Selasa, 22 Juli 2025 16:40:30 WIB

Data Resmi: Jumlah Penyandang Disabilitas Tiongkok yang Bekerja Meningkat pada Tahun 2021-2025

Ekonomi

Eko Satrio Wibowo

Beijing, Radio Bharata Online - Tiongkok telah mencapai kemajuan signifikan dalam mendorong ketenagakerjaan penyandang disabilitas selama periode Rencana Lima Tahun ke-14 (2021-2025), dengan 9,019 juta penyandang disabilitas saat ini bekerja di seluruh negeri.

Menurut data yang dirilis pada konferensi pers di Beijing pada hari Selasa (22/7), sebanyak 2,31 juta penyandang disabilitas baru mendapatkan pekerjaan di wilayah perkotaan dan pedesaan selama periode lima tahun tersebut.

Menurut seorang pejabat dari Federasi Penyandang Disabilitas Tiongkok atau China Disabled Persons' Federation (CDPF), skala dan kualitas ketenagakerjaan penyandang disabilitas telah mengalami peningkatan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir, terutama di bawah "Rencana Aksi Tiga Tahun untuk Meningkatkan Ketenagakerjaan bagi Penyandang Disabilitas" (2022–2024).

Dalam periode Rencana Lima Tahun ke-14, lebih dari 400.000 pekerjaan baru ditawarkan kepada penyandang disabilitas setiap tahunnya. Tingkat ketenagakerjaan penyandang disabilitas secara keseluruhan meningkat hampir 5 poin persentase.

Kualitas ketenagakerjaan penyandang disabilitas juga telah meningkat. Selama lima tahun terakhir, jumlah penyandang disabilitas yang bekerja di posisi inklusif proporsional yang menawarkan stabilitas dan pendapatan lebih tinggi telah meningkat lebih dari 20 persen. Selain itu, 2,17 juta penyandang disabilitas telah menerima pelatihan keterampilan vokasional, yang semakin meningkatkan kesiapan kerja dan prospek kerja jangka panjang.

Ke depannya, federasi berjanji untuk menjadikan promosi ketenagakerjaan sebagai fokus utama dalam periode Rencana Lima Tahun ke-15 (2026-2030). Upaya-upaya tersebut akan mencakup penguatan dukungan kebijakan, peningkatan layanan ketenagakerjaan, dan perluasan kesempatan pelatihan untuk memastikan lebih banyak penyandang disabilitas berkontribusi pada modernisasi Tiongkok.

Komentar