Senin, 24 Mei 2021 4:35:38 WIB
Utang Rp70 T Garuda Bakal Pangkas Setengah Armada Pesawat
Tiongkok
Kinar Lestari
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk dikabarkan berencana memangkas jumlah armada pesawat mereka dari sekitar 142 pesawat menjadi 70 pesawat.(ANTARA FOTO/MUHAMMAD IQBAL).
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk dikabarkan akan memangkas jumlah armada pesawat mereka dari sekitar 142 pesawat menjadi 70 pesawat. Hal ini terjadi karena bisnis perusahaan tertekan dampak pandemi covid-19 dan tumpukan utang Rp70 triliun.
Kabar ini muncul ke publik saat rekaman pidato Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra kepada jajaran karyawan bocor ke Bloomberg. Dalam rekaman tersebut, Irfan menyatakan perusahaan perlu merestrukturisasi bisnis secara penuh dengan pengurangan armada.
"Kami harus melalui restrukturisasi yang komprehensif. Kami memiliki 142 pesawat dan perhitungan awal kami tentang bagaimana kami melihat pemulihan ini telah berjalan, kami akan beroperasi dengan jumlah pesawat tidak lebih dari 70," ujar Irfan, seperti dikutip dari Bloomberg pada Senin (24/5).
Saat ini, Garuda hanya mengoperasikan sekitar 41 pesawat akibat pandemi. Perusahaan pelat merah itu tak bisa menerbangkan lebih banyak armada karena pembayaran belum dilakukan kepada perusahaan leasing. Namun hal ini hanya berlaku untuk layanan penerbangan Garuda saja, tidak termasuk anak usahanya, Citilink Indonesia.
Selain karena soal pembayaran leasing yang tertunda, maskapai negara itu juga tengah terlilit utang mencapai US$4,9 miliar atau setara Rp70 triliun. Utang itu akan meningkat lebih dari Rp1 triliun per bulan karena terus menunggak pembayaran.
Arus kas perusahaan juga tercatat negatif. Sementara ekuitas atau modal minus Rp41 triliun. Ia mewanti-wanti bahwa kondisi ini bisa membuat bisnis perusahaan berhenti di tengah jalan bila langkah restrukturisasi gagal.
CNNIndonesia.com telah berusaha mengonfirmasi secara langsung ke Irfan atas kabar itu. Namun, hingga berita ini diturunkan, Irfan belum juga membalasnya.
Sebelumnya, Garuda Indonesia mengumumkan penawaran pensiun dini bagi karyawannya. Hal ini merupakan kebijakan dalam rangka mengefisienkan biaya operasional maskapai.
Tercatat BUMN penerbangan itu memiliki 15.368 karyawan. Jumlahnya tak sepadan dengan volume penerbangan yang justru anjlok hingga 66 persen sejak 2020 lalu.
Komentar
Berita Lainnya
Produsen kereta api Tiongkok, CRRC Changke Co., Ltd. membuat generasi baru kereta antarkota hibrida di Tiongkok pada Minggu (2/10). Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 14:26:6 WIB

Wakil Duta Besar Tiongkok untuk PBB Geng Shuang pada hari Jumat 30 September lalu mengatakan Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 14:48:4 WIB

Petani di wilayah Changfeng Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 14:51:7 WIB

Pembalap Formula 1 asal Tiongkok Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 15:19:35 WIB

Tiongkok mendesak AS untuk mengakhiri kekerasan polisi terhadap orang kulit hitam Amerika selama sesi PBB Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 16:45:29 WIB

Pemasangan Atap Beton Pertama Terowongan Jalan Raya Terpanjang di Provinsi Jiangsu Tiongkok Telah dimulai Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 17:25:54 WIB

Tiongkok ingin mengoptimalkan struktur ekonomi negara Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 17:30:30 WIB
