Kamis, 12 Januari 2023 9:53:39 WIB
Deklarasi bersama UE dan NATO 'mencerminkan bias dan arogansi terhadap Tiongkok'
International
Endro

Eropa sangat terpecah karena NATO penghasut perang Ilustrasi: Liu Rui/GT
BEIJING, Radio Bharata Online – Uni Eropa (UE) dan NATO pada hari Selasa (10/01) menandatangani deklarasi bersama, yang secara khusus membahas apa yang disebut tantangan dari Tiongkok. Deklarasi tersebut mengungkapkan bias dan arogansi UE dan NATO terhadap persepsi Tiongkok yang sangat ditentang.
Juru bicara misi Tiongkok untuk UE pada hari yang sama, dengan tegas menentang tuduhan yang tidak masuk akal dan mentalitas perang dingin dalam deklarasi bersama.
Dia mengatakan, saat ini dunia sedang menghadapi banyak tantangan serius, dan sebaiknya mengesampingkan obsesi geopolitik dan ideologis, dan bekerja sama untuk mengatasinya. Juru Bicara Tiongkok berharap, NATO dan UE akan meninggalkan mentalitas Perang Dingin, mendasarkan pandangan mereka pada fakta, melihat perkembangan Tiongkok secara rasional dan objektif, dan berbuat lebih banyak untuk berkontribusi pada perdamaian dan stabilitas regional dan dunia.
Seorang Pakar Tiongkok kepada Global Times mengatakan, NATO dan UE membawa kemitraan mereka ke tingkat yang baru, yang mencerminkan eskalasi berbahaya lainnya dalam pemikiran konfrontasi blok.
Selain menyebutkan tantangan dari Tiongkok, pernyataan bersama itu juga membuat beberapa referensi tentang ancaman Rusia terhadap keamanan regional, dan NATO serta UE bertekat untuk melawan.
Namun pengamat melihatnya lebih sebagai pesan politik daripada mengambil tindakan.
Deklarasi Selasa lalu adalah deklarasi bersama ketiga antara NATO dan UE setelah 2016 dan 2018.
Dengan mengutip pernyataan seorang pejabat UE, Media Prancis AFP melaporkan bahwa deklarasi kali ini lebih politis daripada yang sebelumnya.
Dalam deklarasi tersebut, NATO dan Uni Eropa berjanji untuk "memobilisasi lebih lanjut perangkat gabungan yang mereka miliki, baik itu politik, ekonomi atau militer," untuk mengejar tujuan bersama. (Global Times)
Komentar
Berita Lainnya
Politisi Jerman Kritik Parlemen Eropa karena Tetap Operasikan Dua Kompleksnya di Tengah Krisis Energi International
Jumat, 7 Oktober 2022 8:37:55 WIB

Patung Kepala Naga dari Batu Pasir Berusia Ratusan Tahun Ditemukan di Taman Angkor Kamboja International
Jumat, 7 Oktober 2022 16:2:20 WIB

Tiga Ekonom Internasional Raih Hadiah Nobel Ekonomi 2022 International
Selasa, 11 Oktober 2022 12:41:19 WIB

Peng Liyuan serukan upaya global untuk meningkatkan pendidikan bagi anak perempuan International
Rabu, 12 Oktober 2022 8:34:27 WIB

Sekjen PBB Serukan Cakupan Sistem Peringatan Dini Universal untuk Bencana Iklim International
Sabtu, 15 Oktober 2022 8:59:46 WIB

Jokowi Puji Kepemimpinan Xi Jinping: Dekat dengan Rakyat, Memahami Betul Masalah yang Dihadapi Rakyat International
Senin, 17 Oktober 2022 13:29:21 WIB

Forum Pangan Dunia ke-2 Dibuka di Roma International
Selasa, 18 Oktober 2022 23:8:41 WIB

Australia Janji Pasok Senjata Buat Indonesia International
Jumat, 21 Oktober 2022 9:11:43 WIB

AS Pertimbangkan Produksi Senjata Bersama Taiwan International
Sabtu, 22 Oktober 2022 9:6:52 WIB

Pemimpin Sayap Kanan Giorgia Meloni Jadi PM Wanita Pertama Italia International
Sabtu, 22 Oktober 2022 11:57:58 WIB

Krisis Di Inggris Membuat Jutaan Warga Sengaja Tidak Makan Biar Hemat International
Minggu, 23 Oktober 2022 7:54:8 WIB

Gunung Kilimanjaro di Tanzania Dilanda Kebakaran International
Minggu, 23 Oktober 2022 15:24:53 WIB

Para Pemimpin Negara Ucapkan Selamat atas Terpilihnya Kembali Xi Jinping International
Senin, 24 Oktober 2022 11:47:39 WIB

Menlu ASEAN Akan Gelar Pertemuan Khusus di Indonesia Bahas Myanmar International
Senin, 24 Oktober 2022 16:57:17 WIB

Konser di Myanmar Berubah Menjadi Horor Saat Serangan Udara Militer Tewaskan Sedikitnya 60 Orang International
Selasa, 25 Oktober 2022 10:2:29 WIB
