Senin, 20 Februari 2023 9:27:47 WIB
Tiongkok dan Jepang sepakat membicarakan keamanan, pertama sejak 2019
International
Endro

Wang Yi bertemu dengan Menteri Luar Negeri Jepang Yoshimasa Hayashi selama Konferensi Keamanan Munich pada 18 Februari 2023. Foto: Kementerian Luar Negeri Tiongkok
BEIJING, Radio Bharata Online – Tiongkok dan Jepang telah sepakat untuk mengadakan pembicaraan keamanan untuk pertama kalinya sejak 2019 pada hari Rabu, setelah diplomat senior Tiongkok Wang Yi, bertemu dengan Menteri Luar Negeri Jepang Yoshimasa Hayashi selama sekitar 50 menit, dalam Konferensi Keamanan Munich pada hari Sabtu.
Para ahli mengatakan, dialog tersebut mengirimkan sinyal bahwa kedua negara berusaha menstabilkan hubungan bilateral, dengan mencegah eskalasi situasi keamanan serius yang ada. Meskipun akan mencakup topik yang luas, masalah Taiwan kemungkinan akan menjadi prioritas Tiongkok, mengingat serangkaian kata-kata dan perbuatan provokatif Jepang atas masalah tersebut.
Menurut Kementerian Luar Negeri Jepang, Menteri Hayashi dan Diplomat Wang Yi, menyambut baik bahwa Jepang dan Tiongkok telah sepakat untuk mengadakan Dialog Keamanan, Konsultasi Jepang-Tiongkok antara Otoritas Diplomatik, dan Konsultasi Kemitraan Ekonomi Jepang-Tiongkok minggu depan, dan menegaskan bahwa mereka akan melanjutkan komunikasi yang erat di semua tingkatan, termasuk di tingkat pemimpin dan menteri luar negeri.
Media Kyodo melaporkan, terakhir kali Tiongkok dan Jepang mengadakan dialog keamanan adalah di Beijing pada Februari 2019.
Dialog tersebut dilakukan saat Jepang mengikuti penahanan geopolitik AS terhadap Tiongkok, termasuk peningkatan kekuatan pertahanan, blokade industri berteknologi tinggi terhadap Tiongkok yang mencakup semikonduktor, dan pernyataan yang lebih provokatif terkait dengan masalah Taiwan.
Pembicaraan tidak akan memberikan solusi segera untuk masalah lama dan baru yang sulit diselesaikan antara Tiongkok dan Jepang, tetapi mereka akan mempromosikan rasa saling percaya, dan menyediakan platform untuk mengelola perbedaan, dan mencegahnya meningkat menjadi konflik. (Global Times)
Komentar
Berita Lainnya
Politisi Jerman Kritik Parlemen Eropa karena Tetap Operasikan Dua Kompleksnya di Tengah Krisis Energi International
Jumat, 7 Oktober 2022 8:37:55 WIB

Patung Kepala Naga dari Batu Pasir Berusia Ratusan Tahun Ditemukan di Taman Angkor Kamboja International
Jumat, 7 Oktober 2022 16:2:20 WIB

Tiga Ekonom Internasional Raih Hadiah Nobel Ekonomi 2022 International
Selasa, 11 Oktober 2022 12:41:19 WIB

Peng Liyuan serukan upaya global untuk meningkatkan pendidikan bagi anak perempuan International
Rabu, 12 Oktober 2022 8:34:27 WIB

Sekjen PBB Serukan Cakupan Sistem Peringatan Dini Universal untuk Bencana Iklim International
Sabtu, 15 Oktober 2022 8:59:46 WIB

Jokowi Puji Kepemimpinan Xi Jinping: Dekat dengan Rakyat, Memahami Betul Masalah yang Dihadapi Rakyat International
Senin, 17 Oktober 2022 13:29:21 WIB

Forum Pangan Dunia ke-2 Dibuka di Roma International
Selasa, 18 Oktober 2022 23:8:41 WIB

Australia Janji Pasok Senjata Buat Indonesia International
Jumat, 21 Oktober 2022 9:11:43 WIB

AS Pertimbangkan Produksi Senjata Bersama Taiwan International
Sabtu, 22 Oktober 2022 9:6:52 WIB

Pemimpin Sayap Kanan Giorgia Meloni Jadi PM Wanita Pertama Italia International
Sabtu, 22 Oktober 2022 11:57:58 WIB

Krisis Di Inggris Membuat Jutaan Warga Sengaja Tidak Makan Biar Hemat International
Minggu, 23 Oktober 2022 7:54:8 WIB

Gunung Kilimanjaro di Tanzania Dilanda Kebakaran International
Minggu, 23 Oktober 2022 15:24:53 WIB

Para Pemimpin Negara Ucapkan Selamat atas Terpilihnya Kembali Xi Jinping International
Senin, 24 Oktober 2022 11:47:39 WIB

Menlu ASEAN Akan Gelar Pertemuan Khusus di Indonesia Bahas Myanmar International
Senin, 24 Oktober 2022 16:57:17 WIB

Konser di Myanmar Berubah Menjadi Horor Saat Serangan Udara Militer Tewaskan Sedikitnya 60 Orang International
Selasa, 25 Oktober 2022 10:2:29 WIB
