Sabtu, 8 Mei 2021 0:49:51 WIB

Larangan Mudik Lokal di Jabodetabek Dinilai Sulit Dikendalikan
Tiongkok

Bagas Sumarlan

banner

Foto: Ilustrasi (Ari Saputra/detikcom)

Pemerintah menetapkan larangan mudik lokal untuk wilayah aglomerasi Jabodetabek. Namun, keputusan ini dinilai sulit untuk mengendalikan warga Jabodetabek agar tidak mudik lokal.

\r\n\r\n

Epidemiolog Griffith University Dicky Budiman mengatakan sulit membatasi warga agar tidak mudik lokal jelang Lebaran yang kiat dekat. Apa lagi, kata Dicky, warga Jabodetabek sudah menilai adanya warga yang bisa lolos mudik ke luar daerah.

\r\n\r\n

"Sangat sulit ya untuk membatasi ini ya, apa lagi ini sudah mendekati Lebaran ditambah lagi mereka sudah melihat 'oh sebetulnya yang mudik sudah banyak nih', luar kota sudah banyak sekali, ditahan itu kan. Nah ini tentu menimbulkan semangat lain ya apa lagi dalam konteks lokal, mudik lokal," kata Dicky kepada wartawan, Jumat (7/5/2021).

\r\n\r\n

Menurut Dicky, saat ini yang terpenting bukanlah soal melarang mudik lokal warga Jabodetabek, namun membatasi mobilitas pergerakan warga ke luar rumah. Warga Jabodetabek, menurut Dicky, akan tetap nekat mudik lokal jika mobilitasnya keluar rumah tidak dibatasi.

\r\n\r\n

"Jadi yang harus kita pahami ini bukan masalah melarang mudik dan intinya itu adalah membatasi pergerakan, mau jauh atau dekat, sebetulnya situasi Indonesia kan dalam situasi serius nih, ancamannya semakin serius, sehingga harus membatasi mobilisasi interaksi itu. Nah apa lagi bicara Jabodetabek itu kan epicenter, sudah lama. Jadi kalau di dalam itu tidak ada pembatasan ya kita tidak mengurangi potensi itu, yang artinya tetap terjadi dan yang terjadi skenario perburukan itu tetap berlangsung," ujar Dicky.

\r\n\r\n

Namun, Dicky memahami posisi sulit saat ini yang terbilang cukup kompleks. Dicky menyarankan agar pemerintah menyiapkan mitigasi jika adanya lonjakan kasus COVID-19 pasca-Lebaran dengan meningkatkan tracing dan testing.

\r\n\r\n

"Nah namun saya memahami ini sulit, kompleks sekali untuk membatasi ini, sehingga yang harus dilakukan sebetulnya yang mitigasi sekarang itu. Salah satunya ada pada respons ya, antisipasi, memperbanyak fasilitas atau testing, fungsi tracing ditingkatkan, kemudian buat dari sekarang aturan ketika pasca-Lebaran ini, bahwa bagaimana di dalam format PPKM ini ada peningkatan 3T nya, testing tracing-nya," ucap Dicky.

\r\n\r\n

"Termasuk siapkan fasilitas isolasi karantina yang kalau bisa dikendalikan pemerintah, supaya efektif, itu yang saat ini realistis ya, kalau batasin itu sudah sulit ya sekarang," imbuhnya.

\r\n\r\n

Mudik lokal di kawasan aglomerasi, termasuk Jabodetabek, sebelumnya resmi dilarang. Pemerintah pun menjelaskan secara rinci soal pelarangan mudik itu.

\r\n\r\n

"Mohon dipahami bahwa SE Satgas no 13/2021 adalah tentang Peniadaan Mudik. Jadi yang dilarang adalah mudik," kata juru bicara Satgas COVID-19, Wiku Adisasmito, kepada wartawan, Kamis (6/5).

\r\n\r\n

"Mengapa Mudik dilarang? Karena mudik itu digunakan untuk silaturahmi secara fisik. Pertemuan fisik antar keluarga, handai taulan tidak mungkin tidak bersentuhan tubuh melalui salaman, salim, cipika cipiki, atau berpelukan. Virus COVID ini menular melalui sentuhan, tidak menjalankan 3M secara disiplin dan konsisten," sambungnya.

\r\n\r\n

Wiku menerangkan kebijakan ini sebagai langkah pemerintah untuk melindungi masyarakat agar tak tertular COVID-19. Wiku menyebut saat ini ada dua bahaya yang mengancam.

\r\n\r\n

"Pertama adalah sirkulasi varian virus mutasi dari luar negeri yang berpotensi lebih berbahaya. Kedua, masyarakat ingin bersilaturahmi fisik dengan mudik. Kami tidak ingin terjadi seperti keadaan di India," kata Wiku.

\r\n\r\n

https://news.detik.com/berita/d-5562557/larangan-mudik-lokal-di-jabodetabek-dinilai-sulit-dikendalikan/2

Komentar

Berita Lainnya