Rabu, 9 April 2025 14:48:5 WIB

Pakar: Tiongkok Lebih Siap Menangani Tarif Mengingat Berkurangnya Ketergantungan pada Pasar AS
Ekonomi

Eko Satrio Wibowo

banner

Gong Jiong, Profesor Ekonomi di Universitas Bisnis dan Ekonomi Internasional di Beijing (CMG)

Beijing, Radio Bharata Online - Tiongkok kini jauh lebih siap menghadapi dampak tarif AS daripada saat pemerintahan Trump pertama karena ketergantungannya yang menurun pada pasar Amerika memperkuat keyakinannya dalam menghadapi tantangan ekonomi, kata seorang ekonom Tiongkok pada hari Rabu (8/4).

Ketegangan perdagangan antara dua ekonomi terbesar dunia itu telah meningkat akhir-akhir ini, imbas Amerika Serikat mengenakan "tarif timbal balik" sebesar 34 persen pada impor Tiongkok baru-baru ini, yang merupakan kelanjutan dari kenaikan tarif sebesar 20 persen yang diperkenalkan awal bulan April 2025.

Sebagai tanggapan, Tiongkok mengumumkan akan mengenakan tarif tambahan sebesar 34 persen pada semua produk AS yang diimpor mulai tanggal 10 April 2025.

Menanggapi langkah Tiongkok, AS mengancam akan menaikkan tarif pada barang-barang Tiongkok sebesar 50 persen lagi, yang berpotensi meningkatkan total tarif menjadi 104 persen, kecuali Beijing menarik kembali rencana tarif balasannya.

Dalam wawancara dengan China Global Television Network (CGTN), Gong Jiong, Profesor ekonomi di Universitas Bisnis dan Ekonomi Internasional di Beijing, berbagi perspektifnya tentang konflik perdagangan yang sedang berlangsung.

"Menurut saya, jika melihat ke belakang, ada baiknya kita mempersiapkan diri untuk ini. Setidaknya persentase pasar AS dalam total pasar ekspor Tiongkok kurang dari 40 persen saat ini. Jadi pada akhirnya, jika memang kita sampai pada skenario kiamat, itu masih bisa ditanggung. Itu masih sesuatu yang bisa kita tahan saat kita melangkah maju," kata Gong.

Gong menambahkan bahwa Tiongkok bersiap menghadapi kekacauan lebih lanjut. Dengan dinamika perdagangan global yang terus berubah dengan cepat, kemungkinan akan terjadi lebih banyak volatilitas di masa mendatang.

Komentar

Berita Lainnya

Krisis Ekonomi 1997 Kembali Bayangi Asia Ekonomi

Kamis, 6 Oktober 2022 13:29:54 WIB

banner