BEIJING, Bharata Online - Presiden Tiongkok Xi Jinping pada hari Senin mendesak upaya untuk menjadikan Museum Istana sebagai basis pendidikan utama untuk menumbuhkan patriotisme dan jendela penting bagi dunia untuk lebih memahami peradaban Tiongkok dan bangsa Tiongkok.

Xi, yang juga sekretaris jenderal Komite Sentral Partai Komunis Tiongkok (PKT) dan ketua Komisi Militer Pusat, menyampaikan pernyataan tersebut saat mengunjungi pameran yang menandai peringatan 100 tahun berdirinya Museum Istana di Beijing.

Pameran bertema "Satu Abad Pengelolaan: Dari Kota Terlarang hingga Museum Istana" ini menampilkan 200 set peninggalan budaya dan dokumen, termasuk mahakarya kaligrafi dan lukisan, serta artefak perunggu dan giok, yang menunjukkan perkembangan museum.

Xi mendengarkan dengan saksama penjelasan selama kunjungan dan berhenti sejenak untuk mengamati relik dan menanyakan rincian yang relevan.

Memuji Museum Istana sebagai ciri khas peradaban Tiongkok, Xi mengatakan museum harus meneruskan tradisi baiknya, berpegang teguh pada prinsip bahwa peninggalan budaya adalah milik rakyat dan melayani rakyat, serta bekerja lebih keras untuk melindungi, memulihkan, dan memanfaatkan peninggalan budaya dengan sebaik-baiknya.

Cai Qi, anggota Komite Tetap Biro Politik Komite Sentral PKT dan anggota Sekretariat Komite Sentral PKT, juga mengunjungi pameran tersebut.

Pada tanggal 10 Oktober 1925, Kota Terlarang, kompleks bertembok luas yang dulunya berfungsi sebagai istana kekaisaran Cina, dibuka untuk umum untuk pertama kalinya, bersama dengan koleksi seni kekaisaran yang tak ternilai harganya, menandai berdirinya Museum Istana. [CGTN]