Senin, 10 Februari 2025 14:34:15 WIB

Tiongkok Suarakan Dukungannya terhadap Multilateralisme AI dan Peringatkan terhadap Monopoli Industri
Teknologi

Eko Satrio Wibowo

banner

Yao Yang, Profesor Jurusan Seni Liberal, Pusat Penelitian Ekonomi Tiongkok (CMG)

Tiongkok, Radio Bharata Online - Para ilmuwan Tiongkok menyerukan multilateralisme sejati dalam pengembangan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) sekaligus memperingatkan terhadap monopoli industri menjelang KTT Aksi Kecerdasan Buatan yang akan diselenggarakan di Paris, Prancis.

Kementerian Luar Negeri Tiongkok mengumumkan pada hari Jum'at (7/2) bahwa Zhang Guoqing, Perwakilan Khusus Presiden Tiongkok, Xi Jinping, akan menghadiri KTT Aksi Kecerdasan Buatan, yang dijadwalkan pada 10 hingga 11 Februari 2025. Zhang adalah anggota Biro Politik Komite Sentral Partai Komunis Tiongkok dan Wakil Perdana Menteri Dewan Negara.

KTT tersebut akan mempertemukan berbagai pemangku kepentingan, termasuk para pemimpin dunia, inovator teknologi, akademisi, dan pakar, selama dua hari untuk berbincang-bincang tentang industri AI yang berkembang pesat.

Hanya dalam waktu dua tahun, Tiongkok telah muncul sebagai pemain utama di arena AI global, mencuri perhatian dari raksasa teknologi Barat seperti ChatGPT, Sora, dan Elon Musk, serta membuka jalan bagi generasi inovator baru di Tiongkok timur untuk berbagi panggung dengan para tokoh besar Silicon Valley.

Perusahaan rintisan Tiongkok DeepSeek telah mengembangkan asisten chatbot yang menyaingi ChatGPT milik Open-AI, tetapi dengan biaya pelatihan yang jauh lebih murah, sebuah terobosan yang menggarisbawahi daya saing AI Tiongkok yang terus meningkat meskipun ada pembatasan AS terhadap ekspor semikonduktor canggih.

"Banyak politisi AS masih hidup di dunia lama. Mereka percaya bahwa mereka dapat mengendalikan pertumbuhan Tiongkok hanya dengan sanksi. Itu sepenuhnya salah. Amerika Serikat tidak ingin Nvidia menjual chip berkinerja tinggi tersebut ke Tiongkok. Jadi DeepSeek harus menemukan cara baru, algoritma baru untuk meningkatkan efisiensinya. Dan wah! Mereka berhasil," kata Yao Yang, Profesor Jurusan Seni Liberal, Pusat Penelitian Ekonomi Tiongkok.

Jiang Feng, peneliti di Universitas Studi Internasional Shanghai dan presiden Asosiasi Studi Regional dan Negara Shanghai, mengatakan bahwa sudah saatnya bagi negara-negara untuk kembali ke Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) Perserikatan Bangsa-Bangsa dan memanfaatkan AI sepenuhnya untuk mencapai tujuan pembangunan bersama.

"Semua negara seharusnya memiliki aksesibilitas dalam pengembangan AI dan menentang monopoli AI untuk tujuan hegemonik, serta menjadikan dunia menjadi tempat yang lebih baik, bukan tempat yang lebih menakutkan dan kurang manusiawi," ujar Jiang.

Komentar

Berita Lainnya

Prioritas Agenda Kerja Sama Tiongkok-ASEAN Teknologi

Selasa, 3 November 2020 9:58:24 WIB

banner
CMG Siap Beritakan CIIE ke-3 Teknologi

Rabu, 4 November 2020 1:22:22 WIB

banner
Han Zheng Hadiri Upacara Pembukaan CIIE Ke-3 Teknologi

Jumat, 6 November 2020 1:14:28 WIB

banner
Tiongkok Gelar Harbolnas Terbesar di Dunia Teknologi

Selasa, 10 November 2020 19:55:39 WIB

banner