatan Pemakaman Shenyang untuk Para Martir Perang Melawan Agresi AS dan Membantu Korea, pengunjung dapat melihat benda-benda seperti peluru tak terpakai, helm, pena, senter, dan banyak benda lain yang pernah menemani para prajurit dalam hidup dan mati di medan perang.

"Saat kami memilah-milah sepasang sol sepatu karet, kami dapat merasakan suhu medan perang -- kehangatan para martir CPV. Setiap pasang sepatu bersol karet menjadi saksi keberanian mereka di medan perang, di mana mereka maju dan bertempur dengan gagah berani melawan musuh," kata Wang Chunjie, Kepala Departemen Pendidikan Sosial Pemakaman Shenyang untuk Para Martir Perang Melawan Agresi AS dan Membantu Korea.

Selain perlengkapan militer, banyak barang pribadi juga ditemukan, yang mencerminkan perjuangan dan ketangguhan para prajurit sehari-hari.

"Kami juga menemukan banyak botol air. Di medan perang dan dalam kehidupan sehari-hari, air merupakan sumber vital untuk bertahan hidup, sehingga hampir setiap prajurit membawanya. Beberapa botol air relatif utuh, sementara yang lain terpelintir dan rusak. Bahkan ketika kosong, botol-botol itu melambangkan harapan -- harapan hidup -- karena para prajurit membawanya setiap hari," catat Wang.

Benda-benda sederhana ini -- sol sepatu, botol air, sikat gigi -- yang ditinggalkan oleh para pahlawan muda yang gugur di tanah asing, secara diam-diam menggambarkan potret prajurit CPV sebagai sosok yang berani, tangguh, banyak akal, dan optimis.

Wang mencatat bahwa relik-relik ini tidak hanya berharga untuk mengenang para martir, tetapi juga memainkan peran penting dalam mengonfirmasi identitas mereka dan mengungkap lebih banyak kisah tentang pengorbanan mereka.

"Sejauh ini, identitas 28 martir CPV telah terkonfirmasi, dan kerabat mereka telah ditemukan. Kami berharap melalui relik dan barang-barang ini, kami dapat menemukan lebih banyak petunjuk dan menemukan keluarga mereka," ungkap Wang.