Beijing, Radio Bharata Online - Pameran Perdagangan Jasa Internasional Tiongkok atau China International Fair for Trade in Services (CIFTIS) yang sedang berlangsung di Beijing mencerminkan komitmen Tiongkok untuk lebih membuka diri, menurut para tamu dari dalam dan luar negeri.

CIFTIS 2025 resmi dibuka pada hari Rabu (10/9) dan akan berlangsung selama lima hari, dengan tema "Rangkul Teknologi Cerdas, Berdayakan Perdagangan Jasa".

Acara ini menampilkan agenda inti berupa 13 forum bertema, 82 forum topik khusus, dan 81 diskusi bisnis promosi, serta lebih dari 40 kegiatan pendukung mulai dari pertunjukan budaya dan pasar dadakan hingga acara olahraga, yang bertujuan untuk meningkatkan konsumsi dan meningkatkan pengalaman pameran.

Pada Konvensi E-Commerce 2025 yang diselenggarakan pada hari Rabu (10/9), para peserta menyoroti peran penting e-commerce dalam mendorong pertumbuhan ekonomi berkualitas tinggi dan meningkatkan standar hidup masyarakat.

Tiongkok memanfaatkan platform CIFTIS untuk menegaskan kembali komitmennya terhadap keterbukaan, sebuah upaya yang diakui oleh Dorothy Tembo, Wakil Direktur Eksekutif Pusat Perdagangan Internasional.

"Pesan utama yang tersampaikan dari semua sesi yang kami adakan dan pesan dari pihak pemerintah adalah kami terbuka untuk bisnis. Kami terbuka untuk bisnis, yang telah membawanya ke tingkat yang berbeda di mana sinyal yang jelas diberikan oleh Tiongkok dalam hal pentingnya sisi multilateral," ujarnya.

Pada forum keterbukaan dan kerja sama, para peserta mencatat bahwa percepatan digitalisasi, intelijen, dan proses keberlanjutan sedang mentransformasi perdagangan jasa global, menjadikannya kekuatan pendorong penting bagi globalisasi ekonomi.

Data resmi menunjukkan bahwa total nilai perdagangan jasa Tiongkok naik 8 persen secara tahunan menjadi 3,9 triliun yuan (sekitar 9.022 triliun rupiah) pada paruh pertama tahun 2025 -- mencetak rekor baru.

Sebagai negara tamu kehormatan di CIFTIS 2025, Australia telah mengumpulkan delegasi terbesarnya untuk pameran tahun ini, yang mencerminkan kepercayaan negara tersebut terhadap Tiongkok sebagai pasar yang penting.

"Perusahaan-perusahaan Australia optimistis dengan peluang di Tiongkok. Menurut survei terbaru kami, 70 persen responden menempatkan Tiongkok sebagai pasar teratas atau salah satu dari tiga pasar teratas untuk investasi selama tiga tahun ke depan," ujar Feng Baiwen, Ketua Kamar Dagang Tiongkok-Australia.

Pada Konferensi Konsumsi Internasional 2025 yang diselenggarakan pada hari Rabu (10/9), para peserta mengamati bahwa ukuran pasar global saat ini terus tumbuh meskipun menghadapi tantangan, menghadirkan peluang pengembangan baru.

Skala CIFTIS tahun ini sangat luas, dengan 85 negara dan organisasi internasional yang berpartisipasi, termasuk Australia, Jerman, dan Organisasi Hak Kekayaan Intelektual Dunia (WHO).

Hampir 2.000 perusahaan berpameran di lokasi, termasuk hampir 500 perusahaan Fortune Global 500 dan perusahaan-perusahaan terkemuka di industri seperti Walmart, AstraZeneca, dan KPMG.

Peserta pameran berasal dari 26 dari 30 negara dan kawasan teratas dunia dalam hal perdagangan jasa.