Kamis, 22 Mei 2025 13:29:20 WIB
Tiongkok Desak WTO Lindungi Sistem Perdagangan Multilateral di tengah Kekhawatiran Tarif
Ekonomi
Eko Satrio Wibowo

Markas besar WTO di Jenewa (CMG)
Jenewa, Radio Bharata Online - Tiongkok pada hari Selasa (20/5) menyatakan keprihatinan serius atas "tarif timbal balik" Amerika Serikat dan mendesak anggota Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) untuk bersatu dalam menanggapinya.
Pernyataan tersebut dibuat dalam proposal tertulis tentang dukungan terhadap sistem perdagangan multilateral, yang diajukan selama pertemuan Dewan Umum kedua WTO tahun 2025 di Jenewa.
Delegasi Tiongkok menekankan bahwa tatanan perdagangan yang stabil, terbuka, dan berbasis aturan menguntungkan semua negara. Sambil mengakui keberhasilan WTO selama 30 tahun, Tiongkok memperingatkan bahwa sistem perdagangan multilateral menghadapi tantangan yang signifikan, khususnya tarif AS, yang mengancam dasar aturan perdagangan global. Tiongkok meminta anggota WTO untuk melindungi dan memperkuat sistem tersebut, dengan menekankan pentingnya tindakan kolektif.
Dalam proposalnya, Tiongkok menguraikan strategi untuk WTO, dengan fokus pada tiga aspek utama, yaitu stabilitas, pembangunan, dan reformasi.
Pertama, Tiongkok mendesak anggota WTO untuk bersatu, menstabilkan hubungan perdagangan, meningkatkan transparansi, dan memperkuat pemantauan untuk memastikan stabilitas perdagangan.
Kedua, hal itu menyoroti perlunya memperluas akses pasar bagi negara-negara yang paling kurang berkembang dan menyediakan bantuan terkait perdagangan yang lebih efektif bagi negara-negara berkembang.
Ketiga, Tiongkok menyerukan reformasi WTO yang mendesak, termasuk menangani isu-isu yang muncul seperti perubahan iklim dan ketahanan rantai pasokan, serta menggabungkan perjanjian baru seperti Perjanjian Fasilitasi Investasi untuk Pembangunan dan Perjanjian Perdagangan Elektronik, ke dalam kerangka kerja WTO.
Usulan Tiongkok mendapat dukungan luas dari anggota WTO, termasuk Brasil, Rusia, Pakistan, dan Antigua dan Barbuda, yang menyuarakan kekhawatiran atas tindakan perdagangan sepihak. Mereka menekankan perlunya menegakkan prinsip negara yang paling disukai WTO dan untuk mengejar reformasi yang berarti guna memastikan WTO tetap efektif dalam lingkungan perdagangan global yang semakin tidak stabil.
Komentar
Berita Lainnya
Investasi Banyak Masuk ke Jateng, Ganjar: Tingkat Layanan Kita Sangat Serius Ekonomi
Selasa, 4 Oktober 2022 18:8:39 WIB

Perdagangan Jerman mengalahkan ekspektasi pada Agustus , meski ekonomi melambat Ekonomi
Rabu, 5 Oktober 2022 18:2:24 WIB

Krisis Ekonomi 1997 Kembali Bayangi Asia Ekonomi
Kamis, 6 Oktober 2022 13:29:54 WIB

Pakar: Tren konsumsi sehat mencerminkan kepercayaan konsumen yang kuat Ekonomi
Jumat, 7 Oktober 2022 19:14:0 WIB

Perkiraan uang penjualan pembuat chip TSMC, persaingan melambat Ekonomi
Jumat, 7 Oktober 2022 19:44:54 WIB

Mentan-Menkeu G20 & Bank Dunia Kumpul di AS, Cari Solusi Atasi Krisis Pangan Ekonomi
Rabu, 12 Oktober 2022 9:9:53 WIB

Lebih dari Setengah Mobil Baru akan Menggunakan Listrik pada Tahun 2025 Ekonomi
Kamis, 13 Oktober 2022 21:21:32 WIB

Tibet Melihat Pertumbuhan Pengeluaran Konsumsi Tahunan Dua Digit Ekonomi
Kamis, 13 Oktober 2022 21:23:14 WIB

Gara-gara Hujan, Petani Risau Harga Cabai dan Beras Naik Ekonomi
Sabtu, 15 Oktober 2022 8:37:6 WIB

PLN: Infrastruktur Listrik Kereta Cepat Rampung Juni 2023 Ekonomi
Sabtu, 15 Oktober 2022 8:43:54 WIB

Antisipasi Resesi Gelap, Sandiaga Uno: Perkuat UMKM dan Kolaborai Ekonomi
Minggu, 16 Oktober 2022 18:8:23 WIB

Huawei akan mendirikan pusat layanan cloud Eropa pertama di Irlandia Ekonomi
Kamis, 20 Oktober 2022 10:1:4 WIB

14 Negara Tandatangani 100 Kerja Sama Dagang dengan Indonesia Ekonomi
Kamis, 20 Oktober 2022 15:36:8 WIB

Sri Mulyani Pede Ekonomi RI Tembus 5,5 Persen pada Kuartal III 2022 Ekonomi
Sabtu, 22 Oktober 2022 11:45:9 WIB
