SERANG, Bharata Online - Seiring berkembangnya hubungan Indonesia dengan Tiongkok dalam beberapa tahun terakhir, kerja sama dan pertukaran regional kedua negara muncul sebagai salah satu pendorong utama untuk persahabatan kedua bangsa. 

Contoh terbaru dari perkembangan hubungan tersebut adalah penandatanganan Letter of Intent (LoI) antara Kota Serang di Provinsi Banten dan Kota Hangzhou di Tiongkok timur untuk hubungan persahabatan dan pertukaran pada awal bulan ini.

Pada 5 September 2025, Wali Kota Serang Budi Rustandi dan sejumlah pejabat daerah Hangzhou menandatangani LoI on Friendly Relationship and Exchange di Hangzhou, ibu kota Provinsi Zhejiang, yang merupakan salah satu pusat ekonomi Tiongkok timur. Pada kesempatan itu, delegasi dari Serang mengunjungi sejumlah perusahaan terkemuka yang berkantor pusat di Hangzhou, di antaranya Alibaba dan Deepseek, serta bertukar pandangan mengenai pembangunan e-commerce dan industri kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dengan pihak-pihak terkait.

"Serang terletak di lokasi strategis yang berdekatan dengan beberapa pusat ekonomi di Indonesia. Kami menawarkan lingkungan investasi yang baik dan menyambut para investor, termasuk investor dari Hangzhou dan Tiongkok," ujar Budi, seraya menyatakan dirinya yakin penandatanganan LoI itu akan membantu kedua kota untuk saling belajar dan meningkatkan pertukaran antarmasyarakat.

Selain hubungan Serang-Hangzhou yang baru terjalin, Indonesia dan Tiongkok sudah memiliki beberapa ikatan sister city atau "kota kembar", yang memberi kontribusi signifikan untuk hubungan kedua negara.

Sebagai contoh, Kabupaten Tangerang di Provinsi Banten dan Kota Binzhou di Provinsi Shandong pada Juni lalu menandatangani LoI dimulainya program sister city. Kerja sama dua daerah ini mencakup promosi pariwisata dan budaya, pengembangan ekonomi kreatif, serta pengembangan sumber daya manusia (SDM).

Bukan hanya di tingkat kota, kerja sama daerah setingkat provinsi antara kedua negara juga terjalin erat. Kerja sama "provinsi kembar" atau sister province antara Provinsi Jawa Tengah dan Provinsi Fujian serta Provinsi Sumatra Utara dan Provinsi Guangdong telah berlangsung selama lebih dari dua dekade. Beberapa provinsi lainnya seperti Jawa Barat, Bali, dan Nusa Tenggara Barat (NTB) juga memiliki kerja sama serupa dengan sejumlah provinsi di Tiongkok.

"Sejumlah faktor yang mendorong mengapa semakin banyak daerah di Indonesia menjalin kemitraan sister city dengan kota-kota di Tiongkok salah satunya karena Tiongkok merupakan mitra dagang utama kita, sehingga koneksi langsung antarkota akan membuat perdagangan, investasi, hingga pariwisata lebih lancar," kata Muhammad Zulfikar Rakhmat, peneliti sekaligus direktur China-Indonesia di Center of Economic and Law Studies (CELIOS), kepada Xinhua.

Faktor lainnya yakni semakin banyak daerah di Indonesia yang tertarik untuk mempelajari kemajuan kota-kota di Tiongkok, dari sisi teknologi hingga tata kota.

Oleh karena itu, Zulfikar menilai kerja sama semacam ini bukan hanya simbol persahabatan namun juga instrumen untuk mendorong pembangunan daerah di Indonesia. Kolaborasi antarkota akan membuka peluang peningkatan ekspor produk daerah, menarik investasi, hingga pertukaran budaya dan pendidikan. (XINHUA)